Pagi-pagi sekali rumah Maska sudah dihebohkan dengan penemuan buket bunga mawar putih yang diletakkan di depan pintu. Tertulis nama Maghara di pojok bawah kertas kecil, yang terselip di tengah-tengah bunga.
"Buang aja deh, Ma."
"Heh? Kok dibuang sih! Ini Maghara jauh jauh ke sini nganter ini bunga buat kamu loh, Ka." Santi-mama Maska, masih membawa buket bunga dalam pelukannya.
Sementara Maska meremas kertas yang bertuliskan permintaan maaf dari Maghara. "Dianter sama abang gojek juga bisa kali, Ma."
"Enggak, Ka. Mama tuh semalem denger suara motor gitu. Cuma ya, Mama pikir itu motornya tetangga sebelah. Nggak tahunya ternyata Maghara toh, ngasih buket bunga buat anak Mama."
Santi tersenyum jahil, seraya mencolek perut putrinya itu dan pergi ke dapur. "Ih! Mama, jahil banget sih!" jerit Maska bercampur tawanya.
"Mama taruh di meja makan ya bunganya. Jangan lupa dibawa ke atas ya, Maska! Terus buruan mandi dan siap siap ke sekolah!"
"Iya, Ma!" teriak Maska masih di dekat pintu. "Males banget sekolah aslinya. Entah masalah apa lagi yang bakal nimpa gue nanti."
Sebelum mengambil buket bunga dan naik ke atas, Maska menerima panggilan telepon dari Maghara. Si pengirim buket bunga di tengah malam, biar bisa di bilang cowok paling romantis dalam dunia Maska.
"Halo." Meski sudah dikirimi bunga, Maska tak langsung luluh dan langsung melupakan kesalahan Maghara.
"Eh, udah bangun rupanya. Gimana, udah terima bunga dari gue?"
"Lo ngapain sih pakai acara kirim bunga segala? Bikin geger satu rumah tahu!"
"Masih marah banget sama gue?"
"Kamue nanyak? Kamueh bertanya tanya??" Maska menirukan gaya bicara Alif Cepmek yang viral di TikTok.
"Serius, Ka. Gue minta maaf. Itu buktinya gue sampai kirim bunga kesukaan lo. Masa iya belum dimaafin sih?"
"No sogok sogok club!"
"Yaudah, nanti pulang sekolah jalan jalan ke mall mau nggak? Katanya kemarin foundation lo mau habis kan?"
Sial. Maghara memang paling tahu kelemahan Maska. Kenapa tawaran pernak-pernik make-up selalu membuat jantung Maska berdegup cepat?!
"Oke, deal!"
Panggilan telepon diakhiri setelah Santi kembali berteriak, menyuruh Maska cepat-cepat mandi dan bersiap pergi ke sekolah.
_
"Ini tuh jam olahraga, Ka. Bukan jam istirahat. Merem bae lo. Semalem begadang apaan? Nggak mungkin juga lo begadang ngerjain tugas sekolah kan?"
"Pagi ini gue bangunnya kepagian. Jadi jam tidur gue berkurang hampir 30 menit. Ini gue lagi ngembaliin tidur gue yang hilang tadi."
Lia memperhatikan sahabatnya itu dengan terheran-heran. "Bisa ya lo tidur, padahal lagi ditatap matahari."
Yang diajak bicara hanya mengacungkan jempolnya, sebagai tanda aman terkendali.
Hingga sebuah bola yang melayang bebas di udara itu, sukses mengenai pelipis Maska sebelah kanan. Sang empu langsung membuka matanya dengan paksa. Sementara tangan kanannya sudah lebih dulu menyentuh bagian yang terkena bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET WITH YOU
Fiksi Remaja"Cieee!" "Lo salah paham. Indi lagi sakit dan gue cuma bantu gendong dia ke UKS." "Emang cowok di kelas lo cuma lo doang?" "Gue ketos, Ka. Lo ga lupa itu kan?" "Iya gue nggak lupa. Tapi gue inget banget waktu gue pernah pingsan dan posisinya lo jadi...