5. perhatian kecil

16 2 0
                                    

Aku menghirup dalam dalam udara pagi tanpa polusi di taman sekolah. Suasana sejuk dan sepi menenami setiap langkahku menuju ke kelas.

Akupun dengan bersemangat langsung menuju ke kelasku. Ku kira masih sepi dan belum ada seseorang. Tapi aku salah. Ternyata cowok itu telah datang. Terbukti dengan tas punggung berwarna hitam itu melekat di kursi samping kursi tempat dudukku.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar kelas. Tak kutemui tanda tangan kehidupan selain aku. Aku menghembuskan nafasku panjang. Kemudian menaruh tas punggungku ke kursi.

Aku memutuskan untuk keluar karena jujur sendirian di kelas yang sunyi ini membuat bulu kudukku berdiri. Karena terlalu takut aku berlari dan tak sengaja menabrak seseorang.

Aku merasakan sesuatu jatuh di atas rambutku. Akupun mendongak. Pria di depanku meraup wajahnya yang tersiram susu yang ia pegang. Akupun segera berdiri.
" Sorry ga sengaja. Bentar gue ambilin saputangan gue dulu "


Aku bergegas berlari ke dalam kelas. Setelah mendapatkan apa yang ku cari aku segera berlari ke depan kelas. Dimana cowok itu berdiri tadi.


" Ini sa....pu... "
Tak kudapati keberadaan cowok tadi. Aku menggenggam erat saputangan di tangan kananku. Aku kemudian melangkahkan kakiku ke kamar mandi guna membersihkan rambut ku. Tentunya dengan mengomel dan menghentakkan kedua kakiku ke lantai hingga terdengar nyaring di koridor yang sunyi. Bahkan aku memasuki kelas dengan masih menghentak hentakkan kedua kaki ku karena perasaan jengkel.


" Nyebelin banget sih tu orang!!!!!! "
" Sebel banget deh!!! "
" Auk ah sebel!! SEBEL!! SEBEL!!!!!! "
Teriak ku sembari menggebrak meja kasar.



" Et dah napa lo? Kesurupan? "
Tanya Friska sembari mengelus dadanya. Aku tak menggubrisnya dan menselenderkan kepalaku di meja.




" Napa Lo? "
" Gue sebel banget sama Arel. Tadi gue nabrak dia kan sampek susunya tumpah. Lah gue minta maaf kan dia diem aja. Gue udah sabar ya. Gue ambilin sapu tangan gue. Eh balik balik di ngacir ngilang di telan bumi. Kesel gak sih Lo kalau jadi gue?!!! "



" Ya udah sih Rel, kesel sama Arel gak ada faedahnya juga. Dia kan si paling bodoamat dengan apapun yang bukan urusannya "
Celetuk Rain yang entah sejak kapan duduk di depanku. Aku mengangkat wajahku menatap ketiga orang yang mengelilingi ku.



" Kalian minggir deh! Gue badmood "
" Iya deh. Guys kembali ke alam masing masing "
Mendengar ucapan Katya keduanya langsung bubar mengikuti perintah. Aki



Tak lama bangku di sampingku bergesar. Aku mengangkat wajahku menatapnya datar. Seperti sebelumnya sebelumnya cowok itu menjaukan kursinya dariku.



" Napa sih Lo ngejauh terus? Emang gue hantu "
Tanpa menjawab pertanyaan ku ia langsung mengambil buku pelajaran yang ada di tasnya kemudian fokus ke depan karena pak Daniel sedang mengajar sekarang ini.



Akupun mengangkat kepalaku kemudian meraih ranselku dengan malas. Karena gerakan ku itu terlalu tak bertenaga. Buku itu malah terjatuh. Akupun langsung memungutnya.



Aku meringis ketika tak sengaja keningku terbentur kerasnya meja.
" Kok ga sakit? "
Gumamku kemudian membuka mataku yang tadi terpejam. Ternyata ada buku yang menghalangi keningku dari meja. Aku tersenyum kemudian mengangkat kepalaku.



Arel langsung menarik lagi buku itu masih dengan raut datar.
" Makasih Arel "
Cowok itu menganggukkan kepalanya. Aku berharap ia akan mengambilkan bukuku yang terjatuh namun cowok itu terus terdiam.



ARELKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang