Jogja, 27 Oktober 2012
"Hujan yang turun itu hanya sekedar datang, atau sambil menitipkan sebuah pesan?"
Dwi Harfiah—yang lebih akrab di panggil Nek Fiah, seorang paruh bayah yang mendapatkan amanah untuk mengasuh dua orang anak berusia lima tahun sampai keduanya dewasa.
Kejadian itu dimulai pada saat anak sulung Nek Fiah melakukan poligami dan memilih untuk mempunyai dua istri. Istri pertama nya adalah seorang kembang desa yang dimana sedang mengandung bayi perempuan.
Sedangkan istri kedua nya telah melahirkan seorang bayi laki-laki tampan bernama Liam. Liam Baskara Yudha—salah satu cucu Nek Fiah yang menjadi korban atas keserakahan Ayah nya.
Saat Liam berusia lima tahun, dia di amanah kan kepada Nek Fiah. Karna Ayah Liam, yang adalah anak sulung dari Nek Fiah—akan pindah keluar negri bersama istri kedua nya.
Ibu Liam lebih memilih untuk menitipkan Liam kepada Nek Fiah alih-alih membawa Liam untuk ikut pindah keluar negri. Di sisi lain juga, Ayah Liam membiarkan istri pertama nya tinggal di Jogja sebatang kara bersama anak perempuan mereka yang seumuran dengan Liam.
Pada saat Liam di amanah kan, Nek Fiah sedang dalam kondisi sudah mengasuh satu bayi perempuan cantik bernama Nebula. Nebula Abrellian—cucu kedua Nek Fiah dari anak bungsu nya.
Rumah tangga orang tua Nebula gagal, menjadikan Nebula seorang korban sama seperti Liam. Ayah Nebula memilih untuk pergi, sedangkan Ibu Nebula yang merupakan anak bungsu dari Nek Fiah—dia memilih untuk menikah lagi dengan orang kaya dari kota sebelah dan meninggalkan Nebula bersama Nek Fiah.
Sejak itu lah, kedua sepupu itu tumbuh menjadi seperti seorang Kakak beradik. Sebagai anak yang sama-sama di tinggalkan, mereka tau caranya untuk memahami luka satu sama lain.
Nebula dengan Mas Liam nya, dan Liam dengan Mbul nya. Sampai dimana mereka berdua memasuki bangku sekolah dasar. Dan keduanya masih sama, masih saling menjaga satu sama lain.
Hingga akhirnya, mereka berdua bertemu dengan dua anak laki-laki yang mempunyai mata teduh. Dan satu laki-laki dengan sorot mata tajam.
Abigail Bramasta—anak laki-laki berkacamata dengan wajah polos dan tahi lalat kecil persis di bawah mata.
Lalu di sebelah nya ada anak laki-laki dengan slayer hitam di kepala. Langit Galaska Adiputra—nama tampan itu tertulis di nametag yang ia kenakan. Nebula menebak bahwa nama anak itu adalah Langit.
Disusul dengan si kutu buku, sebentar, kenapa kutu buku? Karna Nebula melihat dia selalu membaca buku tanpa memperdulikan sekitar nya.
Tapi tunggu, siapa nama anak laki-laki itu? Tidak ada nametag yang tertempel di baju nya. Apa Liam dan Nebula harus memanggil nya si kutu buku saja?
Menyadari seperti sedang di perhatikan, Abigail reflek menoleh ke kanan dan ke kiri. Seolah dengan mencari sorot mata yang mengganggu pergerakan nya.
Di tengah itu, Abigail menemukan sebuah pasang mata yang tertuju ke arah nya. Dia mencoba untuk mengeja nama yang tertempel di saku kiri baju dari sang pemilik pasang mata itu.
"Liam Baskara Yudha." eja nya sambil menelisik mengapa Liam tengah memperhatikan nya. Lalu Liam berdiri sambil mengajak Nebula untuk menghampiri Abigail yang sedang duduk bersama Langit dan si kutu buku?

KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUMPULAN LUKA
Teen FictionAda lima tokoh utama, yang masing-masing dari mereka jelas memiliki luka. Dan disini, mereka yang di sebut sebagai pemilik luka-akan menceritakan bagaimana cara mereka untuk tetap bertahan dan menoleransi segala luka yang datang. Perpisahan yang pa...