Aku melangkahkan kakiku melewati lapangan voli dengan membawa tumpukan map. Aku bersenandung kecil dan berjalan santai.
" EH WOY!!! AWAS ADA BOLA!!! "
Teriak seseorang yang langsung mengalihkan fokusku.Terlihat bola voli terlempar menuju arahku. Aku terkejut namun tak bisa menghindarinya. Aku menutup mata ku rapat.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Aku tak merasakan apapun. Aku pun sedikit membuka mataku untuk melihat apa yang terjadi. Tak ada bola yang jatuh di sekeliling ku ataupun orang yang menyelamatkan ku seperti cerita di novel novel. Cuma ada seseorang yang berjalan menjauh membelakangiku. Ia menghampiri sekelompok orang yang bermain voli tadi.
" Lain kali hati hati "
Katanya sembari melempar bola voli itu kembali. Entahlah aku tak peduli kata yang terucap dari bibirnya itu buat siapa. Aku tak mau ke ge er an. Lagipula ngapain berekspektasi untuk di ingatkan oleh orang aneh sepertinya." Dasar orang aneh!! "
Makiku sebelum melanjutkan jalanku. Aku tersandung batu membuatku tersungkur. Map yang ku bawa berhamburan.
" Ish batu nyebelin banget sih lo "
Kataku sambil menendangi batu yang tadi membuatku terjatuh.Terdengar suara orang terkekeh kecil. Akupun menengok ke asal suara. Terlihat Rafif sedang menuju ke arahku dengan bibir yang masih tersungging senyum. Dengan geram aku pun langsung memberesi map map ku.
Di bantu oleh Rafif tentunya.
" Makasih!! "
Kataku ngegas kemudian beranjak pergi.
" Jangan lupa minta maaf sama batunya loh "
Teriakannya yang tak ku gubris. Setelah menaruh map map itu di gudang. Aku kembali ke kelas.Aku menyenderkan kepalaku di meja. Terdengar suara kursi tergeser di sampingku tak lama banyak bangku tergeser. Yang ku tebak pasti Bu Eni sudah datang. Aku pun mendongak menatap guru di depanku. Selepas mengucapkan salam kami sudah di gendrungi dengan berbagai soal membingungkan.
" Kenapa coba tong bocor aja di hitung airnya yang keluar berapa?. Kurang kerjaan banget. Mending tu air di pindah wadah kan selesai "
Gumamku menggerutu. Akupun menatap ke arah sampingku. Terlihat ia masih santai dengan aktivitasnya.Merem dengan mulut komat kamit.
" Apa? "
Tanyanya yang langsung mengagetkanku. Seketika pensil yang ku pegang jatuh ke lantai. Sial pikirku ia memergoki ku sedang menatapnya. Ia tak boleh ke ge er ran." Apa sih yang apa? Dasar gaje "
Kataku kemudian kembali fokus ke soal. Persetan dengan kegabutan orang yang membuat soal ini.
" Dah selesai "
Kataku kemudian merenggangkan otot ku." Nomer tiga salah "
Akupun menoleh menatapnya. Dahiku mengkerut.
" Ini harus di rubah dulu jadi detik "
Akupun menggaruk kepalaku yang tak gatal.
" Yah ngitung dong kalau gini. Kan kalau waktunya cuma 1 menit kan gampang tinggal di bagi satu "Mendengar keluhku pundak cowok itu di angkat. Seolah berkata ' mana gue tahu. Kan emang konsepnya seperti itu '. Padahal aku berharap ia akan menjelaskannya. Jadi aku bisa mendengar suara lembutnya itu lebih lama. Akh aku sudah mulai gila. Akupun kembali berbaji baku dengan soal tadi.
" Makasih udah di bantu meneliti "
Cowok itu hanya menganggukkan kepalanya.
" And soal tadi lo.... "
" Iya "Lagi lagi belum sempurna kalimat yang ku ucapkan ia sudah menyelanya. Gak menghargai banget. Paling nggak kan dengerin gue selesai ngomong dulu. Aku menghentakkan kakiku kesal karena geram. Setelahnya aku pun mencoreti bukuku asal asalan.
Bel istirahat berdentang. Cowok itu langsung keluar. Rafif terlihat mendekat.
" Napa? "
" Apaan sih!!! Jangan buat gue tambah kesel gara gara liat muka lo itu!!!! "
Kataku kemudian bergegas pergi. Akupun ikut bergabung kepada Friska dan yang lainnya." Antar gue ke perpus dong Rain "
" Ya udah ya gue sama Friska ke kantin dulu. Kalian mau nitip? "
Aku menggeleng begitupun dengan Rain. Kami terpisah aku dan Rain berbelok ke arah kiri sedangkan mereka berbelok ke arah kanan. Sampailah kami di perpustakaan." Lo mau cari buku apa? "
" Cari buku kimia unsur "
" Buat apaan? "
" Ya buat di baca dong Rain. Masa di buat tidur. Bantu nyari ya? "
" Sorry bukannya gue gak mau bantu. Tapi gue gak tau seluk beluk nih perpus bahkan ini kali pertamanya gue ke perpustakaan asal lo tahu "
Aku menghembuskan nafasku kasar.Aku kemudian berkeliling mengitari beberapa rak. Setelah berkeliling akhirnya akupun melihat buku itu. Mataku berbinar. Aku mencoba menggayuh buku itu. Tapi tinggi badanku sangat tak mendukung. Aku terus menggerutu pada diriku sendiri. Tiba tiba seseorang di belakangku itu mengangkat tangannya tinggi. Kemudian meraih buku yang ingin ku ambil.
Aku tersenyum kemudian berbalik menatap seseorang itu. Setelah melihat seseorang yang memegang buku itu sembari tersenyum senyuman di bibirku pun luntur.
" Makanya dek tumbuh itu ke atas bukan ke bawah. Kalau ke bawah nyusut itu namanya "Aku menatap cowok itu geram. Kemudian merebut buku yang ia pegang.
" Makasih "
Kataku sebelum pergi. Belum jauh aku melangkah aku di kejutkan dengan seseorang yang menatap aktivitas kami tadi. Orang itu berbalik secara spontan menghindari kontak mata. Aku menghela nafas panjang." Lah kenapa gak dia aja sih? Kenapa harus Rafif yang bantuin gue? Eh wait wait, kenapa gue jadi berharap gini sih. Enggak enggak "
Gumamku sembari geleng-geleng.
" Kenapa? Pusing? "
Tanya seseorang di belakangku.Aku terkejut spontan berbalik. Karena geram aku menginjak kakinya keras kemudian bergegas menghampiri meja penjaga perpus. Setelah tanda tangan akhirnya aku kembali ke kelas dengan si Rain.
" Kayanya si Rafif demen deh sama lo"
" Gak deh nauzubillah "
" Slow dong rel kok ngegas banget "
" Ya lagian elu napa bawa bawa Rafif sih. Gue gak suka sama dia. Nyebelin banget tuh dia. Ngintilin gue terus perasaan "
" Hahahaha siapa juga yang bilang lo suka Rafif. Kan gue bilangnya Rafif yang suka lu "
" Tau ah bodo "
Kataku kemudian bergegas mencepatkan langkahku.Jangan lupa vote and comment ya. Makasih udah mau baca. Mampir ke cerita ku yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARELKU
Teen FictionHari pertamaku di sekolah di sambut dengan kejadian tak mengenakan. Aku bertemu dengan anak laki laki yang terlihat menjengkelkan di mataku. Tatapan angkuh serta wajah datarnya itu membuatku geram. Sifatnya terlalu aneh dan peringainya itu seperti...