Bab 6: Cacian dan hinaan

117 20 1
                                    

"Benar, aku adalah Atheist" jawab Bella dengan santai yang membuat mereka sangat-sangat terkejut, namun matanya menatap tajam kepada mereka, "apa kalian membenci ku setelah ini?" Tanya nya sembari membersihkan tumpahan kentang rebus nya namun dijawab berupa gelengan oleh Agnes.

"Tidak, hanya terkejut saja" ucap Agnes, "hanya tak menyangka saja, untuk apa kami membencimu"

"Benar, biasanya Atheist itu banyak yang bilang teroris tapi... aku yakin kau orang baik-baik, asalkan kau jangan menganggu agama kami" timpal Meggy.

Joe mengangguk setuju. "Kau adalah teman kami bahkan senior kami, saling membenci itu tidak baik, aku juga memiliki tetangga seperti diri mu dan ya kami berteman tanpa adanya saling membenci"

Bella hanya tersenyum kecil, rupanya teman nya ini tidak membencinya walau dirinya Atheist tapi mereka tetap mau berteman dengan nya.

.

Namun itu tak berlaku disini, sekarang ia sedang berjalan menuju ke apartemen nya, semua pejalan kaki disini menatap rendah kepada nya ataupun dengan sengaja menendang kakinya hingga ia hampir terjatuh, pelaku penendang kakinya itu hanya tersenyum sinis yang mana Bella membalasnya dengan tatapan sinis pula.

Hari Minggu merupakan dimana hari ia libur, makanya untuk menghabiskan hari Minggu nya ini dimana ia habiskan untuk jalan-jalan mengelilingi kota Amsterdam dengan berjalan kaki, tanganya memegang tas jinjing oranye, tas yang dirajut oleh neneknya sendiri yang mana Bella sangat menyayangi tas ini dan satu-satunya kenangan manis dari neneknya.

Mencoba melupakan perlakuan mereka itu dan ia menenangkan diri, ayolah hari minggu ini waktunya ia bersenang-senang bukan malah memikirkan hal yang membuat gadis itu sedih. Lupakan saja mereka.

Tempat yang akan ia tujui sekarang adalah sebuah Universitas terpandang di Belanda, saat masa SMA dulu ia bercita-cita suatu hari nanti akan sekolah disini namun itu seketika cita-citanya dirusak oleh keadaan ekonomi, menyisihkan uang dari hasil bekerja nya belum cukup. Untuk masuk nya saja harus dengan biaya yang cukup tinggi.

Di umurnya yang 25 tahun itu ya bisa dikatakan sudah cukup dewasa dan pantas untuk menikah, namun ia lebih memilih kata hatinya untuk hidup sendiri dan ya dia sebatang kara, terus hidup sendiri hingga akhir hayatnya.

Kakinya yang lelah dan tidak memungkinkan untuk jalan kembali ia pun memilih untuk duduk di halte bukan karena menunggu bis tetapi beristirahat karena lelah. Menunggu hingga pegal-pegal di kakinya menghilang kemudian ia melanjutkan jalan nya kembali, sebelum rencana itu dilakukan dengan lancar Bella terpaksa harus menerima perlakuan kasar dari orang-orang disini.

"Hei pergi kau dasar Atheist!" Hina wanita paruh baya itu kepada Bella, gadis itu hanya menurut dan mempersilahkan wanita paruh baya itu duduk.

Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya menuju ketempat lain, sial rasa pegal nya masih terasa di kakinya dan belum kunjung sembuh, matanya menatap wanita itu dengan sorot mata kebencian.

"Lihat! Iih teroris!" Hina salah satu pejalan kaki saat melihat Bella.

Disini semua orang sudah tau kalau Bella ini seorang Atheist, mereka menghina dan menganggap bahwa Bella seorang teroris, namun Bella tetap diam dan tetap mempertahankan status-nya bahwa ia seorang Atheist, ia tak peduli walau sepasang mata dan bibir mereka, menatap hingga mencela, pokoknya ia tak peduli.

Terus berjalan dan matanya melihat adanya sebuah mansion yang membuat nya sangat kagum, kemewahan dari aksitektur bangunan menambahkan kesan indah tersendiri, bergaya abad 19 menjadi terasa seperti pada zaman kerajaan. Ia pun mengambil sebuah kamera dari tasnya, dan pada saat hendak memfoto bangunan itu seorang anak muda memakai skateboard menabrak Bella hingga kamera itu pecah dan rusak.

Tentu Bella sangat sedih melihat kameranya yang sudah pecah, hancurlah sudah kamera miliknya sebagai barang berharga kedua setelah tas jinjingnya ini. Kamera ini sudah menemaninya sejak 5 tahun lamanya dimana ia menyisihkan uang kerjanya untuk membelikan kamera ini.

Anak yang menabraknya itu bukan nya meminta maaf namun dengan kurang hajarnya mengejek Bella yang mana itu membuat dirinya sangat kesal. "Dasar buta! Atheist! Kafir! Teroris!" Hina anak itu dan setelah mengejek dia melemparkan sebuah botol kosong kearahnya dan jangan lupakan skateboard nya itu menginjak sepatu bodong nya "dasar perempuan brengsek!" Hinanya lagi. 

Bella mengusap-ngusap debu dan mengambil serpihan kaca kamera itu, ia ragu apakah benda yang dipegangnya ini bisa diperbaiki atau tidak, bersusah payah ia menabung dulu namun malah berakhir seperti ini.

Tanpa sadar akan posisinya itu ia menghalangi pejalan kaki disini, sibuk memandangi kamera nya yang sudah rusak itu malah mendapatkan dorongan dari pejalan kaki lain ya akibatnya Bella terjatuh dan orang yang menabrak nya hanya memandang rendah.

"Hei Atheist, pergi sana!" Hina orang itu.

Bella pun lagi-lagi menurut dan mematuhi perintah mereka, disini Bella hanya diam tanpa melawan mereka, bukan nya takut namun ia hanya tak ingin mencari keributan disini pastilah Bella yang semakin disalahkan oleh mata masyarakat jadi ia memilih untuk diam saja.

Gadis itu pergi menuju ketempat lain, dia memilih pergi untuk ketempat duduk dan disana ada sepasang anak-anak remaja yang sedang merokok dan bermabuk-mabukan, pada awalnya Bella agak takut untuk duduk bersama mereka namun ia tak tahan lagi karena rasa pegalnya jadi terpaksa ia duduk bergabung bersama mereka.

"Permisi" Bella yang mencoba izin terlebih dahulu kepada mereka untuk duduk disebelah mereka.

"Hei perempuan kafir kau mau apa disini?! Pergi sana!" Usir salah satu perempuan berambut pirang dengan style gothic nya itu. "Kami tidak mau menerima orang seperti kau, paham!" Lanjutnya dengan menghina.

"Ku mohon, aku hanya numpang duduk sebentar setelah itu aku akan pergi, aku berjanji.." Bella yang memohon kepada sekelompok anak remaja itu.

"Tidak boleh, kami tidak mau menerima teroris seperti anda, paham?! Pergi sana! Jauh-jauh dari sini!" Kini gantian perempuan berambut keriting hitam panjang itu.

"Apa kalian tega mengusir ku? Ku mohon sebentar saja, ya..." lagi-lagi ia memohon "sebentar saja aku ingin istirahat"

"Hei brengsek! Kami sudah bilang kami tidak menerima teroris seperti kamu, pergi sana! Cari tempat yang lain! Dasar perempuan bodoh!" Anak laki-laki berambut hitam dan bertubuh kekar mendorong Bella hingga terjatuh, kejadian itu disaksikan banyak orang, bukanya ditolong namun mereka malah tambah menghina Bella.

"Perempuan Teroris, Atheist, orang seperti kamu harusnya sudah di basmi!"

"Ck, memalukan!"
"Dia pantas mendapatkan nya!"

Disisi lain ada salah satu perempuan berambut pirang menggunakan jaket tebal berwarna merah melihat ada orang bergerombol memperhatikan sesuatu yang mana hal itu membuat menarik perhatian nya.

I'AM ATHEISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang