Bukannya manusiawi ya kalau tiap manusia punya kesalahan? kenapa kamu gak bisa maafin aku, sedangkan Tuhan aja Maha Pemaaf.
__________________________
__________________________
__________________________Setelah menunggu Nala menyerahkan laporan pada dosen pembimbingnya, keduanya langsung pulang bersama.
Nala merasa belakangan ini Ayla tidak banyak bercerita kepadanya dan malam harinya gadis itu kembali bersuara tentang perasaannya terhadap lelaki bernama Markan.
"Bang, kan Kak Markan lagi di Bandung, ceunah si eta kangen sama urang. Ngajak ketemuan ditempat pertama kita ngedate dulu."
Nala sebenarnya muak mendengar soal Markan yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Dia muak mendengar betapa banyaknya usaha Markan untuk kembali mendekati Ayla. Dia tidak suka kalau pada akhirnya Markan lah pemenangnya. Dia merasa usahanya selama ini akan berakhir sia-sia, tapi dia selalu menutupi semua itu dengan mendukung apapun keputusan Ayla, serta memberi pembelaan bahwa kebahagiaan Ayla adalah kebahagiaannya juga.
"Kemaren kita ketemu setelah sekian lama." Ayla menyandarkan kepalanya pada bahu Nala, dengan tangan yang masih memegang cemilan. "Salah nggak sih kalau urang can bisa lupain si eta? Atau parahnya urang terima penjelasan pas si eta selingkuh?"
Nala berdeham pelan sebelum melirik Ayla tanpa minat. "Henteu salah kok, mungkin si Markan terlalu baik buat maneh lupain mereun Ay?"
Ayla mencebik mendengarnya. Markan mungkin mantan terindahnya yang sampai saat ini belum bisa Ayla lupakan sepenuhnya. Tetapi alasannya putus hubungan dengan Markan tentu saja sebuah hal menyakitkan yang tidak bisa dia lupakan.
"Lamun si eta orang baik, si eta nggak mungkin selingkuhin urang waktu itu atuh Bang."
Nala hanya bisa menghela nafas panjang. Bisa dia rasakan, sebrengsek apapun kelakuan Markan, Ayla akan selalu bisa menerima lelaki itu kapan pun dia mau. Karena bukan berarti satu kesalahan, Ayla bisa melupakan kebaikan lelaki itu sebelumnya.
"Lamun masih suka, naha teu diterima aja atuh tawaran balikannya?"
Ayla merubah posisinya menjadi duduk tegap, wajahnya tegang. Gadis itu melirik Nala dengan tatapan bertanya. "Apal dari mana kalau urang diajak balikan?"
"Teu penting tau dari mananya. Udah diterima belum tawarannya? Langka siah tawaran eta teh."
Ayla mendelikkan matanya mendengar godaan Nala. "Nggak ah, urang udah bahagia sama maneh juga," ucapnya.
Nala tertawa mendengarnya. "Jangan bohongin hati sendiri, Ay. Kalau emang masih suka nggak salah juga kasih Markan kesempatan lagi? Namanya manusia, pasti akan ada salahnya kan?" Kali ini Nala serius, bisa dia lihat dari mata gadis disampingnya ini bahwa gadis itu masih menyimpan hati pada mantan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophile | Lee Haechan
Novela Juvenilsiapa yang suka langit dan teman-temannya tapi justru kegiatannya sedikit terbatasi karena kekurangannya? siapa lagi kalau bukan Sastranala, dia yang suka nekat mengikuti Ayla kemana pun asal gadis itu bahagia. Padahal nyatanya, sering sekali Sastra...