Keinginan

1.5K 172 24
                                    

Setelah itu mereka semua pergi ke kantin untuk makan malam.

"Isagi kun, apakah ada sesuatu yang tidak boleh kamu makan? nanti kami akan memeriksa nya dulu." tanya Yukimiya

Isagi pun menggeleng.

"Sebenarnya bukan makanan, aku lebih alergi ke alkohol itu saja." jawab Isagi

"Baiklah," jawab Yukimiya

Ternyata jatah makan mereka adalah Curry special.

Namun Isagi memandangi Rin yang kini menunggu antrian makan.

"Ne... Rin, setelah ambil makan, mari makan bersama ya." tawar Isagi ke Rin

Rin hanya mengangguk namun dilain sisi, Rin merasa lemas dengan senyuman yang keluarkan oleh Isagi ke dirinya.

'Dia ingin aku mati?' batin Rin

Setelah itu Isagi sedikit memukul meja meminta Rin untuk duduk disebelah kiri nya.

Rin pun tanpa berfikir panjang langsung duduk disebelah kiri Isagi.

Dan untuk sebelah kanan, awalnya mau diisi oleh Bachira namun ternyata diisi oleh Chigiri.

Namun tambahan lagi hampir seluruh anggota Blue lock juga ikutan berkumpul.

"Ne... Isagi sejak kapan kamu kenal Ego? Kok aku tidak tahu soal itu?" tanya Bachira sedikit penasaran

"Ah... Itu ya jadi seperti ini..."

Flashback 4 tahun yang lalu...

"Yoochan, hari ini kamu mau makan malam dengan apa?" tanya ibu Isagi bersemangat

"Sup hangat dengan roti!" seru Isagi bersemangat

"Baiklah, baiklah setelah kita pemeriksaan kondisi mu dulu ya." Isagi mengangguk pelan untuk itu

Setelah memeriksa kondisi Isagi, keluarga Isagi pun segera menaiki mobil mereka untuk menuju ke rumah.

Namun siapa yang sangka, saat itu terjadi sebuah insiden beruntun.

Mobil itu mengalami kecelakaan, Isagi berhasil diselamatkan walau ada cedera.

Kini dia berada di kamar rumah sakit karena kondisinya.

Tapi kedua orang tua Isagi sudah tidak bisa diselamatkan, namun tiba-tiba...

"Kamu Isagi Yoichi kah?" tanya pria berambut mangkuk itu

Isagi mengangguk,

"Namaku Ego Jinpachi, mulai sekarang aku yang akan memenuhi semua kebutuhan mu," ucapnya

Mendengar itu Isagi terkejut, namun Ego kembali menghadap ke Isagi.

"Aku sudah melihatmu sebelumnya, kini aku paham, kamu memiliki hati yang baik, karena itu sesekali bergantung lah kepada orang lain." ucap nya

Mendengar itu Isagi tidak percaya, ada orang lain yang mau menampungnya.

"Jangan khawatir itu, Isagi kun, kami akan mengurus nya, percayakan semuanya kepada kami." ucap Anri sambil tersenyum ke Isagi

Tanpa sadar Isagi menangis, ya meski begitu asma nya kambuh saat itu juga.

Melihat itu jelas membuat Ego dan Anri sedikit terkejut..

Namun dengan sigap, mereka berdua langsung bisa menenangkan asma milik Isagi itu...

"Maaf Ego san, Anri san... Aku membuat kalian repot tadi." ucap Isagi sedikit lirih

"Jika kamu tahu begitu, maka kamu harus bahagia, itu bukan untuk kami namun untuk dirimu sendiri." ucap Ego dengan wajahnya sedikit ketus

Sejenak Isagi kembali terdiam mendengar itu namun untuk Anri, dia tersenyum jahil karena baru kali ini Ego mengatakan sesuatu diluar dugaan.

"Ya sudah ayo..." saat itulah Isagi bersama mereka berdua

. . .

"Begitulah yang terjadi." ucap Isagi

Semua orang menjadi terdiam, ada yang prihatin dengan kondisi Isagi namun ada juga yang tidak terlalu memperdulikan nya.

"Maaf Isagi... Aku tidak tahu itu..." ucap Bachira sedikit menyesal

Isagi lalu menepuk pelan bahu Bachira tidak lupa sambil tersenyum.

"Tidak apa, lagipula aku tidak mengatakannya, jadi jangan merasa bersalah." balas Isagi

Setelah itu Bachira kembali tersenyum.

"Setelah ini Isagi harus bahagia ya!" seru Bachira

Isagi kembali mengangguk.

"Aku mau ke kamar mandi dulu..." ucap Isagi

"Mau ku antar?" tawar Kurona

"Ah... Terima kasih banyak Kurona." ucap Isagi

Setelah itu Isagi dan Kurona berjalan menuju ke kamar mandi.

"Tidak ku sangka, teman mu memiliki masa lalu sesakit itu." ucap Chigiri

"Kau benar Chigiri, aku yang tidak menyangka itu semua, tapi aku senang karena Isagi sudah bertemu dengan mereka." balas Bachira

Namun sisi lain...

Huk... Huk... Huk...

Kurona sedikit terkejut melihat Isagi batuk namun batuknya mengeluarkan darah.

"Astaga! Kamu tidak apa Isagi?!" tanya Kurona khawatir

"Ah... Tidak apa, mungkin ini karena efek dari cedera yang ku punya." balas Isagi sambil menenangkan pernafasan nya

"Cedera? Memangnya cedera itu ada dimana?" tanya Kurona agak khawatir

Isagi lalu menunjuk ke arah dada nya. Melihat itu jelas membuat Kurona paham.

"Baiklah yang penting jangan memaksakan diri seperti tadi," ucap Kurona memperingati Isagi

"Ya, Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku, Kurona." ucap Isagi sambil tersenyum

"Tidak apa, lagipula aku juga lumayan menyukai nya, seandainya kamu tidak memiliki penyakit, mungkin kita bisa bermain bersama." ucap Kurona

Mendengar itu Isagi pun berfikir seperti namun satu sisi juga dia sedikit sedih karena dia tidak bisa menikmati kehidupan seperti orang lainnya.

Namun hanya satu hal saja yang ingin dia lakukan.

"Na... Kurona... Meski aku tidak bisa bermain dengan kalian namun... Aku akan mendukung kalian dengan lukisan ku, kalian harus melihat nya nanti." ucap Isagi sambil yakin

Kurona yang mendengar itu pun kembali tersenyum.

"Ya... Kami akan melihat nya." balas Kurona dengan yakin

Namun tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka berdua.

'Kamu terlalu rapuh bahkan jika kamu berjuang sekali lagi, mungkin saat itu kamu sudah disana..' batin...

Tbc...

Hayoooo... Itu siapa yang berbicara diakhir...

Yang jelas bukan Bachira, Rin ataupun Chigiri,.

Jadi tebak siapa ini... Jika benar nanti langsung up 2 chapter...

Oke? Hehehe...

Sampai bertemu di chapter berikutnya ⤴⤴⤴







いとしい ( project 2 author ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang