51. Pertemuan

1.2K 142 0
                                    

"Semalam kau tiba-tiba menghilang, aku mencarimu kesana-kemari."

"Saya harus bertemu teman-teman saya. Mereka sangat penasaran hal apa yang saya kerjakan di Zamrud. Maafkan, saya!"

"Lain kali katakan padaku, aku jadi tidak khawatir padamu."

"Lain kali saya akan mengatakannya pada anda."

Aku tersenyum dan berterima kasih pada pelayan yang membantuku merias. Ada pertemuan penting untuk didatangi. Terutama hal ini menyangkut tentang hubungan Yudiska dan Zamrud. Aku melihat Etlas yang masih setia duduk memperhatikanku.

"Apa anda ingin mengatakan sesuatu?" Tanyaku.

"Berhati-hatilah dengan Liam, aku melihatmu berdansa dengannya semalam. Saat itu, aku tahu dia menyimpan maksud lain padamu."

"Sepertinya sulit menyembunyikan identitas saya pada Liam. Mungkin dia sudah tahu bahwa saya adalah Lyiana."

"Dia seperti sengaja datang ke Zamrud dan tokomu. Apa itu tidak masalah?"

"Jika anda bersama saya, saya akan baik-baik saja." Aku keluar dan melihat Kamil yang tengah menungguku.

"Jadi, jika aku bersamamu kau akan merasa jauh lebih baik?" Tanya Etlas berjalan disampingku.

"Iya."

Aku sudah jujur, aku akan merasa baik-baik saja jika Etlas berada di dekatku. Aku tidak akan menampiknya bahwa saat Etlas memegang tanganku saat bertemu Liam. Aku merasa sangat aman. Etlas bersenandung ria sepajang jalan bahkan Kamil merasa ada hal aneh pada diri Etlas. Pintu terbuka menampilkan banyak orang dari Yudiska yang telah menunggu kami semua. Aku duduk di samping Etlas dan Kamil.

Aku tahu siapa saja mereka. Raja Wallis, Daniel, Duke Lion, Liam, dan beberapa bangsawan lainnya. Pertemuan kali ini pasti sangat penting untuk kedua negara.

"Terima kasih telah datang di pertemuan kali ini. Seperti yang kita ketahui, kami mengalami masalah dalam pengiriman barang ke Zamrud. Beberapa bahan alam mengalami cacat selama di perjalanan. Kami sudah berusaha secara maksimal mengirimkan barang terbaik kami. Tapi kenyataannya begitu buruk, maafkan kami." Raja Wallis menunduk dalam.

"Saya mengerti tentang perasaan yang mulia. Kami juga merasa bahwa barang di kirim mengalami masalah dalam perjalanan. Untuk itu kami akan menggunakan sihir beku untuk membekukan makanan. Cara kerjanya lebih efektif dan efesien, bahan makanan akan datang dalam keadaan segar. Tapi, bisakah anda menunjukkan bahan alam yang dikirim? Kami bukan ingin mencurigai Yudiska, hanya saja kami perlu tahu keadaan bahan alam sebelum memakai sihir beku. Apakah anda bersedia?" Tanyaku.

"Apa kau tidak mempercayai kami?" Tanya seorang bangsawan.

"Saya percaya, tapi bukankah kami juga perlu melihat barang yang dikirimkan? Sejauh ini Zamrud telah mengirim emas dalam jumlah banyak untuk Yudiska bahkan hasil tambang yang kalian berikan hanya menutup setengah emas yang kami kirimkan. Bukankah kami mengalami kerugian dalam jumlah banyak? Untuk itu, biarkan kami melihatnya."

"Jika itu mau kalian, kami akan membukanya sebelum kami kirim kembali."

Raja Wallis berdiri diikuti semua orang di belakangnya. Aku harus tahu bahan apa yang mereka kirimkan. Wilayah utara memiliki bahan alam yang jauh lebih baik daripada wilayah lainnya. Aku tidak ingin mereka mengirim barang dari wilayah timur yang terkenal memiliki barang yang cepat rusak.

"Kudengar kalian membuat barang-barang di negara lainnya. Bagaimana cara kalian membuatnya?" Tanya Raja Wallis.

"Semua itu adalah ide Vysata. Dialah yang merancang semua alat ajaib itu. Bahkan dia membuat berbagai hal menakjubkan lainnya." Etlas tersenyum padaku.

"Benar, yang mulia. Bahkan dia bisa membuat makanan yang sangat lezat dan menjadi unggulan Zamrud. Anda merasakan es dingin legendaris dari tokonya." Puji Kamil.

"Bukankah itu sangat hebat?"

"Semua orang bekerja keras untuk itu, saya hanya mencoba membantu dan membangun kerja sama. Jika anda menginginkan sesuatu, saya bisa melakukannya tapi ada harga yang perlu dikembalikan. Saya melakukannya bukan hanya untuk rasa kemanusiaan saja."

Ada timbal balik yang kuinginkan untuk Zamrud. Aku melihat peti-peti yang berjejer rapi, ini peti bahan alam yang akan dikirim hari ini. Semua peti terbuka dan menampakan bahan alam yang begitu segar. Aku mengambil salah satu buah dan memakannya saat itu juga. Aku tahu rasa makanan ini. Begitu segar. Sayangnya ini bukan dari wilayah utara yang kuinginkan.

Aku membagikannya pada Etlas dan Kamil. Untuk seseorang yang berasal dari Zamrud, semua buah akan terasa sama. Tapi aku sudah hidup lebih lama di Yudiska. Meski semua orang berada disini, aku harus tetap menjadi Vysata yang menjadi utusan Zamrud.

"Saya menginginkan hasil bahan alam dari wilayah utara."

"Apa yang kau katakan? Ini berasal dari wilayah utara." Ujar salah satu bangsawan.

"Bukan, ini wilayah timur. Bukan begitu yang mulia? Semua akan terlihat sama tapi saya tahu secara jelas perbedaannya. Buah wilayah timur akan jauh lebih segar tapi akan cepat rusak dan cacat. Buah-buah itu lebih cocok untuk dijual di dalam negara bukan di luar negara. Sedangkan wilayah utara, meski buahnya tidak sesegar wilayah timur. Tapi sangat aman sampai di Zamrud, bahkan rasanya jauh lebih lezat daripada wilayah lainnya. Itu akan sangat cocok untuk dikirim kepada kami. Sejujurnya jika sejak awal kalian mengirim bahan alam dari wilayah utara, kondisinya tidak akan catat saat sampai pada kami."

"Bagaimana kau tahu? Kau bukan berasal dari Yudiska!" Duke Lion menatapku tajam.

"Tapi saya seorang utusan Zamrud. Saya harus tahu siapa yang akan menjalin hubungan dengan kami. Meski kami masih negara kecil, tapi kami paham akan semua ini."

"Kami akan memeriksa siapa yang telah mengirim barang ini. Selanjutnya Zamrud akan menerima barang yang layak dari wilayah utara. Sekali lagi, tolong maafkan keteledoran kami." Daniel meminta maaf padaku.

"Saya akan menyerahkannya pada Kamil. Dia akan mengurus sisanya, kami juga memerlukan kompensasi atas pengiriman sebelumnya."

"Bisakah kita membahasnya yang mulia?" Tanya Kamil bersiap dengan segala berkas yang telah kami diskusikan saat berada di kapal.

Daniel berjalan bersama Kamil. Aku serahkan semuanya padanya. Lagipula urusanku hanya memastikan barang yang akan dikirimkan. Aku tidak memiliki hal lain untuk dibicarakan.

"Apakah kau bisa meluangkan waktu untuk minum teh bersamaku?" Tawar Raja Wallis.

"Dengan senang hati yang mulia."

Aku mengikuti Raja Wallis, tapi sebelum itu aku mendekati Etlas dan berbisik padanya.

"Aku pergi sebentar saja. Jangan khawatir!"

☄️☄️☄️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

I Will Leave This Story ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang