Chapter tiga

6 4 0
                                    

Y A R A Z K A •

WARNING!!! 

⚠️ cerita YarAzka hanya fiktif belaka dan murni imajinasi dari penulis.  ⚠️

Jangan lupa vote & comen :-*

~ Happy Reading ❤ ~

°°•°°

Yara mengumpat saat rasa lapar kini menyerangnya saat suasana di dalam kelas sedang tegang. 

"Bapak sudah menuliskan beberapa soal, ada yang mau dengan suka rela mengerjakan? "

Pak Dodon guru matematika dengan kepala botak adalah akar dari masalah mengapa suasana terlihat panas dan mencekam.

"Saya pak!" Reza mengacungkan tangannya. 

Sekejap,  seluruh siswa membuang nafasnya lega.

Pak Dodon mendengus. "Saya bosan dengan kamu Reza,  apa di kelas ini hanya ada satu siswa?  Mengapa disetiap soal saya hanya Reza yang mau mengerjakan?!"

"Kamu duduk Reza, apakah ada yang mau mengerjakan lagi selain Reza?  Mengapa mendadak diam semua?  Bukannya saat saya selesai mengerjakan semua bilang paham?"

Suasana yang sedikit mencair seketika langsung menegang kembali,  Yara menunduk dalam,  melafalkan berbagai macam doa agar tidak  ditunjuk oleh Pak Dodon.

"Yara,  kamu yang mengerjakan. Latihan minggu kemarin kamu yang nilainya paling kecil,  kerjakan dengan teliti dan benar. Buat nilai mu membaik dengan soal ini."

Yara Menghela nafasnya berat. Dia bangkit dari kursinya dan melangkahkan kaki mendekati papan tulis. 

Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Dia mengamati soal itu,  seingatnya soal itu sama persis sama apa yang Bang Fathan ajarkan kemarin. Yara lantas mengingat-ingat cara apa yang diajarkan Abangnya.

Setelah menuliskan jawabannya Yara menoleh pada Pak Dodon. "Seperti ini pak?"

Pak Dodon mengangguk,  "nah, coba aja kamu tiap hari seperti ini.  Yasudah terimakasih kembali ke tempatmu."

Syukur Yara mengingat dengan benar apa yang Bang Fathan ajarkan. Kalau tidak,  bisa-bisa dia akan mengelilingi lapangan atau paling parah diberi soal-soal yang jauh berbeda dengan apa yang di ajarkan dan harus dikumpulkan besok. 

°°•°°

Hari minggu adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua orang,  dimana kita bisa tidur sepanjang hari tanpa khawatir telat masuk sekolah,  maupun kerja. Atau bahkan bisa menyenangkan diri dengan menyibukan diri dengan hal yang kita mau sepanjang hari.

Tidak terkecuali dengan Yara. Jam menunjukan jam sembilan namun Yara masih tetap nyaman tidur berpelukan dengan selimutnya.  Yap,  setidaknya sampai suara Bang Fathan tidak mengeluarkan suaranya sampai merusak mimpi indahnya. 

"YARA BANGUN. PAKET KAMU DATENG." diiringi dengan ketukan pintu yang membuat tidur Yara terganggu. 

"Apansih Bang! tolong ambilin,aku masi ngantuk banget," ucap Yara tidak jelas. 

"Gatau diri emang.  COD nih,  Abang nanti sore mau ngedate gaada duit buat bayarin paket kamu."

"Abang tolong kerjasamanya.  Masa lebih sayang pacar sih dari pada adeknya."

"Yara tolong kerjasamanya.  Kurirnya ngga nganterin paket kamu doang."

Pintu kamar berwarna biru muda itu terbuka,  menampilkan wajah bantal dan rambut urakan Yara.

"Tolong ambilin," ujar Yara setelah memberi uang kepada Bang Fathan.

Bang Fathan terkekeh,  "Jangan tidur lagi,  ilermu menguasai satu pipi tu. Mandi,"

Yara langsung memegang kedua pipinya, dengan kesal dia langsung menutup pintu kamarnya.

Azka :
Hari ini jadi? Aku bentar lagi sampe rumah kamu.

Sial, Yara lupa hari ini ada janji dengan Azka. Padahal Azka sudah mengingatkannya dari semalam.

Setelah memberi tahu Azka jika dia sedang bersiap melalui pesan. Yara langsung bergegas menyambar handuknya. 

°°•°°

Halo, halo,  haiii gaiss!

Terimakasih sudah membaca cerita aku, terimakasih untuk vote, comen dan krisarnya (´ε')

Ig : @putrihldsr

See you the next chapter ❤

YarAzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang