Disebuah toko, Chika sedang memilih barang yang dia mau. Ia berbelanja makanan disana, Ara sudah memberikan nya izin. Tapi anak itu, tengah terperongo melihat Chika yang sedang mengambil banyak sekali jajanan super market itu.
Mereka tengah berbelanja, Ara yang mengajaknya. Tapi ia salah menduga, Chika hanya meminta di belikan ice cream namun sekarang gadis itu asik memilah milih makanan yang ia mau.
Ara bingung, uang yang ada di dompetnya hanya sedikit , kartu tabungan ATM nya pun ada di Mira teman nya.
"Udah, ayok.. ". Chika menarik tangan Ara
"Ya-yakin segitu??ga kebanyakan kan?"
"Emang kenapa?kamu inget ga kata papa aku semalem?"
Ara pun meningkatnya sejenak, Chika hanya tersenyum kecil melihat raut wajah Ara yang kini masih ketakutan setengah mati.
Flash back
"Ekhemm".
Ruangan pun terbuka, Aby membuka pintu itu secara perlahan. Chika dan Ara rupanya sedang ada di ruang tv, mendengar Aby berdehem seperti batuk mereka langsung menoleh kebelakang.
"Selamat malam Chika Ara".
"Malam pah, udah pulang ternyata". Sahut Ara.
"Kamu ga kemana mana kan dari tadi?" Tanya Aby.
Ara menggeleng geleng "bagus. Jaga anak saya dengan baik okey".
Ara mengangguk angguk "pah mama mana?".
"Nah, untuk 1 Minggu kedepan mama ga akan pulang kerumah dulu sayang. Dia lagi jengukin saudara nya yang ada di Batam.."
"Jauh amat pah". Ara langsung menyahut
"Maka dari itu, gini loh Ra.. dirumah kan ga ada siapa siapa, papa nitip sama kamu tolong jagain Chika dengan baik ya. ".
"emang papa mau kemana?". Tanya Chika.
"Ya ada, tapi kan papa pasti selalu pulang malem. ".
"Siap pah, Ara jagain kok. ".
"Bagus, nah kalian belum makan ya?"
"Udah pah, tadi Ara ajak Chika makan pecel lele ya kan Ra?". Sontak mata Ara pun melirik kearah Aby.
"Apa?kamu ajak anak saya makan di tempat kayak gitu Ra?" Mendadak suara Aby memberat.
Ara takut jika Aby marah pada dirinya " i-iya pah".
Aby menyuruh Chika agar keluar sebentar dari ruangan ini. Ia akan berbicara empat mata pada Ara, namun ia tak benar benar pergi. Chika malah berdiri di ujung sana.
"Raa, kamu tau kan konsekuensi orang yang sudah menikah itu?"
"Kenapa pah?"
"Gini loh, seharusnya. Sekarang segala urusan Chika udah jadi tanggung jawab kamu. Terkhusus nya soal materi dan biaya hidup nya,kamu harus bisa ikutin gaya hidup Chika yang begitu tinggi. Tapi papa rasa kamu kan masih sekolah juga, jadi papa ga nuntut Terlalu banyak untuk saat ini".
"Iya juga ya, harusnya Ara kerja punya penghasilan sendiri. Jadi ?apa Ara kerja aja ya ga usah sekolah". Celetuk Ara.
"Eh itu mah mau kamu, ga sekolah ya kan!".
"Hehhe mmaaf pah." Ara tercengir.
"Yaudah, gini aja. Kalo kamu mau dan siap, silahkan papa izin kan kamu kerja biar punya uang sendiri. Itung-itung kamu belajar buat menghidupi anak papa Ara". Jelasnya.