Ella bergegas memasuki pintu utama bangunan tempat ia bekerja, ia langsung di sambut oleh madam Erina, owner logo design tempat ia bekerja itu.
"Astaga Ella, ini sudah pukul berapa, kenapa kau baru datang," seru Erina.
"Sorry madam, jalanan hari ini sangat macet."
"CK , kau ini sangat pintar sekali mencari alasan," ucap Erina sembari menepuk pelan pantat Ella.
Ella hanya mengeluarkan cengiran khas nya.
Erina sangat baik pada Ella,ia sudah menganggap Ella seperi anaknya sendiri.
Erina selalu menyuruh Ella melamar pekerjaan di perusahaan besar, sangat di sayangkan jika Ella tidak memanfaatkan bakat nya yang luar biasa ini.
padahal Ella lulusan universitas terbaik ,ia bahkan bisa bekerja di perusahaan besar , tapi Ella tetap memilih bekerja menjadi karyawan design logo nya.
usaha jasa design logo milik Erina adalah usaha jasa kecil-kecilan, biasanya hanya toko-toko kecil yang memakai jasa mereka.
Ella memasuki ruangan kerja nya ,ia mengotak ngatik sketsa yang ada di atas meja nya .
"Oh astaga di mana sketsa itu ,kenapa tidak ada di sini."
Ella bergegas keluar dari ruangannya , kemudian menghampiri Erina yang duduk di sopa ruangan tengah.
"Madam, apa kau melihat sketsa cincin yang aku lukis 5 bulan yang lalu,padahal aku sudah menaruh nya di dalam laci," tanya Ella.
"Ohh sketsa itu, aku sudah mendaftar kan nya di situs lowongan kerja tiga hari lalu." Erina berucap santai.
Berbeda dengan Ella, Ella menganga tidak percaya." madam kenapa madam mendaftar ku, aku tidak ingin bekerja di tempat lain, aku hanya ingin bekerja di sini."
"Masih banyak karyawan lain yang bisa kau daftarkan," ucap Ella frustasi.
"Ayolah Ella, di sini cuma kamu satu-satunya lulusan universitas terbaik, kemampuan mu juga di atas rata-rata, lagi pula mereka tidak ingin mendaftar, oleh karena itu aku mendaftarkan karya mu," ucap Erina santai.
"Perusahaan itu akan launching 3 hari lagi , dan besok mereka akan mengumumkan siapa yang di terima, mereka hanya memilih satu karyawan terbaik, aku yakin karya mu pasti di terima." Erina kembali berucap.
Ella memijit pelipisnya," madam apa itu tidak bisa di batalkan saja, aku benar-benar tidak menginginkan bekerja di perusahaan yang tidak jelas seperti itu.
"Astaga Ella , CEO perusahaan itu adalah orang yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, mereka memiliki ratusan perusahah di berbagai belahan dunia ini, bisa-bisanya kau berucap seperti itu."
"lagipula besok akan di umum kan siapa yang akan di terima, kalau kau memang tidak ingin bekerja di situ, kau hanya bisa berdoa untuk tidak di terima di situ."
"Itu perusahaan besar Ella,jika kau di terima bekerja di situ, masa depan mu akan terjamin. kau juga bisa mengabulkan impian mu untuk mendirikan butik sendiri jika kau sangat ber sungguh-sungguh dalam bekerja."
"Kau harus keluar dari zona nyaman untuk merasakan apa itu kehidupan yang sesungguhnya, masa depan mu ada di tangan mu sendiri, aku yakin kau bisa menggapai mimpi itu, kau lulusan universitas terbaik, sangat di sayangkan jika kau tidak memanfaatkan kelebihan mu itu," ucap Erina panjang lebar.
"Madam, aku tidak ingin menjadi wanita yang tergila-gila mengejar uang, bekerja di perusahaan besar seperti itu sangat menguras tenaga dan pasti tidak bisa santai, pasti sangat berbeda rasanya dengan bekerja di tempat mu," ucap Ella menyangkal.
"Sudahlah Ella, semuanya sudah terlanjur, aku percayakan semuanya padamu, aku yakin kau akan menjadi wanita yang sukses," ucap Erina sembari berdiri dari duduknya dan melenggang pergi entah kemana.
Ella hanya bisa menghela nafas pasrah, sepertinya ia akan menghabiskan waktunya malam ini untuk berdoa sampai pagi.
________________________________________
Walton's group
Max sibuk berkutat dengan berkas yang menumpuk di mejanya.
Kemudian ketukan pintu memecah fokusnya, Adrian muncul dari balik pintu.
"Tuan saya ingin melaporkan perkembangan proyek kita," ucap Adrian.
"Apa semua nya berjalan dengan lancar," tanya max.
"Iya tuan,semua nya berjalan lancar ,dan 100% telah siap, sesuai dengan target yang telah di tetapkan, 3 hari lagi perusahaan siap launching." Adrian menjelaskan dengan secara rinci.
"Bagaimana dengan pelamar kerja, apa sudah di tetapkan siapa yang terpilih."
"Sudah tuan, sejauh ini hanya ada satu orang yang memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah di tetapkan."
"Bagus kalau begitu, kapan akan di umumkan siapa yang di terima," max kembali bertanya.
"Sepertinya besok tuan,akan langsung di umum kan secara online di situs yang telah di buat, dan baru lusanya akan ada pertemuan kepada karyawan yang di terima itu," jawab Adrian kembali menjelaskan .
Max mengangguk kan kepalanya paham, kemudian berucap, "baiklah kau boleh pergi sekarang ."
"Tapi tuan ,apakah tuan tidak ingin tahu siapa karyawan yang akan di terima itu , sepertinya tuan akan senang mendengar kabar ini."
"Apa maksudmu?" tanya max.
Kemudian Adrian membuka tablet nya,dan menunjukkan profil seorang perempuan, kemudian ia memberikan tabletnya pada max.
"Waw, sepertinya ini akan menjadi hal yang menarik," ucap max di iringi dengan kekehan.
"Tapi Adrian seharusnya kau profesional dalam bekerja, kau tidak boleh menerima seseorang hanya karena aku menyukai orang tersebut."
"Tidak tuan,memang sejauh ini hanya nona Ella lah yang memenuhi semua syarat dan ketentuan, sketsa yang ia daftar kan juga sangat indah dan tidak pasaran." ucap Adrian meyakinkan.
"Oh benarkah, sepertinya takdir sedang berpihak padaku," Max kembali berucap yang diiringi dengan kekehan.
Sepertinya ia sangat bahagia hari ini, gadisnya semakin mendekat kepadanya , hal yang sangat-sangat di nantikan oleh max.
"Baiklah , semuanya ku serahkan padamu,kau atur saja semuanya sebaik mungkin, sekarang kau boleh keluar," ucap max dengan nada memerintah.
"Baik tuan." Adrian pun keluar dari ruangan max.
To be continued
Maaf kalau banyak typo nya :)
Jangan lupa vote and coment!!!
See you🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happiness From You
General FictionMax Theo Walton, pria tampan yang berkuasa.Pewaris tunggal keluarga Walton . Max memiliki segalanya, ia bisa melakukan apapun untuk orang yang ia cintai. Ia mencintai seorang gadis selama delapan tahun,dan selama delapan tahun itu, Max terus menjaga...