3. Sebaik-baiknya waktu

18 5 2
                                    

Hai Hai Hai
Hallo semuanya...

Setelah berjam lama nya aku tidak up Arnando ini aku mau up Arnando ya...

Untuk au Arnando yang ada di Twitter kemungkinan akan aku hapus.

Maaf banget ya

Nulis Arnando itu enaknya di WP soalnya.

Tapi sebisa mungkin yang pernah aku tulis di au akan aku tulis kembali di WP ini.

Ada kak Awan yang masi mencintai Vania juga lho.

Tim mana nih yang sudah baca di au?

Xixixi

Ya udah basa basi nya

Sekarang mari kita baca ' sebaik-baiknya waktu '

Kita harus menggunakan waktu itu sebaik-baiknya kan?

Pukul menunjukan jam dua lebih tiga puluh menit, Awan baru saja memperhentkan motor nya di depan gerbang rumah bernuansa Amerika milik Ayah dari Vania.

"Thanks bro," ucap Revan---- Abang dari Vania yang berusia hampir sama dengan Awan.

"Yoi," balas Awan dengan mengangkat tangannya.

Vania turun dari atas motor milik Awan dengan melepas helem berwarna pink dari kepalanya. "Makasih kak Awan." Kata Vania dengan tersenyum.

Awan pun membalas senyuman Vania. "Sama-sama. Habis ini ganti baju dan langsung istirahat ya."

Gadis itu mengangguk kecil. "Iya kalo ingat." Ucap Vania Dengan cengengesan.

Awan hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan menggelengkan kepalanya sudah tidak heran lagi. "Yang penting istirahat Oky,"

Vania mengangguk.

Cowok itu mulai menghidupkan mesin motornya kembali. "Gw pulang duluan, jangan kangen sama gw."

"Ih kak Awan pede bangat sih! Siapa juga yang mau kangen sama kak Awan?"

"Lu," Awan tertawa kecil kemudian mengegas motor nya untuk sampai ke rumah nya.

Sangat dekat, hanya silang tiga rumah saja. Bahkan saat ini Vania bisa melihat jika cowok itu sudah sampai di depan gerbang rumahnya dan tengah membuka pintu gerbang itu.

"Cepat masuk. Panas." Peringat Awan sedikit berteriak. "Jangan kangen!"

Mendengar tutur kata itu, Vania memutar bola matanya malas kemudian berjalan memasuki rumah nya dengan membuka pintu gerbang rumahnya.

Abang nya Revan yang sejak tadi duduk di depan rumah itu sama sekali tidak peka untuk membukakan gerbang untuknya.

Tit

Suara klakson mobil itu membuat Vania memperhentkan langkahnya saat ingin berjalan. Ia memutar tubuhnya dan mendapatkan mobil sang Ayah yang berada di depan gerbang.

Anak gadis itu pun langsung membuka kembali gerbang sampai muat untuk mobil Innova itu bisa masuk ke dalam halaman rumah. Dan ia kembali menutup gerbang saat mobil sang Ayah sudah masuk.

"Ayahhhhh," Sapa Vania ke sang Ayah. Ia berlari kecil ke arah sang ayah dan masuk ke dalam pelukannya sang Ayah.

"Ih anak ayah, tumben udah pulang?" Tanya ayah Vania bernama Zevan. Pria itu melepaskan pelukannya dan merubahnya merangkul pundak sang anak dan membawa si gadis itu berjalan untuk masuk ke rumah.

Arnando 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang