Chapter 11

3.1K 252 3
                                    

-Hyejin POV-

Pagi ini aku berjalan cepat menyusuri koridor, aku ingin cepat bertemu denganya! kemarin, karena sudah sore aku tak jadi menemuinya dan sebagai gantinya, hari ini aku harus bertemu dengannya. Aku harus meminta penjelasan padanya hari ini juga.
.
Aku terus mencarinya menyusuri koridor, higga aku menemukan sosoknya yang sedang ....
'membully'
Ya, inilah pemandangan yang kulihat. Seperti biasanya dia sedang melakukan pembullyan bersama para gerombolannya itu .. 'Berandalan Pengecut'
Tanpa pikir panjang, aku langsung berjalan mendekatinya, tapi sepertinya dia tak tau kalau aku datang.
"hya! Oh Sehun" ucapku sedikit berteriak. Sepertinya dia kaget langsung menatapku dengan cool nya.
"o-ow! penjual bubur datang!" ucap Baekhyun menatapku, mendengar itu aku langsung menatapnya tajam dan dingin, setelahnya Baekhyun tak berani bicara lagi.
"ada apa?" ucap Sehun datar. "ikut aku!" ucapku dingin dan langsung berlalu pergi, sepertinya Sehun mengikuti perintahku dia mengikutiku dibelakang.
.
.
Aku menghentikan langkahku setelah sampai di atap, dan Sehun juga berhenti dibelakangku.
"untuk apa kau membayar flatku?!" ucapku lirih. "m-mwo?!" terdengar nada kaget yang keluar dai mulut Sehun. Aku membalikan tubuhku, menatapnya dingin. "kau! apa maksudnya membeli flatku?" ucapku sedikit berteriak. "i-itu..." Sehun terlihat sangat bingung menjawab pertayaanku, aku masih menatapnya tak percaya.
"ya. karena kau kan penjual bubur! jadi.. aku kasian padamu tau! aku kan juga manusia yang punya hati!" ucapnya dengan ... terlihat merendahkanku.
"AKU TAK BUTUH BELAS KASIAN DARIMU!!!" ucapku berteriak, dan saat itu juga air mataku mengalir, kulihat Sehun kaget mendengar teriakanku. "aku tau, aku itu hanya rakyat jelata yang menjual bubur untuk kehidupanku sehari hari. Dan kau? sangat gampang mendapatkan uang, kau hanya perlu bicara berapa nominal uang yang kau mau, dan saat itu juga kau mendapatkannya! Tapi aku ini masih punya kekuatan untuk mencari uang dan membayar sewa flatku sendiri, aku tak ingin dibelas kasihani. Itu membuatku merasa.. aku adalah orang yang paling menyedihkan didunia ini, kau tau?" ucapku sambil terisak.

-Sehun POV-

Hyejin menghentikan langkahnya setelah sampai di atap, dan Aku juga berhenti tepat dibelakangnya.
"untuk apa kau membayar flatku?!" ucapnya datar.

DEG.

"m-mwo?!" ucapku terbata, kenapa dia bisa tau?! matilah aku!. Dia membalikan tubuhnya mengahadapku, dan menatapku dingin.
"kau! apa maksudnya membeli flatku?" ucapnya sedikit berteriak. "i-itu..." SIAL! kenapa aku jadi gugup begini? dan kenapa dia terlihat marah sekali? bukannya senang sudah ku bantu?!. "ya. karena kau kan penjual bubur! jadi.. aku kasian padamu tau! aku kan juga manusia yang punya hati!" ucapku enteng, haahh.. akhirnya aku punya alasan. TUNGGU! kenapa matanya malah berair seperti ingin menangis?
"AKU TAK BUTUH BELAS KASIAN DARIMU!!!" ucapnya tiba tiba berteriak, dan saat itu juga air matanya mengalir, kenapa dia jadi menangis begitu? apa aku salah?. "aku tau, aku itu hanya rakyat jelata yang menjual bubur untuk kehidupanku sehari hari. Dan kau? sangat gampang mendapatkan uang, kau hanya perlu bicara berapa nominal uang yang kau mau, dan saat itu juga kau mendapatkannya! Tapi aku ini masih punya kekuatan untuk mencari uang dan membayar sewa rumahku sendiri, aku tak ingin dibelas kasihani. Itu membuatku merasa.. aku adalah orang yang paling menyedihkan didunia ini, kau tau?" ucapnya terisak, sungguh! ternyata hyoja ini sangat rapuh, kenapa aku jadi tambah merasa bersalah padanya! aku menyesal telah mengatakan kalimat tadi, sungguh! aku tak bermaksud menyakitinya. Tadi, aku terlalu gugup untuk menjawab pertanyaannya. Kenapa jadi begini sih!!
"a--aku.." sebelum aku melanjutkan kalimatku, Hyejim sudah memotongnya terlebih dulu..
"aku akan pergi dari flat itu, semua barang sudah aku bereskan. Dan ini... kuncinya" ucapnya dengan bergetar menyerahkan kunci itu padaku.
Tapi aku tak menerima sodoran kunci darinya, "ani! itu flat punyamu!" ucapku berteriak. Dia menatapku bingung, masih terlihat matanya yang memerah karena menangis tadi. "maksudmu?" ucapnya. "aku memberikannya padamu!" ucapku sedikit berteriak padanya. Dia menarik tanganku dan menaruh kunci itu ditelapak tanganku, "aku tak butuh belas kasian darimu" ucapnya datar lalu berlalu dari hadapanku, tapi baru beberapa langkah dia berjalan aku langsung menarik tangannya hingga ia tepat berada di depanku, jarak kami begitu dekat saat ini. Aisshhh! kenapa malah deg degan gini sih! semoga dia tak mendengarnya, karena saat ini.. wajahnya ada didepan dadaku--batinku. Aku mendekatkan wajahku padanya...
"maaf. tapi, tetaplah tinggal di flatmu. Aku.. aku tidak mengasihanimu. Ta-tadi itu .. hanya alasan bodoh yang keluar dari mulutku" kata kata itu benar benar muncul dengan sendirinya dari mulutku, aku sudah tak tahan lagi jika dia terus membenciku. Aku melihatnya kaget dengan omonganku, dia sedikit mendongakkan kepalanya sehingga kini aku dan dia saling bertatapan. Sungguh! melihat matanya yang sendu itu, detak jantungku makin tak karuan.

-Hyejin POV-

"aku akan pergi dari flat itu, semua barang sudah aku bereskan. Dan ini... kuncinya" ucapku menyerahkan kunci itu padanya, sebenarnya aku masih belum siap meninggalkan flat itu? aku tak tau harus tiggal dimana lagi.
Dia tak mau menerima kunci yang kuberikan, "ani! itu flat punyamu!" ucapnya berteriak. Aku menatapnya bingung, apa maksudnya namja ini?! bukankah tadi aku sudah bilang tak ingin dikasihani? "maksudmu?" ucapku datar. "aku memberikannya padamu!" ucapnya sedikit berteriak.
Tanpa pikir panjang, aku langsung saja menarik tangannya dan menaruh kunci itu ditelapak tangan Sehun, "aku tak butuh belas kasian darimu" ucapku datar lalu berlalu dari hadapannya.
Baru beberapa langkah aku berjalan, tiba tiba dia menarik tanganku kasar, sehingga kini aku berada tepat didepannya, dan mukaku berapa tepat didepan dadanya. Kenapa tiba tiba jantungku berdetak tak beraturan seperti ini? bahkan lebih cepat dibanding detak jantungku saat melihat Taehyung tersenyum--batinku. Dia mendekatkan wajahnya padaku, mau apa dia?!
"maaf. tapi, tetaplah tinggal di flatmu. Aku.. aku tidak mengasihanimu. Ta-tadi itu .. hanya alasan bodoh yang keluar dari mulutku" ucapnya lirih, tapi terdengar seperti--- permohonan. Kuberanikan diri untuk menatapnya, dan tatapan kami bertemu, sungguh! jarak wajahku dan wajahnya hanya beberapa centi saja. Aku bahkan bisa merasakan deru nafasnya menerpa kulit wajahku.
Jika dari dekat seperti ini... dia terlihat sangat 'tampan' . MWO?! apa yang baru saja ku katakan!!
.
.
Setelah cukup lama kami bertatapan, aku memundurkan sedikit tubuhku, dan mengalihkan pandangan darinya.
"ehmm!" SIAL! kenapa jadi canggung begini. "apa maksudmu?" ucapku kembali membuka suara dan mentapnya.
"tetaplah tinggal disana, kau tak punya tempat tinggal lagi kan?" ucapnya datar. Aku terdiam, apa aku harus menerima tawarannya? tapi kenapa dia jadi begitu baik sih?! benar benar aneh! bukankah dia sangat membenciku? dan sekarang dia malah membantuku---batinku.
"bukankah kau begitu membenciku? kenapa... kau malah membantuku?" ucapku takut takut.
Dia menatapku lekat lekat ...
"karena... aku---- menyukaimu" ucapnya. Aku langsung membulatkan mataku...
.
.
♡♡♡

Annyeong!^^
Silakan vote dan comment . Aku membutuhkan pendapat kalian semua
Terimakasih sudah membaca~

사랑해 ..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang