01 : Tragedy

398 17 1
                                    

"Hei lain kali kalau jalan itu, lihat lihat."

"Rindou, jangan kasar begitu. Dia sampai ketakutan tuh."

Tunggu...

Eh? Loh? Heh?
HEEEE?!

HAITANI BERSAUDARA?!

"E-eum... Itu..." Tanyaku gagap. Otakku masih mencerna apa yang terjadi disini.

Ran mengulurkan tangannya ke hadapanku. "Mari, kubantu berdiri."

Coek!
Gue ditolong Ran, lur!!!
Asdfghjkl!!

"A-ah... terima kasih." Kuterima uluran tangannya dan berusaha berdiri.

Setelah itu, kutepuk tepuk celana ku untuk menghilangkan debu. Barulah kembali menatap kedua kakak beradik tersebut dan meminta maaf.

"Maaf! Aku menabrakmu tadi!" Meski aku tak ingat kenapa bisa jatuh, tapi kemungkinan aku menabraknya dan akulah yang terjatuh.

Pemuda bersurai kepang dua itu tertawa manis. "Haha -- tidak apa apa. Kau kelihatannya juga terburu buru. Maaf juga soal adikku, dia memang agak mudah marah."

"Aniki, diamlah!" Ucap Rindou sebal

"Oh... Begitu ya..." jawabku gugup.

"Baiklah, lain kali hati hati ya. Kami pergi dulu." Ia menepuk kepalaku sekilas lalu berjalan pergi.

Sementara aku terdiam di tempat, menahan rasa salting yang mereog di dalam raga.  Ingin rasanya kayang sepanjang perjalanan karena bisa ngomong ama husbu.

Eh... bentar...

"Sejak kapan gue di isekai TokRev?" Gumamku pelan sembari berjalan entah kemana.

"Semenjak kamu mati terbunuh ibu mu yang mengalami gangguan jiwa."

Aku berheti melangkah dan menoleh kesana kemari mencari seseorang yang menjawab pertanyaanku. Tapi tak ada siapapun di sekitarku selain orang orang yang bersliweran.

"Siapa lu? Setan kah?"

"Kau akan tau suatu saat nanti." -- "Intinya, aku mengirimmu kemari karena kulihat kehidupanmu dulu sangat menyedihkan."

"Ngejek banget lu, sialan. Gue tau gue broken home, tapi ga usah blak blakan juga lah!" protesku.

"Ya, maaf kalau begitu. Intinya, aku memindahkanmu kemari untuk memperbaiki hidup seorang gadis yang bernasib sama persis denganmu."

"Hanya saja, dia mati bunuh diri karena tak kuasa menahan segala beban hidupnya." -- "Kau yang memegang kendali. Jadi kau bebas melakukan apapun soal keluarganya."

"Sekalipun aku membunuh ayah ibunya?" Tanyaku ketika ide gila itu terbesit dikepalaku.

"Your life, your choise. Do the best, Kuromi."

Kurasakan hawa keberadaan seseorang yang memudar dari belakangku. Artinya sosok yang menjawab semua pertanyaanku tadi memang ada meski aku tak bisa melihatnya.

Tak lama kemudian, aku menyeringai. "Your life... Your choise, yeah?"

Karena perkataannya, terbesit ide mengerikan dikepalaku. Dia bilang, kehidupanku dengan gadis yang tubuhnya kutinggali ini bernasib sama persis.

Artinya... ayah gadis ini persis sepeti ayahku yang merupakan tukang selingkuh.

Sesosok bajingan yang membuat ibu ku di dunia sebelumnya mengalami gangguan jiwa berat dan berakhir membunuhku sebelum akhirnya membunuh dirinya sendiri.

MEIAN - 明暗 | TokRev × OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang