•𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐄𝐧𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫•
=•=
Samuel PoV
"Argh..."
"Arghh..."
"Tidak! tidak.. kumohon.."
"Ini menyakitkan.."
"Arghh.. hentikan.."Dengar suara itu? Ah itu seperti alunan musik klasik. Terkadang suaranya terdengar berbeda-beda. Tergantung dengan peliharaan jenis apa yang kumainkan.
Kali ini suara wanita. Dua hari lalu suara pria. Mungkin terdengar berisik, tapi itu hanya di awalnya saja. Suara itu akan menghilang seiring berjalannya waktu. Sangat di sayangkan.
Hari ini aku mendapatkan tangkapan yang bagus. Seorang wanita dari club, bekerja melayani nafsu pria hidung belang. Dia datang dan memintaku untuk meniduri nya.
Ck! Bit*hes!
Aku datang bukan untuk mencari kepuasan. Tapi mangsa untuk menuntaskan jiwa gila ku yang kambuh. Ah lama sekali tidak melakukan ini.
Dia masih terus berteriak histeris. Membuat jiwa gilaku makin menggila. Dimulai dari wajah cantiknya. Aku menyukai mata abunya. Sayang sekali, netra mataku berwarna hitam gelap. Boleh kita bertukar?
Hahaha! Mari kita keluarkan terlebih dahulu.
"Please don't die first darling. Bertahanlah selama mungkin." Senyum hangat terukir. Sesekali untuk membuat kenangan terakhir dengan peliharaan ku, sebelum mereka disimpan di lemari pendingin.
"Arghh..."
"Tidak.. Kumohon.."
"Bunuh saja akuu..."
"Ini menyakitkan..""Ssttt...sstt... Don't say that. Tidak akan seru jika kau mati duluan. Aku akan bosan bermain dengan mayat."
"Just calm down sweetie. Aku akan melakukannya dengan perlahan, oke?"
Tanganku bergerak lincah kesana kemari. Menari mengikuti alunan 'musik klasik ku'. Setiap goresan baru yang ku buat menentukan volume suara teriakan musik itu. Tapi tidak juga, saat ini mainan ku mulai kehabisan darah sepertinya.
Terdengar dari suaranya saja sudah mulai melemah. Terlebih dengan denyut nadinya yang bisa kurasakan.
"Ow please don't leave me. Sadarlah! ini belum berakhir." Ku guncangkan tubuhnya yang berantakan. Tapi sia-sia saja sepertinya. Dia sekarat.
Baiklah. Aku akan mengakhiri ini sebelum dia membusuk. Atau bau nya akan mulai tercium.
Ayo lanjutkan ke spot selanjutnya. I'm so excited! My favorit spot. Jantung. Hahaha!
Aku mengambil pisau yang lebih besar. Yang memungkinkan untuk bisa kutembus lebih dalam. Pisau nomer 38 sepertinya sudah cukup.
Wanita itu masih bisa menggerakkan matanya. Terlihat sinar ketakutan disana. I know you happy now. Masa menyakitkan mu akan berakhir sampai sini saja.
"Thanks sweetie. I really-really enjoy this. Aku akan mengirim mu ke surga. Selamat tinggal." Sebelum benar-benar ku bunuh. Aku membisikkan sesuatu padanya.
"Sorry but, most of them are lost in hell." Bisik ku.
["Maaf tapi, kebanyakan dari mereka tersesat di neraka."]And...
Crashh...
Pisau ku menembus jantung nya. Perlahan kurasakan, detak dan denyut nya mulai melemah. Tapi kelopak matanya masih terbuka. Memperlihatkan ekspresi datar di akhir hidupnya. Ow, bahkan dia belum sempat membuat permohonan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Encounter
Teen FictionKehidupan bahagia seoarang 𝙅𝙖𝙘𝙚𝙡𝙞𝙣𝙚 𝙇𝙖𝙪𝙧𝙚𝙡𝙨 𝙃𝙖𝙧𝙡𝙡𝙖𝙬 telah berakhir. Dunia seakan terbalik, kini waktunya roda berputar. Dimana yang diatas akan turun dan yang dibawah akan naik. Kehidupan dibawah ternyata membuat Jaceline kehi...