Plakkk...
"Kurang ajar. Apa kau tidak diajari sopan santun? Semalam apa yang kau lakukan?" Melisa menamparku dihadapan orang-orang.
Apa mereka tidak menghentikan tindakannya? Aku tersenyum dan menunduk. Ini sangat sakit. Pipiku sangat sakit.
"Maafkan saya, kak."
"Jika kau ulangi lagi, aku tidak akan segan-segan untuk menghukummu!"
"Iya, saya mengerti."
Aku memberikan jalan untuk Melisa. Dia pergi dan tersenyum sinis. Apa aku melakukan kesalahan fatal? Aku ingin pergi. Di luar sana. Pasti sangat menyenangkan! Apa Daniel menungguku? Setelah pertunangan kami, kami tak pernah bertemu lagi. Di istana maupun di luar istana. Dia juga tak mengirim surat atau mengunjungiku. Apa suratku tidak sampai padanya?
"Ly, ayo bermain denganku." Liam semakin berani dari hari ke hari. Dia berani untuk menyentuh tubuhku tanpa rasa malu.
"Liam, lepas!"
"Apa kau ingin mengadu pada ayah?" Liam berbisik di telingaku.
Dia mencengkram tanganku dan menarikku pergi. Kenapa tenaganya sangat kuat? Aku tidak mau pergi dengannya! Dia manusia gila! Dia manusia tak punya rasa kemanusiaan! Mereka tak memilikinya untukku. Liam berhenti dan mendorong tubuhku ke tembok.
"Liam!"
"Kau tidak menyebutku kakak lagi?"
"Jaga batasanmu! Liam!"
Dia mendekatkan wajahnya padaku.
"Lepaskan! Kau pria brengsek! Jangan sentuh aku!" Aku mencoba mendorong tubuhnya.
Aku tidak mau!
"Apa yang kau lakukan Liam?" Suara dingin menghentikan Liam.
Aku mundur pelan dan menyentuh tubuhku sendiri. Kenapa aku tidak sekuat itu? Kenapa kau tidak punya kekuatan apapun untuk menghentikan kekerasan mereka? Aku tidak mau dirundung! Aku hanya ingin jadi anak baik! Aku tidak akan bersikap jahat pada mereka. Aku menutup wajahku dan pergi sebelum Liam mendatangiku lagi.
Tidak ada yang bisa menolongku!
Aku ingin pergi.
Aku ingin pergi!
☄️☄️☄️
Apa doaku dikabulkan?
Lihat siapa yang datang?
Lyiana asli? Dia datang? Akhirnya!
"Ayah... Saya..."
"Anakku!" Ayah memeluk Lyiana asli.
Apa aku bisa tersenyum sekarang? Ini membuatku sangat bahagia! Apa aku bisa pergi dari rumah ini? Siapa namanya tadi? Amylia? Kenapa ayah tidak mengubah namaku? Bukankah harusnya aku yang memiliki nama itu? Liam dan Melisa memeluk Amylia erat. Mereka menangis menyalurkan rasa rindu yang mereka miliki. Aku melirik Raiyn, dia sudah tahu. Sejak awal orang pertama yang menemukan Amylia adalah Raiyn. Dia melihat mata emas seperti dirinya meringkuk di sebuah desa yang terbakar. Dia yang melindungi Amylia sampai tiba saatnya mereka kembali ke rumah ini.
"Kakak Lyly?"
"Iya, kau bisa menyebutku begitu. Selamat datang, Amylia." Aku memeluknya lembut.
Anak ini lebih muda dua tahun dariku. Saat itu dia diculik kawanan perampok saat usianya empat tahun. Ditinggalkan disebuah rumah seseorang dan bekerja dari sejak dia muda. Aku yang merebut hidupnya. Ibu kandungku menjual ku ke ayah untuk menemani istrinya. Berapa uang yang diterima ibu? Itu bisa menghidupi dirinya seorang diri sampai sekarang.
"Makanlah yang banyak! Ayah akan siapkan semuanya untukmu!" Ayah mengusap lembut Amylia yang sangat antusias untuk memakan makanan.
"Apa kau suka boneka?" Tanya Melisa.
"Suka, sangat suka." Amylia tersenyum sangat cantik. Siapapun pasti menyukainya.
"Amy! Kau menyukai apa lagi? Kakak bisa membuatkannya untukmu!" Liam mendorong Melisa menjauhi Amylia.
"Jangan ganggu aku!"
"Kau yang mengganggu!"
Mereka sangat akrab, sampai hatiku menjadi sangat sakit. Itu bukan apa-apa. Aku bisa mengatasinya. Ini bukan diriku! Ini Vysata! Aku menahan air mata yang akan keluar dan memakan makanan ku dalam diam.
Bukankah ini yang kuinginkan?
Lyiana asli datang! Dia datang untuk menggantikanku sebagai mainan keluarga ini. Bukan! Dia bukan mainan! Dia bagian keluarga ini.
"Ly! Antar Amylia mengelilingi istana besok." Perintah ayah membuatku kembali sadar. Dia ingin segera memperkenalkan Amylia pada Daniel.
"Baik ayah."
Aku tersenyum dan kembali fokus pada makananku. Tidak apa-apa. Bukankah Daniel memang akan berakhir dengan Amylia?
☄️☄️☄️
Dugaanku benar.
"Yang mulia, ini adik saya Amylia."
Mata Daniel tidak bisa berbohong jika dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Amylia. Semburat merah pada telinganya, saat dia mencium tangan Amylia, dan saat mereka berbicara. Aku menyentuh tanganku dan mencoba tersenyum pada mereka.
"Apa anda seorang pangeran?" Tanya Amylia melihat Daniel sangat antusias.
"I-ya..." Daniel menahan senyumannya.
"Dia putra mahkota kerajaan ini, suatu saat nanti dia yang akan memimpin kerajaan ini." Aku menyentuh Amylia yang menatapku berbinar.
"Benarkah?"
"Kau harus bersikap lebih sopan pada yang mulia. Apa kau ingin berkeliling tempat ini lagi?"
"Iya! Ayo, Kak."
Aku mengikuti arah jalan Amylia yang tak tentu arah. Dia akan melompat kegirangan saat menyapa seseorang. Aku melirik Daniel yang tersenyum menatap Amylia. Apakah cinta itu mulai tumbuh?
"Dia sangat cantik kan?"
"Hmm, ah maksud ku kau juga cantik, dia juga cantik."
Itu tidak akan merubah fakta setelah ini. Mereka akan bertemu pada ketidaksengajaan. Melawan orang yang akan memisahkan mereka dan para bangsawan yang ingin memberontak. Aku menyentuh lengan Daniel.
"Suatu saat nanti. Katakan padaku. Jika kau mencintai orang lain."
"Apa yang kau katakan?"
"Daniel, jika saat itu tiba. Beritahu aku, aku pasti akan lebih mudah melepaskanmu."
"Lyly?"
"Aku sudah bisa menyebut namamu kan? Daniel?"
Sejujurnya, aku sangat mencintainya. Rasa cinta ini lebih besar seiring waktu, aku takut tak bisa melepaskannya. Aku hanya orang asing pada hidupnya. Ah, aku hanya perantara mereka saja. Aku tersenyum dan menggenggam tangan Daniel. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa menyebut namanya saja.
Kuharap aku segera pergi dari kerajaan ini.
☄️☄️☄️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Leave This Story ( END )
FantasyAku terjebak di tubuh seorang villain di buku 'Bunga Mawar Merah', cerita mengenai seseorang putri yang hilang yang akan bersanding dengan pangeran. Aku terjebak menjadi tokoh jahat disana. Tak bisa kembali, tak bisa pergi, tetap di dunia ini! Aku t...