Bab 2. Seorang Renja

13 2 0
                                    

Bisakah menaruh harap pada seseorang yang sama sekali tidak memiliki rasa terhadap kita? Ini memang sepihak, tapi gue yakin dengan perjuangan akan menaklukkan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bisakah menaruh harap pada seseorang yang sama sekali tidak memiliki rasa terhadap kita? Ini memang sepihak, tapi gue yakin dengan perjuangan akan menaklukkan hatinya.

- Farenja Galvino

°

Happy reading guys!

🍁🍁🍁

"Lo cantik." Tepat kata itu terlontar, seorang dari belakang menepuk pundak Renja, seketika raut wajahnya berubah jijik mendengar kata cantik. Jelas tidak menerima mengingat dia laki-laki.

"Farenja Galvino sudah gila, gue tampan gini dibilang cantik. Mata lo katarak?!" ketusnya menyebut nama lengkap pemuda itu tak lain sahabat sendiri. Menghela napas berat di mana kedua bola mata melihat sekeliling siapa tahu ada yang mendengar.

Satu pemuda lagi tertawa melihat temannya. "Ngagetin orang aja," ucap Renja dingin kepada sahabatnya itu.

"Lo sih bikin orang emosi pagi gini," ujar Delan masih tidak menerima dirinya dibilang cantik.

"Lagian bukan lo yang gue bilangin cantik, tapi itu." Bola mata Renja terhenti tak melihat Anjana yang telah masuk ke kelas. "Orangnya ilang."

"Ha? Siapa? Lo suka orang nggak bilang-bilang. Katanya sahabat, anjirt lah." Delan mengomel seperti perempuan langsung ditertawai temannya.

"Cerewet banget kaya cewe," tegur Kryo dibalas dengusan. Akhirnya mereka bertiga masuk kelas. Perempuan sekelasnya menghampiri begitu genit, menyapa, memberi gombalan, memberi kode melalui kedipan mata. Semua diabaikan, tak terkecuali Delan raja meladeni cewek di kelas.

"Bro, sebenarnya gue tahu lo suka cewek yang ada di sekolah ini." Kryo berbasa-basi ketika duduk di tempatnya tepat bersebelahan Renja

"Tahu dari mana?" tanya Renja singkat tak sehangat ketika mengobrol dengan Anjana tadi.

"Lo sendiri, njirt, bukannya lo suka nyolot bilang ke cewe gajelas itu suka orang," ketus Kryo menatap Renja sinis. "Siapa sih cewe itu?" lanjut bertanya masih tak dibalas melainkan fokus bermain handphone.

"Kepo lo." Untung sahabatnya, jika bukan, anak ini bisa saja sudah diberikan tinjuan.

"Woi, kita udah sahabatan lama masa lo nggak mau bilang." Renja, Kryo dan Delan bertemu sejak MPLS di SMP hingga sekarang, memiliki hobi yang sama itu basket juga sama dari kalangan berada.

Orang tua mereka juga tak tanggung-tanggung mengeluarkan uang banyak demi membangun aula kedua sekolah demi persiapan perpisahan anaknya yang mewah.

Meskipun aula sebelumnya sangat layak dan nyaman ditempati, akan tetapi orang tua mereka nekat membangun khusus untuk anaknya sekaligus hadiah dari siswa ke pihak sekolah. Kepala sekolah tidak mungkin melarang niat orang tua anak ini, meski yang meminta itu mereka bertiga kemudian disetujui.

RENJANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang