Pukul 04:00.
Aksa terbangun dari tidur nya,
mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh setelah itu aksara turun untuk menemui sang Nenek."Mimih udah bangun belum? Sholat subuh dulu Kaka udaah."
Aksa membuka pintu kamar Neneknya dan melihat sang Nenek yang tengah mengaji.
Aksa menghampiri nya. "Mimih udah beres belum, Kaka mau peluk mimih."
Neneknya menatap Aksa dan mengangguk, Aksa langsung memeluk erat tubuh sang Nenek lalu meneteskan air matanya.
Aksa takut.
Bagaimana jika nanti Neneknya, satu satunya orang yang ia miliki pergi meninggalkan nya untuk berjuang sendiri.
Sang nenek yang menyadari itu mengusap punggung Aksa dan bertanya
"Kaka kenapa nangis? Lagi ada masalah?"
Aksa hanya bisa menggeleng dan tersenyum.
"Gapapa kok, Kaka cuman kangen di peluk Mimih hehe. Kaka hari ini libur kerja jadi mau jogging bentar, badan udah gak enak."
"Iya, Lama nggak? Soalnya ada yang mau Mimih omongin."
"Kayaknya gak bakal lama, emang Mimih mau ngomongin apa?"
"Nanti aja pas Kaka beres jogging, hati hati ya, nanti siang Mimih masak atau jangan?"
"Jangan, hari ini gak usah ngapa ngapain oke? Kaka pulang jogging beli bahan makanan sekalian, jadi Kaka yang masak Mimih pasti cape ngurus anak ganteng ini. Jadi gantian ya.."
"Bisa aja kamu makasi ya anak hebat, Mimih gak pernah capek ngurus Kaka jangan ngomong kaya gitu."
"Iya, udah ya Mimih sekarang tidur lagi aja Kaka sebelum pergi mau nyapu dulu gak usah ngapa ngapain inget ya Mih." Peringat Aksa yang hanya ditanggapi dengan anggukan pelan oleh Neneknya.
Kemudian itu Aksa bersiap-siap, setelah selesai ia pamit lalu pergi jogging.
Udara pagi disekitar rumah Nenek Aksa sangatlah sejuk. Dengan tanaman yang hijau di setiap jalan yang Aksa lewati menambah kesejukan wilayah itu.
Aksa jogging mengelilingi kampung dan berhenti di suatu taman lalu beristirahat sejenak di sana. Tak lama kemudian ia melihat dua ekor kucing yang tengah bertengkar.
"Kalahin, kalahin, kalahin!" Seru Aksa ketika kucing berwarna oranye mencakar kucing lainnya yang berwarna abu-abu.
Kemudian kucing abu-abu itu kabur dan disusul dengan kucing oranye yang Aksa dukung tadi.
"Mantap!" Aksa mengacungkan jempolnya lalu bertepuk tangan dan tertawa.
Setelah selesai beristirahat, Aksa melanjutkan jogging-nya dan berhenti di penjual bubur ayam, ia memesan sebanyak dua porsi. Setelah selesai, Aksa kembali ke rumah dengan menenteng sebuah kresek yang berisi bubur.
Sesampainya dirimah Aksa melepas sepatu yang ia pakai dan pergi ke dapur untuk menyiapkan bubur nya.
"MIHHH MAKAN DULUUU!!" Aksa berteriak memanggil sang Nenek. Tak lama, Neneknya datang.
"Eh si ganteng udah dateng."
"Diem duduk aja ya Mih, tunggu Kaka ganti baju dulu."
Sang Nenek hanya membalas dengan anggukan kecil.
Aksa berlari menuju kamar nya, masuk ke kamar mandi dan berganti baju. Selesai mengganti baju, Aksa kembali ke dapur dan mendapati Neneknya tengah menonton tv.
"Nonton apatuuh?" Tanya Aksa
"Gak tahu, yang ada aja Mimih tonton." Aksa terkekeh kecil kemudian ia mengambil bubur dan menyimpannya di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon;
Ficção AdolescenteAksara Sabiru. seorang pemuda yang memiliki 1001 alasan untuk tetap hidup. This is a collaboration story with @tigerush Cover by @nata.designn (on ig)