Aku mengamati seseorang di sampingku lekat. Ini masih pagi. Dan ia sudah berada di kelas. Ia memejamkan kedua matanya dengan mulut yang berkomat kamit. Karena penasaran aku mendekatkan telingaku ke mulutnya.
Sebelum itu aku menata rambut ku agar nanti tak menganggu aksi ku.
" Subhanallah subhanallah subhanallah subhanallah subhanallah. "
Aku tertegun mendengarnya. Ternyata selama ini kalimat itu yang keluar dari mulut Arel.Mata itu tiba tiba terbuka.
" Astaghfirullah!! "
Katanya kaget langsung menjauhkan wajahnya dariku. Aku yang tertangkap basah pun langsung menyembunyikan wajahku yang sudah di pastikan memerah.Arel memejamkan matanya setelah istigfar dengan agak keras. Anak laki laki itu beristighfar dengan pelan. Sekarang aku sudah bisa membaca mimik bibirnya yang selalu menyebut nama Tuhannya. Kupikir ia merapal mantra ternyata ia sedang meminta pengampunan.
Arel mengawasi ke sekelilingnya kemudian bergegas berdiri dan pergi.
" Arel!! "
Panggilku agak keras namun laki laki itu tak menggubrisku sama sekali. Akupun ikut berlari ingin mengejarnya. Tapi ia masuk ke toilet cowok. Akupun memutuskan kembali lagi ke kelas.Kelas dalam keadaan sangat sepi. Seiring berputarnya jarum jam kelaspun bertambah ramai.
" Ayo ke lapangan "
Ajak Katya akupun mengangguk kemudian mengikuti keduanya." Topi lo mana? "
Tanya Friska yang membuat ku reflek memegangi kepalaku.
" Oh ya gue lupa. Gimana dong? "
Kami sama sama berfikir.
" Rafif kan suka sama Lo. Lo goda aja dia "
Usul Rain lempeng yang langsung mendapatkan tatapan tajam dariku." Sesat lo Rain "
Kata Friska kemudian berdiri.
" Udah lah ayok. Lagian Rafif kalau menghukum gak kejam kejam amat. Apalagi sama yang cute kaya Lo "
Kata katya membuat aku melebarkan mataku." Gue gak mau ikut upacara!! "
Kataku sembari menahan tarikan Katya dan juga Rain.
" Hukuman lo dobel dobel nanti "
" Iya deh "
Kataku langsung ikut mereka membuat mereka yang tadi menariku hampir terjungkal karena Aku tiba tiba melemas.Akhirnya sampai juga di lapangan. Aku baris di barisan paling belakang karena aku datang ke lapangan agak telat. Aku merutuki diriku sendiri.
" Berangkat pagi tapi atribut gak lengkap. Sama aja dong!!! "Aku terus menggerutu hingga ada sesuatu yang bertengger di kepalaku. Aku spontan memegangnya. Ada sebuah topi di kepala ku. Aku langsung reflek mencari siapa pemilik topi ini. Tapi aku tak melihat siapapun. Pandanganku terarah kepada Rafif yang sedang mengomel.
" Gimana sih kok bisa gak bawa topi? Padahal tadi pagi udah gue ingetin juga "
" Namanya juga lupa "
Wajah Rafif terlihat lucu jika sedang kesal seperti itu. Rafif menggiring Arel dan beberapa siswa yang lainnnya.
" Apa ini topi punya Arel? "" Lu bawa topi gitu kok Rel "
Tanya Katya membuatku sedikit terkejut.
" Bukan punya gue "
" Lah terus? "
Tanya Rain bersamaan dengan Friska.
" Yang pojok belakang bisa diem gak?!!! Upacara udah mau di mulai nih!! "
Teriak Rafif membuat kami berempat terbungkam.Setelah tatapan tajam cowok itu teralihkan. Kamipun kembali ngerumpi tentunya dengan suara sehalus mungkin agar si ketos itu tak memergoki kami.
" jadi topi siapa? "
Tanya Friska yang masih penasaran. Aku mengangkat bahuku lemah." Lah kok "
Mereka terlihat bingung. Aku menghela nafas panjang sebelum memulai bercerita.
" Jadi tu tiba tiba ada topi di kepala gue. Pas gue nengok gak ada siapapun. Tapi tadi gue lihat Rafif ngomel ke Arel gara gara gak bawa topi "" Lah kok bawa bawa Arel sih! Apa hubungannya coba? "
" Oh ya gue paham. Maksutnya Aurel mungkin gini Kat "
" Jangan Kat dong Rain Lo kira gue sikat WC ya!! "
Friska langsung membekap mulut Katya rapat. Namun sepertinya terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARELKU
Teen FictionHari pertamaku di sekolah di sambut dengan kejadian tak mengenakan. Aku bertemu dengan anak laki laki yang terlihat menjengkelkan di mataku. Tatapan angkuh serta wajah datarnya itu membuatku geram. Sifatnya terlalu aneh dan peringainya itu seperti...