Chapter 01

196 36 3
                                    

Haewon terlihat risau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haewon terlihat risau. Firasatnya mengatakan ada seseorang yang membuntutinya. Ia sudah merasa diikuti sejak beberapa hari lalu.

"Kau baik-baik saja?"

Haewon memegang dada kuat seusai menyadari bahwa orang dibelakangnya adalah Lily, roommate nya.

"Wajahmu terlihat pucat. Kau sakit?" tanya Lily. Tangannya bergerak meraba kening Haewon dan memastikan kondisi tubuhnya.

Haewon menggeleng cepat. "Aku baik-baik saja, sepertinya aku sedikit lelah karena tugas-tugas kuliah."

Lily menghela nafas lega. "Aku kira kau sakit karena semalam pulang larut malam dengan kondisi basah kuyup."

Ah, semalam ya. Semalam benar-benar mimpi buruk. Saat itu Haewon sedang mencari jurnal di perpustakaan hingga tidak menyadari waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Ia berniat pulang ke asrama yang jaraknya tidak terlalu jauh dari area kampus. Tanpa disangka di luar sedang hujan badai yang membuatnya mau tidak mau harus menunggu.

Haewon hendak kembali ke perpustakaan, menurutnya jika terjebak di kampus setidaknya ia bisa mencari jurnal. Sayang sekali ternyata penjaga perpustakaan sudah mengunci ruang perpustakaan.

Alhasil disinilah ia sekarang, berada di cafetaria kampus. Disini cukup sepi, hanya ada beberapa orang. Sepertinya orang-orang ini juga menunggu badai reda sama sepertinya.

Hampir satu jam berlalu namun badai belum juga reda. Jujur saja ia bisa dibuat mati kebosanan jika seperti ini.

Haewon baru menyadari bahwa tinggal dia seorang disini. Ia bahkan tidak menyadari sejak kapan orang-orang yang duduk dipojok tadi pergi.

Haewon mulai terganggu karena udara semakin dingin. Sialnya ia hanya memakai baju putih berlengan pendek dan celana jeans. Seharusnya Haewon sudah selesai kelas sejak siang hari tadi namun karena tugas mendadak dari dosen alhasil ia harus mencari berbagai referensi di perpustakaan.

"Kau....."

Haewon terkejut atas kehadiran seorang pemuda yang sudah berdiri dihadapannya. Pemuda itu berwajah rupawan dengan rahang tegas serta mata bulat yang membuat siapapun menatapnya dapat terjerat kedalam pesonanya.

"Kenapa kau masih disini? Kau mau mati?"

Suaranya begitu dingin seolah bisa membekukan sekitar. Dan jujur saja Haewon masih tidak memahami maksud pemuda itu. Bukankah menerobos badai merupakan hal buruk dan berbahaya? Justru disinilah tempat teraman sekarang.

"Di luar badai, tempat ini paling aman untuk berlindung." sahutnya.

DING DONG.....

DING DONG.....

Suara lonceng membuat Haewon nyaris terperanjat dari tempat duduk. Suara lonceng yang baru saja berkumandang terdengar menyeramkan. Sekilas ia dapat menangkap decihan si pemuda tampan.

Haewon terkejut! Tangannya diraih oleh pemuda itu dan dibawa kabur meninggalkan tas beserta buku yang masih berserakan di atas meja cafetaria.

"Lepas!!!" Haewon meronta meminta dilepaskan namun tidak digubris.

"Tidak ada pilihan lain lagi, maaf aku harus melakukannya."

Haewon hendak protes namun sebuah benturan ditengkuk membuatnya terlelap seketika.

"Maaf." Ia masih dapat mendengar kata itu meski sayup-sayup.

Matanya terbuka perlahan, Haewon segera bangun setelah menyadari apa yang baru saja terjadi. Ia ingin mengutuk dan memberikan sumpah serapah kepada pemuda yang membuatnya pingsan. Namun setelah disadari ternyata ia sudah tergeletak dibangku dekat asrama. Pemuda itu juga hilang entah kemana.

Haewon pun baru menyadari ada sebuah jaket hitam bertengger dipunggungnya. Sepertinya jaket ini milik pemuda tadi.

Bukan hanya jaket yang ia temukan, tas dan buku yang sempat tertinggal di cafetaria sudah berada disisinya.

Tbc.

MAIN CAST :

MAIN CAST :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh Haewon

Kang Taehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kang Taehyun

17/01/2023

Day and NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang