Setelah sepi dan tertinggal Bella seorang diri gadis si pemakai jaket tebal menghampiri nya, sungguh tadi itu adalah kejadian memalukan yang menimpa nya ia diusir dan di pertontonkan oleh orang lain seperti tidak ada harga dirinya ia. Bella yang selalu di benci di mata masyarakat memilih untuk pergi menuju keapartemen nya dibandingkan ia meneruskan jalan-jalan nya, sudah muak bertemu dengan masyarakat disini yang memperlakukan ia dengan kasar.
Namun saat Bella berjalan dengan menghentak-hentak kan sepatu nya itu, gadis berjaket merah mengejarnya dan ingin menghampiri Bella lagi, sebelumnya memang ia menghampiri Bella juga tapi belum sempat mereka berbicara Bella sudah pergi duluan.
"Tunggu" ucap si gadis itu dengan memegang pundak Bella lalu Bella pun menoleh kearahnya.
"Ada apa?" Tanya Bella dengan nada dingin juga tatapan nya yang tajam mana hal itu membuat gadis dibelakangnya ini malah bergidik ngeri.
"Boleh kita berkenalan" tawar nya namun hanya dibalas berupa anggukan pelan oleh Bella,"baiklah kita duduk di bangku itu saja" ujarnya sambil menunjukan bangku panjang merah yang kosong.
Dan mereka pun mendudukan diri di bangku yang gadis itu maksudkan, disini Bella enggan membuka pembicaraan nya duluan, bukan karena ia takut atau malu lantaran Bella memang memiliki sifat kaku atau cool jadi terpaksalah gadis berjaket merah itu membuka pembicaraan nya.
"Kalau boleh tau siapa nama mu?" Tanya gadis itu," maaf, kalau boleh tau tadi itu ada apa?"
Bella memasang senyuman yang mana membuat gadis disebelahnya ini menautkan satu alisnya. "Namaku Bella" jawabnya pelan"kalau kau sendiri siapa?" Tanya nya balik.
"Nama ku Veronica salam kenal Bella" Veronica membalas senyuman Bella walau dengan senyuman kikuk.
"Tadi itu..." seketika raut wajahnya berubah menjadi sendu,"aku diperlakukan kasar oleh masyarakat disini" ujarnya pelan yang membuat Veronica sedih.
"Kenapa? Kau ada masalah?" Pertanyaan Veronica itu malah mendapatkan respon gelengan oleh Bella. "Lalu ada apa?"
"Karena aku seorang Atheist" jelasnya To The Point yang seketika membuat Veronica membulatkan matanya tak percaya. "Dan sekarang aku bertanya kepada mu, apakah kau membenciku sekarang?" Tanya Bella menatap Veronica yang menutupi mulutnya dengan telapak tanganya karena saking tidak percayanya. "Jika kau membenciku juga aku tidak mempermasalahkan nya" ujarnya santai dan tidak peduli.
Gelengan keras yang dilakukan Veronica, dan kedua pasang iris biru nya menatap onixy milik Bella. Helaan nafas keluar di bibir nya mencoba ia untuk tenang,"aku tidak membencimu" ujar Veronica," memang Atheist banyak di salah artikan, orang-orang disini sering mengartikan bahwa Atheist adalah teroris begitu"
Bella memijat-mijat pelipisnya, kepalanya terasa pusing memikirkan kejadian itu,"terkadang perlakuan mereka sebagai orang yang beragama menyimpang dari ajaran nya, dan kurasa orang Atheist pun jauh lebih baik" jelasnya namun secara tidak langsung membuat Veronica tersindir.
Gadis bermata biru muda itu mengerutkan alisnya menatap Bella sedangkan Bella merasa tak peduli, memang inilah realita nya 'bahkan orang Atheist pun jauh lebih baik' kata-kata itu membuat Veronica merasa tersindir dan tersinggung. "Jaga mulut mu!" Veronica menaikan meninggikan nada bicaranya, namun sekejab ia lagi-lagi menghela nafas dan berusaha sabar, baru saja bertemu namun ia sudah marah-marah dengan orang yang baru saja ia kenal, "tidak semuanya orang yang beragama seperti itu!" Belanya.
"Memang, orang yang beragama tidak semuanya seperti itu aku percaya, namun sepertinya itu 1:1000, jika orang itu memiliki agama yang ia anut dan agama mengajarkan kebaikan lantas mengapa mereka melakukan zina, bermabuk-mabukan, dan berjudi? Apakah itu yang diajarkan dari ilmu agama?" Tanya Bella jelas membuat Veronica tak berkutik.
Namun ia tak menyerah sampai situ saja, sebagai orang yang beragama tentu Veronica merasa tersindir akan Bella bicara begitu, ia melawan semua apa yang dikatakan Bella itu supaya mengerti, "Bella, kau hanya melihat sebagian saja, kau bisa menjumpai orang berbondong-bondong ke tempat ibadah mereka, jangan lihat sisi keburukan nya saja, lihat lah sisi baiknya" nasehat Veronica namun tampaknya Bella masih tidak mau kalah.
"Maafkan aku Veronica, semua disini tidak seperti omongan mu dan kenyataan itu memang menyakitkan, mengapa zaman dulu orang menyebar agama pun ada saling bunuh membunuh satu sama lain dan zaman sekarang aku sering mendengar istilah 'Islam Teroris' setiap wanita yang menggunakan hijab, ditarik dan dipermalukan di Amerika sana" ia pun kemudian tersenyum sinis."aku merasa kasian dengan perempuan disana, makanya aku selalu mempertahankan status ku sebagai seorang Atheist"ujarnya santai.
"Kau tidak akan tau Bella, jika kau beragama kau pasti akan mengetahui nya — "belum selesai bicara Bella malah memotong pembicaraan nya.
"Tidak usah repot-repot pindah agama pun aku sudah mengerti, aku lebih memilih menjadi Atheist dan mempercayai konsep hidup" potong Bella membuat Veronica semakin kesal.
"Jika kau beragama, kau pasti akan tau, tidak semua kenyataan seperti itu, omongan mu itu telah menyinggungku dan mungkin kalau kau beragama pasti merasa tersingung seperti ku" Bella hanya menjawabnya dengan memutar bola matanya bosan.
"Baiklah, aku akan mengetes dirimu melalui pertanyaan ku ini, ya kau memang benar namun hanya sedikit orang yang seperti itu, walau kita baru kenal namun ada pertanyaan ini yang mengganjal di benak ku"
1. Jika Tuhan menciptakan manusia maka siapa yang menciptakan Tuhan?
2. Mengapa Tuhan tidak menunjukan diri?
3. Mengapa Tuhan tidak semua orang beriman?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'AM ATHEIST
Teen FictionFransiska Arabella itulah namanya, semua orang memiliki kepercayaan dan keyakinan masing-masing kepada Tuhan mereka, agama diibaratkan sebagai petunjuk dan mengajarkan baik dan benar seperti yang diajarkan dari berbagai Alkitab, semua agama mengajar...