06

4.3K 188 4
                                    

||warning 🔞||

Bel tak kunjung berbunyi, disela guru menjelaskan materi, rayyen yang mencoba fokus pun tak bisa, bajingan egar lah yang menyebabkan.

"Mmmhh.. hei.!! Kita dikelash-hmpp" ucapan rayyen di putus oleh egar yang kembali menciumnya.

"Mmhh.. nghh..mmhgnh.." menyesap, menggigit, mengecup, menjilat, egar lakukan pada bibir merah muda milik rayyen.

"Hahh...hahh..ha...bangsat" rayyen mengumpat ketika merasakan rasa amis ketika tak sengaja menjilat bibirnya.

Darah.

Egar bajingan.

Bibir nya bengkak, dengan darah yang menetes, egar benar benar gila.

Rayyen melihat sekeliling, banyak siswa yang memperhatikan nya sembari berbisik bisik, rayyen tahu, sangat tahu, setelah kejadian ini, hidupnya tak akan tenang di sekolah.

"Hei hei, lihat mereka berdua? Bukankah sangat tidak waras?"

"Ah.. jalang kita bertambah satu guys..!"

"Eww.. apakah rayyen menggoda egar?"

"Egar ku.."

"Bangsat, lihat saja nanti"

Sepercik bisikan mereka, rayyen menundukkan kepalanya. Ha.. sial.

Grep

Rayyen membulatkan matanya, ketika merasa badanya di angkat.

"H-hei, bisakah nanti saja? Disini hanya akan membuat masalah." Tutur rayyen lirih.

Egar menyeringai. "Berarti kau menginginkan nya? Haha"

Rayyen membulatkan matanya kesekian kali.
Tentu saja tidak! Namun lebih baik di ruangan lain dari pada di sini! Gila sekali, bahkan guru hanya menatap sekilas lalu melanjutkan menjelaskan materi.

jika kegiatan ini tak terjadi, rayyen akan sangat bersyukur.

"Mmh..hheih.."  tak bisa berkutik lagi, egar malah melumat leher rayyen rakus.

"Sial.. sangat menggoda" tutur egar.

"Mmmhh..mmmh.."

Egar memberikan banyak tanda di leher rayyen, warna nya sungguh gelap, seperti memar.

"Mmmhh..ahh..sial.."
Rayyen memejamkan matanya ketika sensasi basah dari lidah egar menyapu leher nya.

"Ahm.. tidakh.. seharusnya beginihh.."

"Egar!"

Rayyen menampar paha egar lumayan keras, membuat kegiatan tersebut berhenti.

Akibat suara tamparan yang lumayan keras, membuat kelas hening.

Egar menatap rayyen tajam, netra elang nya sungguh gelap, terpancar sebuah amarah di dalam maniknya.

"Hei hei, lihat tadi?"

"Woah jinjja?!!"

"... semoga keberuntungan menyertaimu rayyen"

"Wah wah.."

"Aigo.. lihat egar, terlihat sangat marah"

Rayen yang menyadari akan perbuatan nya tentu ikut terkejut, dirinya bahkan tak sadar bahwa telah menampar egar.

what's wrong? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang