Bab 5. Sweet Seventeen

4 1 0
                                    

Tak ada yang lebih indah dari binaran ketulusan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang lebih indah dari binaran ketulusan seseorang.

🍁🍁🍁

"Selamat pagi anak Mama tersayang, selamat bertambah usia, menua dalam kebaikan ya, Sayang. Semoga segala urusannya dipermudah dan tercapai cita-citanya." Anjana baru saja terbangun, sangat bahagia mendengar ucapan dari orang tercinta. Hari ini adalah hari di mana dia lahir.

Keyuna memegang piring berisi kue bolu dibuatnya sendiri lalu diberikan lilin ulang tahun kecil, bukan lilin angka. "Hoaamm, Mama bikin terkejut saja pagi-pagi." Pelan mengucek mata menormalkan diri. "Terima kasih, Mama, Anjana sangat bahagia," ucapnya kemudian bangun mulai membaca doa.

"Amin," lanjut Keyuna setelah Anjana selesai berdoa. "Tiup, ngapain merhatiin Mama." Hanya cengar-cengir lalu meniup lilinnya.

"Sehat terus ya, Ma, jangan tinggalin Anjana. Bersabar ya, Ma, sampai Anjana bisa sukses bahagiain Mama."

"Amin .... ini dari Mama." Keyuna memberikan bungkusan kecil berwarna pink.

"Mana, Ma, manaa ...." Langsung saja Anjana membuka bungkusan itu, mata berbinar lalu tersenyum sangat senang ketika melihat kalung memiliki huruf A. "Mama ini sangat cantik, Anjana sangat suka." Bangun dari kasur medekat ke cermin melihat kalung berwarna perak itu melingkar di lehernya.

"Mama terima kasih, Anjana sangat bahagia, sangat beruntung punya Mama seperti Mama," ucapnya lalu memeluk Keyuna dari samping.

"Sini Mama bantu pasang." Piring tadi diletakkan ke kasur.

"Mama ini bukan asli, kan?" tanya Anjana di mana Keyuna hanya tersenyum.

"Ini asli, Nak."

"HA?!" Mulut sedikit terbuka, mata melotot sejenak. "Mama ini mahal, dapat uang dari mana?"

"Tidak apa-apa, Mama ingin kasih anak Mama hadiah spesial di ulang tahunnya ke 17 ini."

"Mama .... apapun hadiah dari Mama itu spesial dan berharga nggak harus mahal seperti ini. Jangan bilang Mama pinjam uang." Anjana bercoleteh sembari cemberut takut sang Mamanya harus pinjam uang demi dia.

"Enggak dong, kamu ingat Mama ada perhiasan satu set yang Mama simpan?" Anjana mengangguk membenarkan. "Mama jual terus beli kalung ini, sisanya ditabung jaga-jaga untuk kedepannya. Jangan merasa tidak enak karena Mama sedih kalau anaknya tersayang tidak menyukai hadiah dari Mama." Speechless sudah. Anjana kembali berhambur memeluk Keyuna.

"Nanti kalau Anjana udah banyak uang bakal beliin Mama perhiasan satu set lagi," ucap dia diisakan tangis terharunya.

"Iya makanya kamu belajar dengan baik ya, katanya mau jadi model." Keyuna mengusap kepala putrinya. "Udah jangan nangis lagi, sana mandi ntar telat ke sekolah lagi." Keyuna melepas pelukan Anjana lalu ke dapur mempersiapkan sarapan untuk anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang