chapter fourteen

218 28 4
                                    

Lora melipat kedua tangannya, ia terus mengecek jam tangannya seraya berdecak kesal pasalnya mereka harus menunggu gavi yang belum menampakan batang hidungnya.

"Apa kita tinggalin aja ya si angry bird." Celetuk sofi, tepat setelah itu gavi datang dengan memakai kaus yang sama dengan fedrick. Keduanya saling menatap satu sama lain, merasa aneh karena ini diluar rencana.

"Lo ngikutin gue ya!" Seru gavi, kaus mereka benar-benar mirip bedanya fedrick memasukan kausnya ke dalam celananya sedangkan gavi tidak.

"Enak aja, lo kali yang ngikutin gue." Balas fedrick tidak terima, lora melihat kearah gavi dan fedrick bergantian astaga ia baru menyadarinya.

"Kalian serasi banget." Celetuk lora membuat gavi dan fedrick dengan tegas menentangnya. Sofi yang menyimak sedari tadi hanya bisa tertawa, melihat gavi dan fedrick nampak seperti kebingungan.

"Ish udahlah gue ganti baju dulu." Ucap gavi kesal, sofi yang mendengar itu spontan memukul lengan gavi.

"Kita udah sabar nungguin lo dari tadi ya, gue tinggalin juga lo angry bird." Omel sofi membuat gavi menggaruk tenguknya yang tidak gatal, laki-laki itu segera memakai topi di tangannya agar tidak begitu identik dengan fedrick.

"Udah mending cepet berangkat nanti keburu panas." Timpal lora seraya memberikan kunci mobilnya kepada gavi, laki-laki itu sebenarnya paling tidak suka berkendara disaat libur seperti ini tapi jika lora yang memintanya ia bisa apa.

"Kamu gamau duduk di depan kak, biar kaya pasangan sama gavi." Goda sofi pada kekasihnya itu, membuat fedrick mengerutkan dahinya kesal tapi ia tidak bisa marah pada sofi.

"Berisik lo sofia the first!" Seru gavi dengan nada kesal, lora segera mendorong gavi menuju pintu depan agar perseteruan ini tidak berlanjut mereka kemudian pergi menuju dufan sesampainya disana mereka segera menuju ke wahana pertama kereta misteri.

Ketika masuk mereka langsung disambut oleh kerumunan yang sedang mengantre, syukurlah sofi membeli tiket fast track sehingga mereka tidak perlu ikut mengantre sepanjang ini. Namun, ketika mereka mulai duduk di seat masing-masing lora merasa telapak tangannya dingin dan sedikit bergetar karena ia phobia akan gelap.

Tidak ada yang menyadari itu sampai ketika kereta mulai berjalan dengan pelan dan terdengar suara lolongan dari serigala dimana-mana, sofi dan gavi meremehkan wahana ini pada awalnya mereka tidak tau saja apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Segini doang wahananya." Celetuk sofi ia fikir wahana ini akan dipenuhi oleh hantu atau penjahat yang mencoba menyerang mereka atau semacamnya

"Gue kira bakal banyak setannya ah ga seru." Tambah gavi, laki-laki itu duduk di kursinya dengan rasa bosan tiba-tiba ia mendapat ide jahil ia menyalakan flash di ponselnya lalu mengarahkannya ke arah wajahnya.

"WHOA!" Teriak gavi  menakut-nakuti lora, gadis itu refleks berteriak karena terkejut ia sudah takut dari pertama kali kereta ini jalan dan gavi membuatnya semakin takut lagi.

"Bercanda lo ga lucu." Ucap lora serius, tangannya kini semakin gemetar gavi yang awalnya tertawa kini mulai sadar akan kondisi gadis disampingnya.

Gavi baru ingat lora takut akan gelap, laki-laki itu merasa bersalah sudah menakut-nakutinya ia menggenggam tangan lora astaga tangannya benar-benar dingin dan sedikit berkeringat, merasa betapa hebatnya tangan lora gemetar membuat gavi kini tak hanya menggenggam tangannya tapi ia juga mengelus punggungnya.

"Gue baru inget lo phobia gelap, sorry-" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya kereta itu tiba-tiba mundur dengan kecepatan tinggi membuat seisi kereta berteriak.

"AAAAAAAAA!"

"WOY SIAPA TADI YANG BILANG CUMA SEGINI DOANG"

"MAMA"

GALILEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang