48. Perisai Pelindung

43.5K 4.1K 1.8K
                                    

"Yokoso, Kenzo Kunn."

Acia berdiri di ambang pintu menyambut kedatangan teman baiknya, bak pangeran kerajaan. Ia sedikit merunduk sembari mempersilakan Kenzo masuk ke dalam kelas.

"Hai, Acia chan." Kenzo menjawab sambil terkekeh. Ia masuk ke dalam seraya mengacak puncak kepala Acia. Setelahnya menyerahkan ransel berwarna hitam putih miliknya. Di dalamnya ada satu boks donat motif. Kali ini bukan untuk dijual, melainkan untuk Acia.

"Kita jualan donat lagi, kan?" tanya Acia. Ia mengekori Kenzo yang melangkah menuju bangku.

"Enggak. Gua bawa cuma satu boks. Itu buat lo, Nancy yang ngasih. Yang kemaren kejual habis dan dia bilang makasih," jawab Kenzo menjelaskan.

"Ya ampun, Kak Nancy. Bilangin juga makasih sama Kak Nancy ya, Kenzo. Baik banget, Acia dikasih donat motif lagi." Acia mendudukkan diri kemudian membuka ransel Kenzo. Mengeluarkan satu boks donat dari dalam sana. Acia intip sedikit dari celah tutupnya.

"Yoi, nanti gua bilangin."

Kenzo mengeluarkan ponsel dari saku seragam. Baterai tersisa 20% karena semalam lupa ia charger. Sebelumnya, ia dan Vazo serta Leano mabar hingga tepar. Ketiduran hingga Nancy membangunkan ketiganya untuk beranjak ke kamar atas. Kamar yang sudah seperti asrama putra. Susunan ranjang bertingkat memenuhi ruangan.

Acia menaruh donat di dalam laci. Andai saja Sagara di rumah, dengan senang hati Acia akan membaginya. Sayang sekali, sudah tiga hari Sagara pergi ke luar kota. Katanya ada urusan mendadak, mendapat telpon dari eyang. Monica bilang, wanita paruh baya itu merindukan cucunya. Sagara sudah lama tidak mampir ke sana. Biasanya dua minggu sekali.

Mengingat hari lalu sebelum Sagara pergi membuat Acia mengulas senyum. Di mana ia dan Sagara begitu akur dan kompak. Tidak ada adu mulut seperti biasanya. Ia dan Sagara mampir ke supermarket membeli bahan untuk membuat brownies. Tidak sampai di situ, ia dan Sagara juga mampir ke toko buah. Membeli buah strawberry. Acia juga menyempatkan beli buah apel dan anggur. Pasalnya, Acia juga menyukai buah.

Kenangan manis itu terus membuat Acia senyum-senyum tidak jelas. Apalagi mengingat ketika Sagara memeluknya dari belakang, saat Acia tengah mengaduk adonan coklat. Sagara sangat manis ketika bersikap lembut seperti itu. Acia dibuat semakin jatuh cinta. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Acia terlalu kagum sampai ia tidak bisa menamai perasaan ini dengan apa. Intinya, ia mencintai dan menyayangi Sagara. Teramat sangat. Rasa cinta tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Hanya bisa dirasakan.

Acia tidak begitu berpengalaman soal cinta. Tapi ketika bertemu Sagara di malam itu, perasannya jadi tak menentu. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Meski Sagara bersikap ketus, pemarah dan dingin padanya, perasaan itu tak pernah berkurang. Walau pun, ia dan Sagara sering bertengkar dan adu mulut. Mungkin itukah definisi jodoh? Semesta mempertemukan ia dan Sagara lewat pesan, sebuah wasiat dari Papinya yang telah tiada.

"Gua tau semalam lo jalan sama Itachi, makanya senyum-senyum gajelas gitu."

Lamunan Acia terpecah karena perkataan Kenzo. Ia merespon dengan cengiran. Buru-buru Acia melupakan kenangan manis itu untuk sejenak. Berharap, kenangan tersebut bisa terulang lagi. Acia ingin menjalani hari-hari bahagia dan menyenangkan bersama singa galak. Lain kali, mereka berdua akan membuat brownies lagi saat Monica tidak di rumah. Ia dan Sagara bisa menguasai dapur sampai belepotan dengan tepung dan cangkang telur.

"Gimana mau jalannya, Kenzo. Itachi udah metong. Belum kesampaian lamar Acia sampe sekarang. Padahal, Acia udah nunggu sampai lumutan dan karatan gini. Bener-bener Sasuke, bikin suami Acia kejedot tembok sama batuk-batuk darah." Acia menggembungkan pipi.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang