Kata Mas Api, jatuh cinta itu sekadarnya aja. Kalo kelebihan nanti begonya kayak Nala, kasihan otaknya ngerasa gak berguna karena dijadiin pajangan aja:(
_________________________
_________________________
_________________________Didalam kamar, Nala dan Ayla terlihat seru berduaan. Dengan berbagai macam aksesoris, Ayla memakaikan jepitan kecil bergambar bunga matahari pada rambut Nala. Sedangkan lelaki itu tampaknya pasrah saja menjadi boneka Ayla, asalkan gadis itu bahagia.
Ck, bucin emang.
Tunggu, bukan perihal bucin. Ini adalah sebuah hukuman atas apa yang dilakukan Nala kemarin sore saat menjemput Ayla, kesalahannya adalah tidak memakai celana.
Ayla yang tengah menunggu didepan gramedia sambil mengecek handphonenya, berulang kali menghubungi Mas Api. Tetapi dihadapannya berhenti sebuah motor vespa hitam dengan lelaki yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana kolor saja, apalagi bergambar frozen.
Beberapa orang disekitar memperhatikan keduanya, mereka mencoba menahan tawa melihat kelucuan itu. Sementara Nala tersenyum tanpa rasa bersalah, Ayla justru merasa malu atas kelakuan lelaki itu.
Dan keberadaan Nala disini adalah penebusan atas kesalahannya. Nala rela melakukan ini setelah Ayla memilih tidak berkomunikasi dengannya, Ayla mengabaikannya seharian, dan Nala tidak terbiasa dengan hal itu.
"Ahahaha lucuu tauuu," Ayla tertawa puas melihat penampilan Nala saat ini, dia senang ketika Nala selalu menuruti semua keinginannya. "Bentar deh Mbul, gue foto duluu."
Ayla segera mengambil beberapa jepret gambar, lalu menggantinya lagi dengan Nala yang ia kuncir satu, dipakaikan ikatan rambut strawberry diatasnya.
"Ihhh kayak pohon strawberry hihi, gemes banget sih Mbul," tangan Ayla mencubit pipi Nala saking gemasnya. Kalau boleh, Ayla ingin sekali mengigit pipi gembulnya saat ini juga.
Sejujurnya Nala malu, tapi melihat Ayla tak melunturkan senyumnya sedikit pun membuatnya mau tak mau hanya bisa diam saja.
Membiarkan gadis itu meskipun nanti berakhir dengan foto-foto Nala yang menjadi bahan ledekan teman-temannya.
"Udahan ah main dandan-dandanan nya," Nala hendak melepaskan ikatan rambutnya tetapi Ayla buru-buru mencekalnya.
"Jangan dicopot, udah nggak papa gitu aja lucu."
"Tapi Ay nanti kalo temen-temen lihat bakalan diketawain tauu."
Ditangkupnya pipi Nala dan tatapan lembut Ayla, membuatnya terdiam. "Ishh, nggak boleh ada yang ngetawain Mbul-nya gue! Kalo ada yang ngetawain gue geprek burung mereka!," ucap Ayla dengan wajah seriusnya.
Nala kicep karena perlakuan gadis itu, secara tidak langsung berhasil membuat jantung keduanya berdegup kencang, karena jarak yang sangat tipis diantara mereka.
"Iya iya. Yaudah sana mandi, katanya tadi gerah," Nala mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tawa kecil gadis itu kembali terdengar, dia menepuk jidatnya pelan. Niatnya itu mau mandi dan mengajak Nala malam mingguan, tapi dia malah asik sendiri memakaikan jepitan lucu kepada lelaki itu.
"Gue mandi dulu, lo jangan kemana-mana Mbul. Diem disini aja nggak papa kok!" Ayla segera berlari memasuki kamar mandi dan membawa pakaiannya kedalam, meninggalkan Nala yang terdiam diatas kasur.
Helaan nafas panjang terdengar sepeninggalan gadis itu. Nala memegang dadanya dan memejamkan mata sebentar. "Bisa jantungan gue lama-lama," ucap Nala pelan.
Pandangannya kini beralih pada cermin yang ada dimeja rias Ayla. Menatap pantulan dirinya yang masih dengan ikatan strawberry, hasil karya sang pujaan. Senyuman Nala terbit mengingat betapa senangnya Ayla terhadap rambut pohon strawberry buatannya ini. Membuat Nala enggan melepaskan perintilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophile | Lee Haechan
Roman pour Adolescentssiapa yang suka langit dan teman-temannya tapi justru kegiatannya sedikit terbatasi karena kekurangannya? siapa lagi kalau bukan Sastranala, dia yang suka nekat mengikuti Ayla kemana pun asal gadis itu bahagia. Padahal nyatanya, sering sekali Sastra...