chapter sixteen

187 28 2
                                    

sofi menghampiri meja gavi dan fedrick dengan nampan makan siangnya, kedua laki-laki itu tampaknya tidak begitu memperdulikan kehadirannya sampai-sampai sofi merasa seperti nyamuk diantara gavi dan fedrick.

"Katsunya dikit banget padahal gue bayar spp tiap bulan ga pernah telat sialan." Protes gavi, laki-laki itu kesal karena peraturan baru yang membatasi makanan utama seperti ini pasalnya ia selalu mengambil jatah makanan utama lebih dari satu, karena ia sudah kenal betul dengan penjaga makanan disana.

"Udah gausah ngomel lo makan punya gue aja." Ucap fedrick seraya memberikan setengah porsi katsu miliknya, sofi membulatkan matanya sempurna ia juga mau diperlakukan seperti itu sofi sampai harus memutar otak agar gavi pergi dari sana.

"Yaudah egg roll gue buat lo." Balas gavi, laki-laki itu memberikan semua egg roll miliknya untuk fedrick. Sofi hanya bisa geleng-geleng kepala fedrick bahkan lebih romantis pada gavi dibanding padanya.

"Kalian berdua cocok masuk nominasi couple of the year." Celetuk sofi kesal, gadis itu menancapkan garpu pada katsunya dengan keras membuat fedrick kini memilih pindah ke kusri sebelah kekasihnya.

"Woy angry bird, lo mending balikan sama lora sebelum diambil felix." Ucap sofi seraya tersenyum licik, gavi yang mendengar hal itu mengerutkan dahinya heran.

"Felix? Ketemu aja jarang gak mungkin lah." Jawab gavi sepele, sofi tertawa mendengar jawabannya laki-laki itu mungkin belum tahu apa yang terjadi saat ini.

"Loh kalian berdua belum tau felix pindah ke sekolah ini?" Gavi yang sedang asyik memakan katsunya itu tersedak mendengar ucapan sofi, begitu juga dengan fedrick.

"Lo kalo ngomong yang bener, gaboleh nyebar hoax sembarangan." Sangkal gavi, laki-laki itu masih tidak percaya felix pindah ke sekolahnya.

"Dih ngapain gue bohong orang bener ko lora yang cerita sendiri soalnya mereka satu kelas-"

"-APA?!" Seru gavi dan fedrick kompak, sofi tersenyum miring gadis itu kini semakin gencar memprovokasi gavi.

"Lo belum denger bagian terburuknya, mereka duduk sebangku." Gavi meremas tissue yang ada di tangannya, bagaimana bisa felix kini lebih memiliki banyak peluang dibanding dirinya.

"Dimana lora sekarang?" Tanya gavi dengan wajahnya yang memerah karena amarah, sofi mengangkat kedua bahunya,

"Yang jelas dia di tempat dimana lo gaakan kepikiran dia disana." Gavi segera beranjak dari duduknya, membuat sofi tersenyum senang gadis itu berhasil mengusir gavi dengan halus.

Gavi mencari lora ke perpustakaan, tapi gadis itu tidak ada disana ia juga mencari ke lab, bahkan hampir ke seluruh penjuru sekolah namun nihil. Akhirnya ia menyerah, gavi kini kembali ke kelas lora, memaksa salah satu dari mereka mau angkat bicara, tapi tidak ada yang menanggapinya.

"Agatha lo temen deket dia, lo liat lora kemana?" Tanya gavi pada salah satu teman baik lora yang kebetulan baru kembali dari kantin.

"Tadi dia ke arah tangga, mungkin dia mau ke rooftop." Setelah mengucapkan terimakasih kepada agatha, gavi segera berlari menaiki puluhan anak tangga sampai di anak tangga terakhir gavi sempat ragu untuk membuka pintunya,

Setelah beberapa menit akhirnya gavi berani untuk membuka pintu dihadapannya, apa yang ia takuti terjadi lora ada disana gadis itu tertawa dengan laki-laki disampingnya gavi melihat lebih lama untuk memastikan siapa laki-laki disamping lora, dan benar apa kata sofi felix ada disini mereka bahkan lebih dekat dari dugaannya.

Gavi menghampiri felix menyeret laki-laki itu menjauhi lora, mencengkram kerahnya dengan erat membuat felix sedikit kesulitan bernafas.

"Mau lo pindah kesini apa hah!" Felix tersenyum licik laki-laki itu kini mengalihkan pandangannya pada lora, membuat gavi mengeratkan cengkramannya.

GALILEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang