10

167 18 0
                                    

🥀

"Oh...... Jadi kamu namanya Taehyung"

Taehyung mengangguk gugup.
Kini dia tengah berada dikediaman Yoongi dan Namjoon. Tentu saja atas ajakan Namjoon.
Karena Namjoon ingin mengintrogasinya.

Taehyung berusaha tenang, dirinya tidak ingin image nya jatuh dihadapan calon kakak iparnya. Dirinya harus bersikap dewasa.
Tapi, cukup sulit jika ditatap seperti ingin di kuliti hidup-hidup.

Satu bulir keringat turun dari pelipis Taehyung.

"Kenapa kamu deketin Yoongi?" tanya Namjoon to the point setelah berdiam lama.

"Karena-

"Ini minumanya kak.. Silahkan di minum" ujar Yoongi memotong perkataan Taehyung.
Lalu menatap kakaknya galak!

Tapi tidak berhasil.

"Karena apa?" tanya Namjoon menuntut. Kini malah Yoongi ikut-ikutan gugup menanti jawaban dari kakak kelasnya itu.

Apa karena kakak kelasnya itu kasihan kepadanya?? Makanya dia baik??

Bukankah kata Hoseok kalau Taehyung itu sangat cuek dan gak banyak bicara?? Tapi kenapa menurutnya tidak begitu?!

Menurutnya Taehyung itu tidak se-pendiam itu, Taehyung itu termasuk action of service .

"Hm! Cukup sampai disini. Kamu gagal jadi adik ipar saya" Namjoon bangkit membuat Yoongi cengo atas perkataannya. Heh?

Taehyung jelas kelabakan! Bukan! Bukan begini harusnya.
"Hyung!"  Taehyung memegang tangan Namjoon yang hendak pergi.

"Apa?! Saya mau pergi ada urusan. Dan kamu juga sana pergi!"

-

Dua minggu setelah insiden penolakan oleh Namjoon, kakaknya Yoongi.
Taehyung malah semakin aktif bertandang ke rumah Yoongi.

Mencari perhatian dari Namjoon, meski selalu di usir oleh Namjoon.

Yoongi merasa kasihan terhadap kakak tingkatnya itu. Apalagi saat Taehyung terus terang tentang perasaannya di depan kakaknya. Yoongi semakin sungkan.

Bukan! Bukan Yoongi tak menyukainya. Dia sangat menyukainya. Segala bentuk perhatiannya, cara senyumnya, sikap dewasanya.

Taehyung tidak pernah membual, dia selalu melakukan tanpa banyak omong.
Dan Yoongi suka itu.

Tapi, kata Kak Namjoon.. Itu masih belum cukup bukti kalau pria itu menyukai Yoongi.

Katanya.. Bisa saja dia hanya penasaran!

Ya.. Meski di mataku Kak Taehyung tidak seperti itu.

Tapi, kak Namjoon begitu menyebalkan!

Katanya.. Hanya sesama lelaki yang dapat merasakannya.

Halah! Pembual satu itu sungguh menjengkelkan.

Yoongi bersedekap dada, menunggu kakaknya berbalik untuk menghadapnya setelah menutup pintu.

Namjoon tersenyum puas, namun segera berganti menjadi keryitan jahil.

"Mau sampai kapan kakak seperti itu?" tanya Yoongi yang sudah jengah dengan kelakuan kakaknya.

Namjoon berjengit.
"Ish! Udah kaya setan aja kamu" ujarnya  menuju dapur.
Mengambil satu piring dan membuka bingkisan makanan.

Yoongi mendengus mengikuti kakaknya ke dapur.
"Sama makanannya suka! Sama yang bawain sewot mulu!" cibirnya yang hanya mendapat kekehan dari Namjoon.

Kesal Yoongi itu.. Kasihan kak Tae, setiap datang kesini selalu bawa buah tangan dan lainnya. Bahkan kak Tae begitu menurut dengan Kakak laknatnya.

Tapi.. Selalu saja berakhir di usir sebelum sempat bertemu Yoongi.

"Udah.. Kamu ikuti alur kakak" ujarnya menyuap satu bakso ke mulut.
"Kakak cuma gak mau kamu jatuh ke orang yang salah."

Yoongi mendengus
"Tapi kakak keterlaluan loh" sungutnya.

Namjoon diam. Benar juga ya.. Kasihan juga anak itu.
"Udah-udah.. Kan kakak cuma gak mau kamu di sakitin. Kaya si bantet yang nyakitin kamu dek!"

Ishh! Kenapa malah di ingetin sih?
"Bodo ah!" Yoongi ngambek.

Namjoon menyodorkan semangkuk bakso pada Yoongi.
"Ini dari Taehyung, katanya special untuk Yoongi" ujar Namjoon

"Padahal sama aja, dimana letak specialnya?" sambungnya, yang membolak balik bakso yang ada dimangkok Yoongi.

Yoongi merotasikan bola matanya dan mengambil alih mangkok baksonya dari tangan Namjoon.

Kakaknya sungguh menyebalkan!




to be continue

A Simple Act |Taegi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang