Bab 4 ~

10 2 0
                                    


•𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐄𝐧𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫•


=•=
'

It takes a monster to destroy a monster'

=•=



PoV Jaceline

Mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Bulan penuh seakan menjadi pengawas kami malam ini. Membelah kota California Barat tanpa gangguan hiruk-pikuk manusia pengisi kota.

Membawa tiga insan didalam mobil ini yang aku sendiri tidak tahu kemana tujuan kami. Yang aku tahu hanya bahwa kami akan pulang. Ke rumah lama milik keluarga Harlow satu-satunya.

Selama diperjalanan hanya kesunyian yang mendominasi. Tidak terlihat akan ada yang membuka suara, akupun begitu. Mungkin mereka masih terbawa suasana sebelumnya yang terasa canggung. Aku memaklumi karena diriku sendiri juga begitu.

Entah hanya perasaanku atau memang adanya, Mom and Dad terlihat berbeda dari sebelumnya. Dad berada di kursi kemudi sedangkan Mom tepat disebelahnya. Aku bisa melihat Dad dari pantulan kaca dasbor mobil. Tatapannya tidak pernah terfokus seperti itu. Tidak pernah.

Setengah jam pikiran ku diisi dengan keanehan-keanehan yang dibuat-buat oleh pikiran buruk ku. Menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Aku bukan mencurigai kedua orang tua ku, tapi aku hanya mengikuti insting. Insting bertahan hidup.

Empat tahunku menghasilkan pengalaman bertahan hidup sendirian di dunia kejam ini. Kini usiaku sudah berkepala dua. Tepat seminggu yang lalu, aku dilahirkan. Harapan ku hanya satu, untuk bisa hidup normal seperti dulu.

Terlalu asik dengan pikiranku sendiri, tanpa ku sadari mobil kami sudah terhenti tepat di depan rumah. Tidak, ini tidak bisa disebut rumah, ini lebih cocok disebut mansion. Mataku terpanah melihat megahnya mansion ini. Bahkan rumah kami yang sebelumnya tidak sebesar ini. Terus saja memikirkan siapakah miliarder pemilik mansion ini.

Suasana berganti mencekam, entahlah ini karena ulah gelapnya malam atau memang aura dari mansion itu sendiri. Dengan tema dark menambah kesan glamour dan mewah. Tapi yang aku tidak suka adalah kemana semua lampu-lampu? Astaga bahkan seorang kaya raya tidak sanggup memberi lampu, setidaknya lampu gantung di setiap sisi jalan masuknya. Aneh.

Kami keluar bersamaan. Dad berjalan memutari mobil menghampiri ku dan Mom yang sudah disisi kiri mobil.

"Where are we Mom?" pertanyaan yang keluar pertama kali untuk menuntaskan rasa penasaranku.

"Welcome to our home Jace." Mom tersenyum hangat padaku seraya merangkul.

Home? It's must be kidding. Aku tidak percaya ini, seorang miliarder pemilik mansion tanpa lampu ini adalah keluarga ku? Now i am speechless.

Wajah terkejut ini sudah tidak bisa ditutupi lagi. Mereka tertawa melihat ku yang dipenuhi guratan tidak percaya.

"For real Mom?... But h-how?" masih saja shock dengan pernyataan yang baru saja ku ketahui.

"Kita akan menjelaskan jika sudah didalam, oke." kini Dad angkat bicara.

Rasa bahagia seketika muncul. Bahkan aku tidak tahu lagi bagaimana untuk mengekspresikan rasa yang tiba-tiba datang ini. Mungkin harapan ku mulai terwujudkan saat ini, untuk kembali hidup normal bersama mereka.

Sebelum kami masuk lebih dalam suara Mom menghentikan pergerakan kami. "William aku melupakan sesuatu," ujar Mom teringat akan sesuatu.

"What's that Laura?" tanya Dad lebih lanjut.

Bloody EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang