'Kenapa gue harus dilahirkan kalo kehadiran gue aja gak diinginkan?'
Sebuah pertanyaan yang selalu ada dalam benak Aksa. Ia selalu ingin menanyakan itu... tapi pada siapa?
Pertanyaan yang mengerubungi kepala Aksa sejak bertahun-tahun lamanya, pertanyaan singkat yang membutuhkan jawaban panjang.
Aksa tahu, akan ada saatnya pertanyaan itu terjawab. Aksa hanya perlu bersabar. Ya, dan memendam itu semua
***
"Kita 'kan temen!"
.
"Iru kenapa? Kalo ada masalah cerita aja sama kita."
.
"Ancurin aja semuanya anjing!"
.
"Nggak apa apa kamu nggak diinginkan sama Mama dan Papa kamu. Ada Nenek, Nenek yang menginginkan kamu."
.
"Anak haram sih, makanya gak punya temen."
.
"Tumpuan hidup Aksa sekarang siapa?"
.
"Hidup gue emang lawak, sampe apa-apa dibercandain."
.
"Makasih udah mau jadi temen gue..."
.
"Jangan brengsek lah."
.
"Gue gak pernah berharap dilahirkan kayak gini."
.
"Everything is fine
But i wish i was dead".
"Emang dunia ini pernah adil sama gue?"
.
"Karena kamu hadir dari ketidak sengajaan yang membawa sebuah petaka!"
.
"Sekarang semuanya udah selesai, makasih udah ngisi kekosongan hidup gue, gue pamit."
***
Sebuah jawaban singkat yang membuat hati sang Aksara Sabiru hancur.
Ia sadar ia sendiri, dan akan selalu sendiri.
Sebuah kesendirian yang menjadi ketenangan.
Aksara senang ia sendiri, tapi ia sedih ketika tak punya bahu tuk bersandar.
Ia tak punya raga tuk berlindung, yang ia miliki hanyalah dirinya.
Raga yang bisa melindungi dirinya sendiri.
'Sendiri itu emang bikin gue tenang tapi gue juga pengen punya seseorang sebagai tujuan gue untuk berpulang, seseorang yang selalu bersedia menjadi tempat gue berkeluh kesah.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon;
Teen FictionAksara Sabiru. seorang pemuda yang memiliki 1001 alasan untuk tetap hidup. This is a collaboration story with @tigerush Cover by @nata.designn (on ig)