Jangan lupa utamakan membaca Al-Quran dan Al-Hadits ya kawan-kawan ☺️🙏
***Madura, 2022
***
Malam ini indah, sang bagaskara naik dengan megah. Gemintang bertabur. Angin sepoi seolah datang berhambur. Aroma melati, hujan mekar bunga jati menambah kesyahduan malam yang mencumbui para penduduk bumi.Adalah aku, manusia paling bahagia. Bukan sebab semesta sedang memamerkan indahnya, namun karena dia. Dia yang kedua manik matanya kini sedang menatapku sayu. Dia yang jemarinya sedang kugenggam syahdu. Dia yang sepanjang hari memberiku candu yang menggebu. Namun curang, dia selalu menyiakanku di ruang rindu.
Raganya kugenggam erat, namun hatinya hilang tak bisa kujerat.“Mas, monggo, saya halal untuk panjenengan!” Seketika, jiwaku hilang. Menatapnya malam ini membuatku seolah melayang. Istri sahku ridha, dia mempersilahkan aku memetik hak-ku sebagai seorang suami. Setelah sekian lama aku terdiami.
Ragu, kudekatkan perlahan wajahku. Dia terpejam, deru napasnya tak karuan. Dia terlihat pasrah. Tak seperti malam-malam sebelumnya yang penuh amarah. Aku menemukan jiwa istriku yang sesungguhnya. Dia begitu indah. Bersamanya aku tenang, menatapnya sungguh damai.
Litaskunu ilayha, waja’ala baynakum mawaddatan warahmah.
Dan sungguh, jika kehalalan seindah ini, lantas mengapa banyak yang memilih jalan haram sebagai penghibur diri?
“Lora Aufar!”
Terdengar sebuah teriakan dari kejauhan. Mataku terbuka, begitu pun istriku, Aina.
Dari kejauhan, terlihat obor menyala-nyala. Aroma minyak tanah mulai menguar di mana-mana. Beberapa kang santri berbaju putih sedang mencari-cari keberadaanku dan Aina.Aku segera menarik tubuh Aina ke dalam pelukan. Di dalam semak belukar, kusembunyikan tubuhku dan Aina yang sewaktu-waktu bisa mereka temukan.
Kulihat tubuh Aina bergetar. Keringat dingin mulai bercucuran. Aina seolah kehilangan kesadarannya. Kedua bola matanya seketika kosong. Entah mungkin memori masa lalunya kembali datang. Aku tidak paham.“Lora Aufar, panjenengan di mana?!” Teriakan itu kembali kudengar.
“Jangan! Jangan bakar rumahku lagi! Jangan lempari rumahku lagi! Jangan lagi hina kami! Jangan lagi sakiti kami! Sudah cukup, sudah cukup! Aku mohon!”
Aina menggenggam jemari, seraya menggigitnya. Air matanya tumpah. Ia meringkuk. Tubuhnya yang mungil terlihat menggigil. Deru napasnya mulai kasar. Aku memeluknya erat. Memberikan rasa nyaman agar dia tenang.
“Di sana! Dia ada di sana!” Sebuah teriakan begitu dekat. Membuat nyala obor semakin terlihat.
Mendadak, tubuhku terasa oleng. Kulihat kedua retina Aina berkaca-kaca. Tubuhnya menggigil hebat. Kedua lengannya memelukku erat. Perlahan kesadaranku mulai tumbang. Semua terasa gelap, tubuhku tak lagi bisa bergerak.
“Ainaa larii! Ayo kita lari bersama! Sama seperti semasa kita kecil dulu pernah bergenggaman bersama. Kita pernah tertawa bersama. Mari, kita cari tanah surga kita. Kita hidup bahagia di sana, tanpa lagi harus ada bayang-bayang liang neraka!”
NOVEL Lima bidadari yang terusir kembali hadir ☺️
Adakah yang menunggu?
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMA BIDADARI YANG tak TERUSIR
Teen FictionSINOPSIS Salaamun Qaulam-Mir-Rabbir-rahiim, salam cinta teruntuk para penghuni surga dari Sang Maha Cinta. Jika para Bidadari adalah lambang perhiasan surga, lantas mengapa mereka harus tinggal di liang neraka? Dosa apa yang telah mereka perbuat. Ke...