30.Kematian Harvika

1.1K 72 2
                                    

Happy reading
***************
*
*
*
*

Roy berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sudah sunyi.kebetulan juga sudah pukul 11.00 malam.Tujuan Roy saat ini yaitu mencari kamar milik Harvika yang berada di lantai 17.untung saja segala hal yang berkaitan dengan Harvika terpapar di media jadi mudah baginya menemukan keberadaan Harvika.

Roy berhenti tepat di depan pintu ruang rawat Harvika Lalu terdiam sejenak lalu memakai sarung tangan yang ada pada sakunya.Roy membuka pintu ruangan tersebut dengan sangat pelan dan hati hati untung nya tak ada keluarga dari Harvika yang sedang berjaga.entah mereka kemana sejak sore.sejak sore memang Harvika sendirian di dalam ruangan nya.tentu saja Roy mencari informasi lebih dahulu sebelum kemari.

Roy mendekat ke arah kasur rawat milik Harvika lalu berdiri tepat di samping kasur rawat.Roy merasa turut prihatin melihat kondisi Harvika saat ini.hanya satu yang Roy heran kan.mengapa Harvika masih sempat sempat nya menelfon nona nya dengan suara nyaringnya sedangkan keadaan nya sendiri dia yakin sangat sulit membuka mulut secara lebar.Luka bekas siraman air keras itu bahkan nampak melepuh dan mengikis kulit mulus Harvika.bahkan sebelah mata Harvika kini tertutup perban,dirinya yakin setelah penyiraman itu Harvika akan buta.Roy mengambil suntik dari dalam tas nya lalu mulai menyuntikkan nya ke dalam cairan infus Harvika.

Roy merogoh saku nya mengambil handphone miliknya lalu mulai menelfon Nona nya sembari menjauh sedikit dari Harvika agar tak terbangun.

"Saya sudah tiba,nona."ujar Roy setelah panggilan nya di angkat.

"Lakukan sesuatu untuk menutup mulutnya terlebih dahulu."Roy tentu saja dengan segera mengambil plester  dari dalam tas nya.Roy pun mulai meng-plester mulut Harvika,Harvika yang merasa pergerakan di wajahnya dan rasa nyeri karena merasa ada sesuatu yang menyentuh wajahnya pun seketika terbangun.dirinya begitu terkejut melihat sosok pria yang dirinya sangat yakin ingin macam macam dengan nya.Harvika ingin berontak namun badannya terasa kaku.

"Alihkan panggilan ini ke panggilan video,"titah Velly.Roy menurutinya.

"Selamat malam nyonya Kaisario,tentu saja nyonya mengenali saya kan?"ujar Velly sembari tersenyum di seberang sana.Harvika membulatkan matanya terkejut.ternyata ancaman Velly padanya bukan lelucon.

"Sebelum kematian mu di umumkan besok,aku ingin bertanya sesuatu padamu nyonya.apa boleh?"kini senyum Velly makin lebar bahkan matanya menyipit.Velly menaruh tablet nya di atas meja lalu bersandar pada sofa sembari memegang segelas wine.sudah sejak lama dirinya tak meminum ini.

Harvika menggeleng takut,tidak!masih terlalu dini jika dirinya mati sekarang! Harvika keringat dingin sekarang.

"Bayi kembar,mengapa kau tak mempublish ke media jika kau memiliki bayi kembar?bukan kah salah satu bayi kembar mu hilang?"

"Lepas lah plester pada mulutnya,toh ruangan itu kedap suara."Roy pun membuka plester tersebut dari mulut Harvika.

Nafas Harvika memburu.Rasa perih kini mendominasi pada wajahnya.
"Haha sekarang lihat lah siapa yang ketakutan sekarang,"Cemooh Velly.Harvika masih sibuk menenangkan diri.

"Bagaimana kau bisa tahu soal bayi ku?"Harvika balik bertanya.

"Oh ayolah,mengapa balik bertanya?jawab saja pertanyaan ku itu!"Seru Velly dengan nada mengintimidasi nya.mendengar itu membuat Harvika makin takut kepalang.rahasia keluarga nya kenapa bisa sampai bocor begini?

"Mengapa aku harus menjawab itu?bunuh saja aku sekarang!"balas Harvika.Velly berdecih sinis.ternyata sampai akhir pun Harvika masih keras saja.

"Baiklah-baiklah.tak usah menjawab itu.biar aku beri beberapa fakta sebelum orang ku benar-benar membuat mu meninggal kan dunia ini.kau tahu tanda lahir ini kan?"Velly menunjuk kan telapak tangan nya yang terdapat bintik kecil di tengah-tengah telapak tangan nya.tentu saja Harvika mengenali nya.Harvika bahkan memiliki tanda seperti itu tepat di tangan kanan nya.Harvika menggeleng tak percaya.Tak mungkin!ini semua tak mungkin!

UnterschiedlichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang