chapter eleven

229 38 5
                                    

Lora menghela nafasnya, seharusnya ia sudah pulang sekarang namun ia ditahan oleh sofi karena akan ada latihan antar sekolah. Lora sedang mencuci tangannya di wastafel sembari menunggu adiknya yang sedang di toilet.

"Tau gak katanya ya kapten bola siapa sih namanya, felix. Ada anak yang stalk ignya kan ya, terus dia jomblo dong! Kesempatan banget gak sih?"

"Gue gak peduli lagian seganteng apa sih paling juga gantengan gavi." Lora yang mendengar hal itu rasanya ingin menjambak perempuan di sampingnya, apa mereka tidak mendengar gavi sudah menjadi pacarnya meskipun sebenarnya pura-pura setidaknya mereka harus tau.

"Duh kalo gavi sih gak usah di raguin lagi, gue heran kenapa cowo seganteng gavi belum punya pacar." Lora membulatkan matanya tidak percaya, haruskah ia berteriak pada kedua gadis di sampingnya bahwa ia kekasihnya.

"Beruntung gavi belum punya pacar, gue naksir sama kapten kita fedrick tapi dia udah punya pacar mana cewenya galak banget."

"Udah ah gausah bahas mereka kayanya tim sekolah sebelah udah sampe" mereka mengakhiri percakapan tepat setelah sofi selesai dengan urusannya.

BRAK!

"Mana cewe yang bilang gue galak!" Teriak sofi tidak terima, lora menggeleng pelan kedua gadis tersebut sudah pergi

"Ra lo kok diem aja sih maki mereka kek apa kek, lo gak sakit hati cowo lo di puji-puji gitu?" Tanya sofi, gadis itu tertawa kecil ia bisa saja melakukan hal tersebut tapi tetap saja penggemar gavi tidak sedikit meladeni mereka hanya akan membuang waktu dan tenaga.

"Gue gamau di cap jadi pacar yang galak." Balas lora, singkat namun sangat dalam jika saja lora ini bukan kakaknya dengan emosi yang masih menggebu ia bisa saja menjambak kakaknya itu.

"Sialan." Gumam sofi pelan, kakaknya pergi keluar begitu saja tanpa menunggunya. Sofi pergi mengejarnya mereka berdua berjalan beriringan, namun tali sepatu lora terlepas gadis itu tidak sengaja menginjak tali sepatu miliknya sendiri dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

Seseorang menangkap lengannya membuat lora tidak terjatuh, gadis itu sangat bersyukur ia menatap laki-laki yang menolongnya. Laki-laki itu memberikan tatapan yang sangat dalam, dengan senyuman terbaiknya bak tersihir oleh kecantikan lora.

"Makasih udah nolongin." Ucap lora seraya mengalihkan pandangannya, laki-laki itu masih menatapnya lora bisa melihat dari sudut matanya sofi yang menyadari sepertinya laki-laki ini tertarik pada lora pun segera menyeret kakaknya menuju lapangan.
Namun laki-laki tadi tidak menyerah, ia mengejar lora menghalangi jalannya lalu mengulurkan tangannya.

"Felix christian januarta, your name my lady?"

"Dia udah punya pacar-"

"Emang kalo udah punya pacar gaboleh kenalan sama orang lain?" Potong felix seraya menatap tajam ke arah sofi, gadis itu sangat jengkel namun ia di tahan oleh kakaknya agar tidak berbuat macam-macam.

"Leonora xenna cassiopeia, permisi." Jawab lora tanpa membalas uluran tangan felix, gadis itu menarik lengan adiknya lalu segera pergi dari sana sebelum terjadi keributan.

"Pretty, tipe gue banget." Gumam felix seraya tersenyum.

Latihan segera dimulai, beberapa penonton mulai berteriak saling mendukung sekolah masing-masing. Beberapa menit kemudian lora merasa pusing karena ia melewatkan makan siangnya, lora mencoba membuka kunciran rambutnya agar terasa lebih ringan itu sedikit membantu.

"Ra lo harus sering-sering gerai rambut lo sih cantik banget serius!" Puji sofi, lora mengerutkan dahinya percaya tidak percaya karena biasanya sofi memujinya ketika ia menginginkan sesuatu.

GALILEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang