"Abang sayang ayah"
"Ayah juga sayang abang"
waktu sanhat cepat berlalu. Anak anaknya sudah besar tapi bukan berarti tugas Jovan dan Zeyga selesai begitu aja malah tugasnya menjadi orang tua semakin berat. Iya, berat buat mencoba ikhlas kalo bentar lagi anak anaknya udah mau berkeluarga. Saat masih asik asiknya berpelukan, suara ketokan pintu mengalihkan perhatian bapak anak itu
"Bang Daven, abang bukain dulu ya yah"
"Iya, ayah buatin minum dulu"
"Okey"
TOK
TOK
TOK"Iyaa sebentar"
Pintu dibuka menampakkan wajah Davendra yang ngos ngosan kayak habis dikejar anjing se komplek, sambil menenteng kresek berisi 2 buah martabak beda varian rasa, Zevan menyuruh calon kakak iparnya masuk
"Jeva belum keluar juga sama bunda mertua, Zev?"
"Belum bang makanya itu gue sama ayah disuruh nunggu disini sama bunda"
"Daven?"
"Eh ayah mertua, ini Daven bawain martabak asin buat ayah mertua sama bunda mertua dan martabak manis buat anak ayah yang lebih manis"
"Waduh jadi repot, sini duduk"
Davendra pertama menjabat tangan ayah dari kekasihnya dulu biar dinilai sopan sana ayah calon istrinya, lalu ikut duduk di sofa bareng bapak sama kembaran pacarnya
"Kabar baik, Ven? Orang tua juga baik?"
"Semua baik yah, ayah sama bunda kabarnya gimana?"
"Ya syukurlah kalau begitu, ayah sama bunda juga sehat kok. Oh ya terima kasih ya sudah belikan martabak malam malam begini, kamu juga mau saja disuruh jauh jauh kesini"
"Sama sama yah, Daven kesini juga pengen tau apa yang buat Jeva tiba tiba badmood"
"Loh? Jadi bang Daven gatau alesan kakak badmood?" Zevan mencomot martabak yang dibawa calonnya si kakak
"Ya nggak lah orang tadi di sekolah dia baik aja masih sempet ketawa sama abang"
"Kalau begitu, kira kira waktu di SMA Jeva keliatan ada yang aneh tidak, Ven? Ah misalnya seperti sekarang, dia tadinya biasa saja tapi tidak perlu waktu lama dia jadi gampang marah atau ngambek begitu?" mungkin karena belibet bikin Daven sama Zevan bingung jadi di jabarin sama anaknya
"Aduh jangan tanya itu yah, tanyanya gini aja. Kak Jeva, ada yang coba bully kak Jeva nggak?" Zevan menegakkan badannya mulai serius
Karena Daven merasa hawa dominan keduanya mulai keluar,
"Awal SMA, Daven pernah liat Jeva hampir pingsan karena dijalin sama anak kelas 11 yang terkenal emang nakal. Tapi dia beda kelas sama Daven, dan sampe sekarang Daven belum tau mereka masih bully Jeva atau nggak"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER HUBBY (END)
Random"Kenapa makin gede? Mas jadi tambah suka" Jovan menggelengkan kepalanya didada Zeyga "Kan gedenya juga pake cinta" "Aph iyh?" "Dih kok alay?" "Nggak alay itu dek" Note : Kalian yang homophobia minggir ye, dah aku peringati + konfliknya ringan, lil b...