Bab 3 ~

15 2 0
                                    

•𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐄𝐧𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫•
=•=

"Desire becomes surrender, surrender becomes power."
- Joker -

=•=


PoV Jaceline

Tut

Tut

Tut

...

"Semuanya jadi 5$ dollar." kataku lemas.

Pria itu memberikan uang pas padaku, lalu segera menyambar barang yang dibelinya. Sepertinya dia mabuk. Uhh aroma alkohol dimana-mana. Membuat kepalaku pusing seketika.

"Thank you, have a great day." sapa ku ramah.

Dia adalah pelanggan ke 39 ku. Aku hampir mencapai target, yang ku butuhkan adalah 40. Tapi ya sudah lah, sebentar lagi jam kerja ku sudah selesai.

Kling!

Pria itu keluar dengan berjalan gontai. Menyisakan aku sendiri didalam dengan rasa lelah yang sudah tidak tertahan.

Mataku terus saja menatap pada dinding atas. Melihat benda yang terus berdetak setiap saat.

Tik.. Tok.. Tik.. Tok...

Rasanya waktu berjalan sangat lambat. Oh ayolah! aku ingin pulang dan berpelukan dengan bantal dan guling kesayanganku.

Sekarang jam lambat itu menunjukkan pukul 23.56 pm. Rasanya tiga menit berjalan lama sekali. Lain kali aku saja yang memasang jam sialan itu.

Oh c'mon..c'mon...

Tap!

00.00

Yas!

Let's go home.

Bergerak dengan cepat, melupakan rasa lelah ku yang sebelumnya. Semangat ku seakan kembali menyala, jika berhubungan dengan istirahat dan pulang ke rumah.

Berjalan cepat menuju pintu disudut ruangan yang bertulisan staff only. Mengambil beberapa barang bawaan ku sebelumnya. Hoodie berwarna mustard dengan gambar tiga bunga daisy kesukaan ku sudah melekat pas di tubuhku.

Tas ransel mungil, smartphone dengan earphones yang menempel dan juga topi hitam, sepertinya sudah tidak ada lagi yang tertinggal. Selesai dengan barang-barang, aku kembali mengambil langkah keluar.

Sebelum mencapai pintu keluar, suara lonceng dari atas pintu kembali terdengar. Seseorang dengan baju gotik memasuki market. Aku menghela napas malas. Uh... Jam istirahat ku berkurang!

Wanita dengan pakaian serba hitam itu melangkah lebih dalam. Wajahnya tertutupi rambut panjangnya. Aku sama sekali tidak diberi kesempatan untuk melihat wajahnya. Tapi apa peduliku.

Dia mendekati meja kasir, dimana aku sekarang berdiri. Wanita itu mengangkat kepalanya seraya menyingkirkan helaian-helaian rambut dari wajahnya.

"Boo!"

"Oh astaga!! God damn it Yelena!" umpat ku padanya.

Gadis dihadapan ku tertawa terbahak. Satu tangannya memegangi perutnya yang sakit akibat tawa yang berlebihan. Aku memasang wajah kesal dan jengkel. Apakah lucu? Hey! disini jantungku hampir ingin kabur dari tempatnya!

Ku silangkan kedua tanganku di depan dada. "Puas huh?" aku benar-benar dibuat jengkel.

"Hahaha! I'm sorry Jacelinel. Aku hanya bercanda oke." permintaan maaf saja tidak cukup tahu!

Bloody EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang