Mamah

17 2 0
                                    

"ck, kayaknya gue harus ngomong empat mata sama Vero" orang itu yang tadinya melihat laptop Vero, akhirnya keluar dari ruangan Vero

Saat baru membuka pintu orang itu berpapasan dengan beberapa bodyguard, namun bodyguard itu malah memberikan hormat pada orang itu, kemudian kembali berjaga di depan ruangan Vero.

"Vero Lo jangan lupa janji Lo"ucap Maya pada Vero saat di dalam mobil, ucapan Maya hanya dibalas dehememan oleh Vero.

Lalu untuk Posisi duduk mereka adalah Vero dan Maya dibelakang, sedangkan Kelvin menyetir dan Shelly di sebelah kelvin.

"Laper"gumam Vero sambil memegangi perutnya, Maya mendengar gumaman Vero dan menghela nafas

"Shelly gue laper"ucap Maya pada Shelly

"Lo laper?mau makan apa?"tanya shelly

"McD kayaknya enak" jawab Maya

"Oke, woi landak berhenti di McD , cepet!!"ucap Shelly pada Kelvin, sementara Kelvin hanya menghela nafas dan mengikuti keinginan Shelly dan Maya. Jika kalian bertanya mengapa Vero diam saja, ia sebenarnya ingin sate ayam tapi karna Maya ingin McD ya sudahlah.

Setelah selesai makan di McD mereka pulang ke rumah Vero. Saat sampai disana mereka sudah disambut oleh papah Vero yang sudah ada di ruang tamu.

"Dari mana kamu Vero?"tanya papahnya

"Bukan urusan papah"Vero langsung menarik tangan Maya dan berjalan melewati papahnya , Maya hanya diam dan mengikuti Vero

"Tuan besar , mengapa anda tidak mengabari saya terlebih dahulu?"tanya Kelvin pada papah Vero

"Kalo saya kabarin dulu , pasti Vero ga pulang ke rumah" Kelvin hanya diam , lalu ia meminta izin untuk mengikuti Vero ke lantai atas, sedangkan Shelly yang kebingungan akhirnya mengikuti Kelvin

"Ck ,sial kenapa papah harus kesini"gumam Vero dengan nada kesal

"Vero?"tanya Maya ragu , karna melihat tingkah aneh Vero daritadi

"Hmm"lagi-lagi Vero hanya membalas dengan dehememan membuat Maya sedikit kesal. Maya langsung melepaskan tangan Vero yang menggenggam nya, dan itu membuat Vero menghentikan langkahnya lalu menatap Maya

"Kenapa?" Tanya Vero

"Lo yang kenapa ,daritadi lo diem terus"jawab Maya, Vero hanya memasang wajah datar mendengar ucapan Maya

"Nanti, sekarang Lo ikut gue"Vero kembali menarik tangan Maya dan melanjutkan langkahnya ke ruangan kerjanya

Saat sudah sampai ruangan kerjanya Vero mengunci pintu ruangannya dari dalam. Setelah itu Vero menyuruh Maya untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu , sementara Vero duduk di meja kerjanya sambil mengerjakan berkas-berkas perusahaan. Tentu Maya kebingungan kenapa dengan Vero?.

Tok tok tok

"Vero"panggil Kelvin, tapi bukannya menjawab Vero hanya diam saja sampai suara Kelvin menghilang dari balik pintu yang menandakan Ia sudah pergi. Maya yang melihat itu tambah kebingungan namun ia tetap memilih diam.

"Sinting kayaknya nih orang"gumam Maya sambil menatap Vero yang sibuk dengan laptopnya

"Gue nurut dulu deh, kayaknya moodnya lagi jelek" gumamnya lagi

Maya hanya diam saja selama Vero sibuk dengan laptopnya, tapi lama-lama kelamaan Maya mulai mengantuk, matanya sudah sangat berat rasanya. Tak lama kemudian akhirnya Maya tertidur di sofa.

"Maya kalo Lo cape Lo tidur di-" Vero tertawa pelan saat melihat Maya yang sudah tertidur pulas. Vero mendekati Maya dan mengelus pipi Maya

"Gemes banget pengin gue gigit" Vero mencubit pipi Maya tapi itu tidak membuat Maya terganggu sama sekali.

Maya merasa tidak nyaman saat tidur di sofa membuat Maya berganti-ganti posisi tidur nya. Vero yang menyadari itu akhirnya mengendong ala putri , dan keluar dari ruang kerjanya. Saat berjalan menuju kamarnya seseorang menepuk pundak Vero.

"Mau Lo bawa kemana dia?" Tanya orang itu dengan muka datar dan tatapan tajam

"Kamar"jawab Vero

"Gue perlu ngomong sesuatu sama Lo, dan cuma berdua"ucap orang itu

"Oke tapi nanti, Lo liat kan sekarang gue lagi ngapain?"

"Gue ikut Lo ke kamar, gue harus pastiin dia aman dari cwo kaya Lo"ucap orang itu , Vero tidak memperdulikannya ia berbalik badan dan berjalan ke kamar diikuti orang itu

Setelah Maya di tempatkan di ranjang Vero , orang yang ikut bersama Vero terus menatap Maya. Itu membuat Vero kesal tapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.

"Mau ngomong apaan,cepet gue ga ada waktu, gue sibuk ga kaya Lo"ucap Vero pada orang itu

"Balik ke ruangan Lo, kita ngomong disana" Vero hanya memutar matanya malas dan berjalan melewati orang itu

Saat sudah sampai di ruangan kerja Vero , orang itu mengunci pintu ruangannya Vero agar tidak ada orang lain yang dapat mendengarkan percakapan mereka.

"Lo langgar perjanjian kita!!!"orang itu tiba-tiba marah dan menarik kerah baju Vero

"Tunggu dulu , kalem dong" ucap Vero dengan tenang, orang itu akhirnya melepaskan kerah baju Vero

"Perjanjian mana yang gue langgar?" Tanya Vero

"Perjanjian kalo Lo ga bakal sentuh dia, kalo gue ikut sama Lo"jawab orang itu dengan nada marah

Vero tertawa mendengar jawaban orang itu , ia duduk di sofa dan menghela nafasnya pelan.

"Perjanjiannya bukan itu, perjanjiannya gue bakal lindungin dia, apapun yang terjadi"

"Lindungin dia maksudnya dari jauh bego, Lo malah masang kamera di apartemennya, peluk dia , gandeng tangannya, gendong dia"ucap orang itu

"Ooh jadi Lo yang masuk ruangan gue waktu gue pergi?"Tanya Vero

"Kalo iya kenapa?gue ada hak buat tau semuanya tentang Maya"ucapan orang itu barusan membuat Vero entah mengapa sedikit kesal, apa maksudnya hak untuk tau semuanya.

"Eh tunggu dulu, kalo gue langgar perjanjian, Lo juga dong" ucapan Vero membuat orang itu sedikit binggung

"Apa maksud Lo"

"Di perjanjian Lo ga akan nemuin Maya apapun situasi nya , kecuali udah gue suruh. Tapi kenyataannya Lo ketemu dia tadi kan?" Orang itu terdiam .Vero senang melihat lawan bicara nya terdiam karna ucapannya barusan

"Udahlah, gue banyak kerjaan Lo mending jaga diri Lo biar ga diliat sama Maya"ucap Vero, orang itu diam saja dan berjalan kearah pintu

"Oiya satu lagi"langkah orang itu terhenti menunggu Vero melanjutkan ucapannya

"Adik Lo bakal aman sama gue , Tuan Alexander Criftoon Vionatan" Vero menyeringai saat melihat Alex meninggalkan ruangannya

*************
Saat malam

"Vero!! Cepat kamu kabur" Teriakan seorang wanita yang terdengar sangat memilukan

"Mamah!!!" Tangisan seorang anak laki-laki yang berusia 5 tahun itu pecah ketika melihat sang ibu yang mulai lemas akibat asap yang tebal

"Mamah sayang Vero, maafin mamah  "kalimat itu adalah hal terakhir yang diucapkan wanita itu sebelum akhirnya Ia pergi untuk selama-lamanya.















VEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang