08:30
Aksa dan teman sekelasnya sedang melaksanakan olahraga di lapang badminton namun beberapa saat setelahnya ada pemberitahuan bahwa seluruh siswa harus berkumpul di lapang sekolah karena ada pengumuman penting.
Aksa dan siswa lainnya berkumpul dengan rapi di lapangan.
"Assalamualaikum anak anak maaf menganggu aktifitas kalian, di sini Bapak ingin memberitahukan bahwa hari ini siswa dan siswi belajar di rumah. Kecuali anggota osis tolong berkumpul di depan ruang osis, besok akan diadakan acara syukuran atas ulang tahun sekolah ke 30 dimohon kepada para siswa hadir ke sekolah menggunakan pakaian yang sopan, sekian pemberitahuan dari Bapak silahkan untuk membereskan kelasnya dan jika sudah beres boleh pulang ke rumah masing masing."
Semua siswa dan siswa pun membubarkan diri, ada yang kembali ke kelas dan ada yang langsung pergi pulang.
Aksa kembali ke kelas menunggu sekolah kosong, ia malas jika harus berdesakan. Aksa yang sedang mendengarkan lagu favorit nya terganggu oleh ocehan Akay yang tak terima jika anggota osis tidak dipulangkan.
"Apa apaan ini anjir, masa osis gak boleh pulang sementara siswa lain boleh? Tahu gitu gue gak bakal masuk osis."
Akay mengomel sembari membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. Tapi Aksa menghiraukan Akay karena ocehan Akay sama sekali tidak penting untuknya.
"Kay! Ngapain di kelas? Kan disuruh kumpul depan ruang osis," teriak Sadam.
"BENTAR ANYING BEBERES TAS DULU!" Akay membalas dengan teriakan juga.
Aksa menoleh sekilas ke arah Sadam yang tengah berdiri di depan pintu.
"Sa, ikut yu ke panti dari pada ngelamun sendirian," ajakan Sadam Aksa tolak dengan menggelengkan kepalanya.
"Gue sibuk."
Kemudian Aksa mengambil tasnya dan beranjak dari duduknya, berniat untuk pulang. Tetapi sebelum Aksa sampai di depan pintu, Akay menahan lengan Aksa.
"Ayolah ikut, pasti seru kok!"
Sadam menghampiri Aksa dan Akay lalu menaruh tangan nya di bahu Aksa. Menatap Aksa dengan penuh harap, agar ia ikut bersamanya di kegiatan ini.
Dan akhirnya Aksa mengangguk, sejujurnya sedari dulu Aksa memang ingin mengunjungi tempat tersebut, tapi karena ia hampir tidak pernah mempunyai waktu luang jadi keinginannya pun tidak tersampaikan.
Sadam dan Akay bersorak gembira kemudian menuntun tangan Aksa ke ruang osis. Di sana Aksa menunggu di luar.
Setelah sekitar 15 menit, anggota osis yang lain pun diperbolehkan untuk pulang. Kecuali Sadam, Akay, Abel, dan Haikal. Mereka ditugaskan untuk mengunjungi panti asuhan yang akan sekola undang untuk besok.
Mereka berempat keluar dari ruangan osis dengan wajah lesu, terkecuali Abel. Ia tidak pernah menunjukkan wajah lesunya, ia selalu terlihat senang dan selalu tersenyum.
Abel mengarahkan pandangannya kearah Aksa. Abel nampak terkejut kemudian menghampiri Aksa yang mulai terlihat bosan menunggu.
"Iru nungguin siapa?" tanya Abel.
"Sadam, sama Akay."
"Oh Adam sama Akay… Iru ikut ke panti?"
Aksa berdeham sambil mengangguk pelan. Abel pun ikut mengangguk dengan mulut yang berbentuk huruf 'o' menggemaskan.
"Berangkat sekarang yok, keburu sore," ajak Akay.
"Gue sama Abel, Akay sama Adam, Aksa bawa motor ga?" Haikal mengarahkan pandangannya pada Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon;
Fiksi RemajaAksara Sabiru. seorang pemuda yang memiliki 1001 alasan untuk tetap hidup. This is a collaboration story with @tigerush Cover by @nata.designn (on ig)