Prolouge

45 10 2
                                    


•𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐄𝐧𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫•

=•=

Suara riuh tepuk tangan terdengar, bersahutan dengan suara teriakan histeris. Damn! demi darah dan potongan tubuh, aku menyukainya.

Mereka seakan terhibur dengan mahakarya ku. Begitupun denganku, aku sangat menikmati setiap darah yang mengalir saat pisauku bermain.

aku keluar dengan senyum. Senyum gila seseorang dengan gairah membunuh. Aku baru saja melakukan rutinitas ku.

Rasa candu ini kadang sulit hilang. Namun, sama sekali tidak berniat menghilangkan. Aku suka, ini satu-satunya penghibur ku.

Call me crazy,

Suara dering smartphone terdengar. Kuangkat dengan cepat. Aku diam, menunggu seseorang disebrang sana yang menyahut. Suara pria tua bangka itu terdengar lagi.

"Hallo?" Pria itu memanggil.

"Katakan cepat. Pengganggu." Penuh penekan.

"Ah... Tuan, akhirnya anda mengangkat telepon saya...."

"Just the point. Apa yg kau ingin kan?" Potongku.

"Ekhem, saya butuh uang tuan. Tolong pinjamkan beberapa uang receh anda. Saya bersumpah akan mengembalikannya dalam waktu dekat." Suara memelasnya benar-benar menjijikan.

"Jaminan?" Tembakku.

"Jaminan?... Ah tentu saja tuan, jaminannya akan ada tepat saat anda sampai dirumah." Terdengar ragu.

Cih, it's just a fu*king joking.

Well, let see. Jaminan apa yang berani pria tua bangka itu berikan.

"BlackStone, Los Angeles, 23.50 a.m."

Panggilan terputus sepihak. Aku kembali meneruskan jalan menuju basement, dimana mobil Lamborghini Aventador Stretch ku terparkir. Lebih baik aku pulang dan melihat mainan baru.



𝚂𝚃𝙰𝚈𝚃𝚄𝙽𝙴


***

Bloody EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang