"HIKS TOLONG!!!!!!!"
Haewon menghentikan langkah dan berbalik untuk menolong wanita tua yang hendak dimangsa vampir.
"Jangan sakiti aku. Aku terlalu tua untuk menjadi santapanmu." ucap si wanita tua memohon untuk dibebaskan.
"Tidak masalah tua atau muda yang penting aku dapat meminum darah manusia. Hahaha— Aahhh!!! Mataku!!!"
Haewon tersenyum mengejek kala vampir itu merasa kesakitan setelah ia menyemprotkan spray ke matanya. "Enyahlah dasar vampir jelek!"
Gadis itu bergegas memapah si wanita tua. "Anda baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, terimakasih sudah menolongku, nak."
Dari seberang jalan Haewon mendapati Seeun melambaikan tangan dan berteriak memanggil namanya. "Haewon! Haewo—"
"T-tolong—" nafas Seeun tercekat.
Haewon tidak tega mendengar rintihannya. Terasa deja vu melihat vampir mencengkeram erat leher Seeun.
Entah bodoh atau berani, ia berlari menghampiri Seeun. Sementara Taehyun mengekor dibelakang tanpa mengetahui apa-apa.
Taehyun mencekal pergelangan tangan Haewon. "Jangan gegabah! Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"
"Dia temanku, aku harus menolongnya!"
"Jadi dia temanmu? Lihat, sepertinya dia sudah selamat."
Haewon mengikuti arah pandang Taehyun. Vampir tadi sudah menghilang dan digantikan oleh sosok Sangwon. Haewon refleks mencengkeram erat lengan Taehyun ketika Sangwon mendekatinya. Sekelebat bayangan di lift seketika menghantui.
"K-kau! B-bagaimana kau bisa dengan mudah mengusirnya?" Seeun menatap tak percaya Sangwon.
"Mereka anak buahku jadi mudah sekali mengusir mereka."
"K-kau vampir?" Pemuda itu, Sangwon, tersenyum simpul sebagai jawaban.
"Secepatnya kita harus mencari tempat aman. Tidak baik berada di sini." ujar Taehyun.
Sangwon memandang remeh Taehyun. "Apa kau tahu pria ini adalah vampir? Dia sudah membodohimu."
"Sudah tahu atau belum bukan urusanmu." Haewon menatapnya sengit. Justru dialah yang paling berbahaya.
•••
Haewon terkejut saat Yuna memeluknya erat. Raut wajahnya terlihat khawatir.
"Aku senang kau baik-baik saja. Baru saja aku melihat di berita ada banyak vampir membuat kerusuhan di kota."
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja." Yuna kembali memeluk erat dan Haewon pun balas memeluknya.
"Sekarang kau sudah aman, maka dari itu aku akan pergi."
Yuna mengangkat wajahnya dan mendapati sosok Taehyun berdiri dibelakang Haewon. Mata mereka bertemu, membuatnya sedikit salah tingkah.
"Ingat perkataanku, jangan asal membukakan pintu karena bisa jadi itu vampir." ucap Taehyun memperingati.
Lelaki itu membalikkan badan ketika ujung bajunya ditahan. "Hati-hati." lirih Haewon.
Taehyun tersenyum sekilas kemudian mengusap puncak kepala Haewon sebelum akhirnya menghilang.
"Kau yakin kalian hanya teman?" Pertanyaan Yuna membuat pikirannya kosong. Sebenarnya kita apa?
•••
Sudah dua minggu berlalu sejak malam itu. Dikutip dari berita, semalam vampir sudah berhasil menguasai pusat kota. Banyak korban berjatuhan baik dari pihak manusia maupun vampir.
"HAHAHAH KALIAN PARA MANUSIA AKAN MENDERITA SEPERTI KAMI YANG MENDERITA KARENA PERBUATAN KALIAN KEPADA PARA PENDAHULU KAMI."
Haewon mematikan layar televisi dan membuang remot ke sembarang arah. "Tidak masuk akal. Aku tidak akan mempercayainya."
"Aku harap demikian." sahut Yuna terlihat tidak semangat.
Haewon berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Ia mengambil soda dingin untuk mendinginkan kepalanya.
"Mau kemana?" tanya Yuna saat melihat Haewon mengambil sepasang sepatu di rak.
"Persediaan makanan kita habis, aku harus ke minimarket."
Mata Yuna membola. "Kau gila!? Keadaan dibawah sana pasti sangat parah dan banyak vampir yang ingin menyerang."
"Aku terpaksa melakukannya, jika tidak kita akan mati kelaparan." Keputusan Haewon sudah bulat, ia harus melakukan ini demi bertahan hidup.
"Aku tidak memaksamu untuk ikut, aku akan melakukannya sendiri. Tolong doakan aku." Haewon berlari secepat kilat. Yuna hendak mengejar namun gadis itu sudah menghilang bak ditelan bumi.
Haewon menuruni tangga, menurutnya menuruni tangga lebih aman daripada menggunakan lift. Di lift pasti banyak vampir mengerikan yang sedang menunggu para manusia untuk dijadikan santapan.
Tap tap tap.
Haewon panik mendengar suara langkah kaki. Jantungnya berdebar tidak karuan. Dalam hati ia merapalkan doa agar tidak bertemu vampir.
"Sudah kuduga pasti kau." Sangwon, dia muncul dari balik pintu. Pemuda itu menyeringai melihat raut wajah ketakutan Haewon.
"Santai saja aku tidak akan menyerangmu." Ia berjalan mendekati Haewon sembari memasukkan kedua tangannya ke saku jaket.
"Aku berubah pikiran. Biarkan aku mencicipi darahmu sedikit."
Haewon menepis tangan Sangwon yang hendak memegang lehernya. Gadis itu menatap nyalang. "Jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotormu!"
Sangwon tertawa terbahak hingga meneteskan air mata. Haewon memandang heran. Menurutnya pemuda ini sudah gila.
"Jika tanganku kotor lalu bagaimana dengan Taehyun? Bukankah kau menikmati sentuhannya?"
"Apa maksudmu?"
"Oke aku akan jujur. Terkadang aku suka mengikutimu. Aku juga tahu dari gerak-gerikmu bahwa kau menyukai Taehyun. Tiap disentuh olehnya kau tidak pernah menolak dan kau terlihat senang."
Haewon membulatkan mata tak percaya. "K-kau! Jadi kau yang mengikutiku selama ini? Selain gila ternyata kau seorang stalker. Sekarang cepat jelaskan maksud perkataanmu tadi."
Sangwon tertawa kecil sebelum akhirnya berubah serius. "Apa kau tahu kenapa Taehyun tidak menemuimu lagi?" Haewon menggeleng, sejak malam itu mereka tidak pernah bertemu.
"Ayah Taehyun lah yang menciptakan semua kekacauan ini." ungkap Sangwon.
Haewon tidak ingin percaya namun mata Sangwon terlihat jujur. Ia menggeleng cepat, bisa saja lelaki ini ingin memanipulasinya.
"Dulu Taehyun pernah bercerita kepadaku mengenai keluarganya yang melarang untuk minum darah manusia. Dan kau menyuruhku untuk mempercayai bualanmu?" ujar Haewon dengan tersenyum remeh.
"Terserah mau percaya atau tidak yang terpenting aku sudah memperingatkanmu."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day and Night
FanfictionJatuh cinta dengan vampir, mungkinkah itu? ♡ [Kang Taehyun x Oh Haewon] ♡