49. Kembali Untukmu

43.7K 4K 1.5K
                                    

Kenzo duduk di tepi brankar mengamati Acia yang tengah ditangani oleh anggota kesehatan dari sekolah. Gadis itu meringis kala pipinya merah, bekas tamparan di usap pelan oleh gadis berkacamata itu. Darah di sudut bibir Acia telah dibersihkan, menyisakan bekas. Segaris luka. Sementara di samping Acia ada Nana. Gadis itu mengoceh panjang lebar saat mendapati keadaan Acia yang menyedihkan di koridor sekolah. Sampai lah gadis itu di sini.

Acia melirik Kenzo. Wajah Kenzo terluka tapi cowok itu tidak mau diobati oleh anggota kesehatan. Katanya, bisa sembuh sendiri. Nyatanya Acia tahu jika Kenzo tidak nyaman disentuh oleh orang yang tak dia kenali. Meski sesama murid SMA Tunas Wijaya.

"Keadaan Acia baik-baik aja kan, Kak Rara? Enggak ada luka yang serius, kan?" Nana mengamati Acia dan Rara secara bergantian, anggota kesehatan itu.

"Iya, cuma luka ringan kok. Lain kali, hati-hati, ya. Jangan sampai kejadian ini terjadi untuk yang kedua kali. Kalo kamu diseret paksa, bisa teriak sekencang mungkin. Lagian, ini area sekolah. Bakal banyak yang nolongin." Rara memberi saran.

"Iya, Kak." Acia mengangguk lemah.

Acia sangat beruntung ketika Kenzo datang di waktu yang tepat. Jika tidak ada Kenzo, Acia tidak tahu dirinya sudah berakhir seperti apa. Anak laki-laki itu sangat mengerikan dan membahayakan dirinya. Mata Acia jadi berkaca-kaca, teringat Sagara. Ia merindukan cowok itu. Ingin memeluk Sagara seerat mungkin dan menangis dalam dekapannya.

Acia menunduk dan menggeleng samar. Ia tidak boleh mengganggu Sagara bersama eyang di sana. Sagara pasti tengah sibuk. Cukup ia dan Kenzo yang mengetahui ini semua. Akan ia rahasiakan dari Sagara. Acia tidak ingin membuat Sagara cemas dan khawatir. Acia juga tidak ingin Sagara mengamuk bagaikan banteng, seperti yang Kenzo lakukan di gudang sekolah.

Adam dilarikan ke rumah sakit. Anak itu sampai saat ini belum sadarkan diri. Acia tidak tahu kekuatan apa yang ada di tangan Kenzo, membuat Adam babak belur, berdarah-darah. Pukulan Kenzo mengingatkan Acia pada kekuatan Sakura yang bernama Shannaron. Entah chakra apa yang ada dalam diri cowok tersebut. Kekuatannya membuat Adam hilang kesadaran. Ibarat kyubii yang tengah mengamuk. Hilang kendali.

"Sudah selesai. Saya permisi dulu." Rara membereskan semua barang dan memasukkan ke dalan kotak P3K, lalu menaruhnya ke dalam lemari.

"Makasih ya, Kak Rara." Acia berkata.

"Iya, sama-sama."

Rara keluar dari ruangan, menyisakan Acia, Kenzo dan Nana. Kenzo turun dari brankar, berjalan mendekat pada Acia. Mengamati wajah Acia dari dekat, sampai buat Acia tahan napas. Posisi mereka terlalu dekat.

"Kamu jangan deket-deket gitu sama Acia. Nanti lukanya jadi sakit. Luka kamu enggak diobatin gitu? Masih ada darah," ujar Nana sembari menunjuk luka di pelipis dan di sudut bibir Kenzo.

Kenzo menggeleng. "Bisa sembuh sendiri."

Sejauh ini, Kenzo belum mengetahui jika Nana adalah adik dari teman dekatnya sendiri, yaitu Leano. Cowok itu menutup rapat identitas yang dia punya. Memperkenalkan diri sebagai anak semata wayang dari pasangan Bramasta dan Tiara. Dan, semua anggota Black Scorpio pun, tak mengetahui tentang seluk beluk keluarga Leano. Mereka tak mengurusi  hal itu.

Leano melakukan itu agar hidupnya tak terbebani oleh apapun. Jika dia membeberkan fakta jika Nana adalah adik perempuannya, hal itu akan membuat Leano sulit. Keduanya jarang bertemu, Leano jarang pulang ke rumah. Leano hanya bisa memantau perkembangan Nana dari jauh. Diam-diam mengirim jajanan untuk adik perempuannya yang manis itu tanpa diketahui oleh Bramasta.

Bunyi pintu diketuk dari luar buat ketiganya menoleh. Nana yang berdiri di dekat kaki Acia memilih beranjak, membuka pintu UKS. Siapa tahu ada yang ingin masuk, atau murid yang sakit.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang