"Nyonya Kanara, ada beberapa dokumen yang perlu anda tandatangani."
Satu hari setelah upacara kematian Pradipta Arkatama, Arkatama Corp. kembali berjalan seperti semula.
"Joseph, kamu jadiin satu aja dokumennya. Oh iya, berapa jam lagi aku harus ke bandara?" Kanara bertanya pada asisten pribadinya, Joseph.
"Masih ada 3 jam lagi Nyonya," jawab Joseph.
"Bisa tolong panggilkan Nasya kesini? Ada yang pengin aku omongin," pinta Kanara.
Nasya sendiri adalah salah satu pelayan yang bekerja di kediaman keluarga Arkatama. Semenjak Kanara tinggal di sana, ia sering menghabiskan waktu dengan Nasya, mungkin karena mereka sebaya jadi mempermudah pendekatan antara keduanya.
Tak lama setelah Joseph pergi meninggalkan ruangan pribadi Kanara, Nasya mengetuk pintu lalu masuk ke dalam.
"Nyonya memanggil saya?"
"Iya, duduklah."
Kanara mempersilakan Nasya duduk di sofa yang terletak di tengah ruangan itu. Mereka kini berhadapan.
"Ada yang ingin Nyonya Kanara tanyakan?"
"Hm, ada beberapa. Apa masih ada keluarga lain yang berkunjung untuk mengucapkan belasungkawa?"
"Masih nyonya, semuanya sudah diatur Joseph. Apa ada masalah?"
"Aku harus menemui mereka? Sepenting itu sampai asistenku memasukkannya ke jadwal pribadi?"
"Itu termasuk penting nyonya, setelah Tuan Pradipta meninggal, kita tentu tidak boleh memutus hubungan dengan keluarga lain. Atau nantinya akan berakibat untuk perusahaan."
"Ini agak merepotkan."
"Nyonya pasti akan terbiasa, semangat!" Ujar Nasya sambil mengepalkan dua tangannya ke atas.
Kanara terkekeh melihat sikap Nasya. Semua informasi tentang keluarga Arkatama didapatnya melalui Nasya.
Ya, semuanya. Bahkan rahasia pernikahan Pradipta Arkatama dengan kedua istrinya. Kanara baru mengetahui bahwa kedua pernikahan itu berlangsung tanpa didasari rasa cinta. Freya dan Senja, yang mereka harapkan hanya harta keluarga Arkatama.
Malang sekali nasib Pradipta Arkatama, tiga kali menikah dan tiga kali pula mendapatkan pasangan yang tidak pernah mencintainya.
Yang lebih parah lagi, Freya dan Senja ternyata tidak seakrab itu. Mereka berdua memaksa anak mereka untuk mengungguli satu sama lain. Dengan tujuan utama, warisan.
Perusahaan tentunya akan diwariskan kepada salah satu keturunan Arkatama yang berhak. Oleh karena itu, Freya dan Senja berlomba lomba mendapatkannya.
Ketujuh anak itu hidup di bawah ambisi ibunya, tanpa mendapat kasih sayang. Sungguh malang. Hal itu yang menyebabkan keturunan Arkatama memiliki hati yang dingin.
Sepertinya keluarga Arkatama memang dihujani nasib malang. Freya dan Senja yang saat itu sedang berlibur ke luar negeri, mengalami kecelakaan pesawat yang mengakibatkan keduanya meregang nyawa.
Pradipta Arkatama sempat mengalami kondisi kritis saat mendengar kabar bahwa kedua istrinya telah tiada. Bagaimanapun juga, Pradipta Arkatama adalah orang yang mencintai istrinya dengan segenap hati.
Itu cerita dari sudut padang Nasya.
"Kamu udah packing barang buat ke Dubai kan?" Kanara bertanya memastikan.
"Sudah nyonya. Jujur saya sangat tak sabar melakukan perjalanan luar negeri pertama saya."
"Aku juga, perjalanan luar negeri pertama sebagai pemimpin Arkatama Corp."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom | ENHYPEN
Fanfic"Kami sayang banget sama Mom!" "Mom lebih sayang kalian."