Bab 3. Mulai Modus

8 2 0
                                    

Jika memang kamu memilih dengannya nanti tanpa tahu apa yang aku rasakan padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika memang kamu memilih dengannya nanti tanpa tahu apa yang aku rasakan padamu. Tak apa, biar aku saja yang memilih untuk mengalah.

- Arreon Asmaraloka

°

Happy reading guys!

🍁🍁🍁

Istirahat telah tiba, siswa-siswi berlomba menuju kantin mengisi perut juga menghabiskan waktu bercerita dengan teman. Sangat jarang yang ada tinggal di kelas, kalaupun tidak ke kantin memilih meluangkan waktu belajar bermain bola dilapangan. Ada juga ke perpustakaan atau ke ruang musik.

SMA Ganona memang salah satu sekolah swasta terbaik se-kota. Fasilitasnya juga tidak main-main dan rata-rata siswa sekolahan dari orang berada. Bukan anak dari orang yang mampu saja dapat sekolah melainkan SMA Ganona juga memberi kesempatan pada mereka yang terbukti berprestasi yang akan diberikan beasiswa hingga tamat sekolah.

Begitu dengan Anjana berhasil masuk karena lolos berbagai tes diberikan dan nilainya sangat memuaskan dibanding yang masuk karena bayar saja. Sebenarnya Anjana ragu ikut tes, tapi sang ibu selalu meyakini jika anaknya akan lulus dan terbukti sehingga sekolah di SMA Ganona.

"Ayo ke kantin," ajak Aelyn bersahabat.

"Gue bawa bekal," ucap perempuan itu. Aelyn cemberut, dia tahu jawaban sahabatnya akan seperti tadi. Mau tidak mau harus ke kantin sendiri lagi.

"Yaudah, gue ke kantin bentar abis itu balik kelas." Langsung saja dia bergegas ke luar meninggalkan Anjana sendirian di kelas. Perempuan itu hanya tersenyum sebelum Aelyn meninggalkan kelas.

Sembari makan, Anjana mengerjakan tugas diberikan tadi agar sampainya di rumah dia bisa langsung membantu ibu bekerja di tetangga. Dia selalu memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Kebetulan hari ini bukan piketnya di UKS jadilah bisa pulang lebih awal.

Anjana memang bagian dari anggota PMR, termasuk ketua dibidang kesehatan mengingat Anjana yang pintar diberikan kepercayaan mengelola UKS sampai dia memegang kunci cadangan selain gurunya. Takut jika kunci sebelumnya menghilang.

"Ini buat lo." Seorang pemuda masuk langsung duduk disebelah Anjana. Mereka memang teman kelas, jadi tak canggung lagi jika hanya berdua saja.

"Gue nggak minta ini, Arreon," ucap dia sembari menoleh ke pemuda tengah duduk di sampingnya.

"Gue kasih bukan karena lo minta Anjana." Seketika diam sejenak. Arreon sering seperti ini membelikan makan atau minuman tanpa diminta. "Em, jangan sering gini, mending duit lo tabung." Anjana merasa tak enak diperlakukan seperti ini. Yah, meskipun ada yang beranggapan hal ini biasa saja mengingat mereka adalah teman kelas.

"Kalau lo nggak minum, siapa lagi yang mau minum? Nggak mungkin dibuang." Menghela napas terlebih dulu kemudian mengambilnya.

"Terima kasih," kata Anjana sembari tersenyum. Sangat bersyukur memiliki teman sebaik Arreon dan Aelyn yang notebenenya Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMA Ganona.

RENJANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang