chapter empat

3 2 0
                                    

• Y A R A Z K A •

WARNING!!!

⚠️ cerita YarAzka hanya fiktif belaka dan murni imajinasi dari penulis.  ⚠️

Jangan lupa vote & comen :-*

~ Happy Reading ❤ ~

°°•°°

"Aku kagum deh sama kamu, bisa punya caffe di usia yang terbilang masih muda."

Azka tersenyum tipis,"ini bukan caffe aku,  Ara. Aku cuman menjalankan tugas dari Papah."

"Oh ya?  Bagus dong!  Berarti Papah kamu percaya anaknya bisa mengelola ini semua," sahut Yara.

Azka mengangguk membenarkan.  " Oh ya, hari ini ada cerita apa?"

Sederhana, namun tidak semua laki-laki paham. Azka memang sangat semenyenangkan ini, pribadinya yang lembut, pemikirannya yang dewasa, dan jangan lupa dengan perilakunya yang membuat perempuan manapun merasa sangat berharga.

Azka memang baik. Sangat baik,  namun sayangnya Yara belum bisa melupakan sosok laki-laki di masalalunya. Jahatnya Yara menerima cinta Azka hanya karena menjadikan Azka pelampiasan, Yara akui jika dirinya sangat jahat untuk laki-laki sesempurna Azka. 

Bahkan tidak jarang Yara membuat Azka tertampar dengan perilakunya yang terang-terangan menggambarkan jika Dio masih menjadi yang nomor satu. 

Namun apakah hati bisa dipaksakan?  Sekuat apapun Yara melupakan Dio -mantannya- Yara tetap tidak mampu.  Seberusaha apapun Yara berusaha untuk mencintai Azka namun pada akhirnya Dio adalah pemenangnya. 

"Belum ada. Tapi hampir saja aku lupa kalau hari ini kita jalan, untung Bang Fathan bangunin aku."

"Loh tumben? Biasanya Mamah kamu,"

" Kalau hari libur Mamah ngga berani bangunin aku. Menurut mamah,  hari libur waktunya untuk diri sendiri. Anak-anak Mamah walaupun mau tidur sampai sore pun ngga bakalan dibangunin." Yara menghentikan kalimatnya,  hanya untuk menyeruput coffe yang dibikin dari tangan Azka langsung. katanya mah, coffe rasa cinta Azka.

Respon Azka hanya mengangguk, karena ia tahu Yara akan melanjutkan kalimatnya.

"Sebenarnya, Bang Fathan bangunin aku juga karena ada paket dateng.  Emang rese itu orang!  Masa paket segitu doang gamau bayarin, katanya buat ngedate nanti malem sama pacarnya."

Raut muka kesal dari Yara membuat Azka tertawa.  Lucu! Sangat lucu. Ini adalah Salah satu alasan Azka suka jika Yara bercerita, raut muka yang gampang sekali berubah membuat Azka gemas. 

"Kok malah ketawa sih?"

Azka berdehem lalu berucap, "Mumpung masih bisa ketawa, gapapa kan? Ayo lanjut jadi gimana?"

Yara melirik sinis,  namun dia tetap melanjutkan ceritanya.  "Tapi Ka, aku sedikit penasaran sama pacar Bang Fathan yang ini,  Katanya mah udah dua bulan jadian. Kira-kira cewenya kayak gimana ya?  Ko bisa tahan sama Bang Fathan yang playboy."

"Jangan berprasangka buruk,  siapa tahu emang Bang Fathan cocok sama yang ini makannya bisa sampai dua bulan. Mending do'ain biar Bang Fathan langgeng sama yang ini," ujar Azka.

"Iya tau deh yang temennya mah, belain terus," sindir Yara bercanda. 

Azka tertawa, tingkah Yara membuat Azka tidak ingin berhenti tertawa.  Azka bahagia dengan Yara,  dan semoga Yarapun demikian.

Ting!

Bunyi notifikasi dari handphone Yara membuat fokus pasangan itu teralihkan,  yara kemudian mengambil benda pipih itu.

"Bang Fathan," ucap Yara memberi tahu Azka. 

Bang Fathan :
Pulang beliin makanan untung.

You :
Ngerepotin!

"Pulang nanti Bang Fathan nitip beliin makan untung,  gapapa?" tanya Yara. 

Azka mengerutkan alisnya, "untung siapa?"

"Kamu inget pas aku cerita Bang Fathan beli kucing? Bang Fathan namainnya untung,  katanya sih selain males mikirin nama biar kucing itu bawa keuntungan buat dia," jelas Yara membuat Azka tertawa, lagi.

Kemudian yara ikut tertawa. Sungguh!  Tawa Azka sangat candu dan bikin menular.

°°•°°

Hallo, hallo,  haii guys!! 

Terimakasih sudah membaca cerita aku,  terimakasih vote, comen, dan krisarnya ^ω^

Ig : @putrihldsr

See you the next chapter ❤

YarAzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang