Bel istirahat sudah berbunyi, hari pertama sekolah sudah diisi dengan rangkaian rumus kimia yang sulit dipahami tetapi tidak dengan Ashana Zeline Laquitta. Gadis itu sangat menyukainya, walau begitu ia juga sangat pintar dalam hal hafalan seperti pada pelajaran-pelajaran anak IPS. Tak masalah bagi dirinya jika ia adalah anak IPA, ia masih bisa mempelajari pelajaran anak IPS hanya dengan membaca buku.
"ke kantin yuk." ajak Letta teman baru Ashana.
Tanpa izin dari pemiliknya, Letta langsung menggandeng tangan Ashana, berniat untuk mengajaknya pergi bersama ke kantin.
"emm.." Ashana tampak berpikir, ia malas pergi ke kantin dengan gadis itu. Pasalnya sejak tadi Letta hanya mengajaknya bercerita tanpa mau berhenti.
"ga lapar?" tanya Letta menatap Ashana yang tampak berpikir keras dengan ajakan teman sebangkunya itu.
"ga deh ta, gue udah janji sama Kelvin. Lo duluan aja." tolak Ashana halus.
"Kelvin? Lo udah punya temen baru beda kelas Shan?" tanya Letta bingung.
"dia abang gue." jelas Ashana santai. Tidak tahu saja jika abang yang dimaksud Ashana adalah idola para kaum hawa di SMA Bintang Nusantara
"oh gitu... yaudah deh, gue pergi sama yang lainnya aja kalo gitu." tanpa menunggu jawaban dari Ashana, Letta langsung pergi dan bergabung dengan kawannya yang lain.
Ashana kini sedang terduduk lesu di kelas. Menelungkupkan kepalanya dengan kedua tangan yang ia letakkan di atas meja. Kini matanya terpejam. Sudah biasa ia seperti itu, jika tidak ada Kelvin ia akan mengurung diri dan hanya bicara jika ada yang meminta.
"cil." panggilan itu, panggilan itu sangat Ashana sukai jika ia sedang bosan dan merasa kesepian walau pada kenyataannya di luar kelas X IPA 2 dipenuhi oleh banyak siswa yang berkeliaran.
"nungguin gue ya?" tanya Kelvin membuat Ashana menatapnya dengan datar.
"hm"
"ck! sekolah baru, suasana baru, baju baru, tas baru, semuanya baru. Tapi kenapa lo masih lesu gitu sih mukanya? Ga enak diliat banget. Pengen gue sleding rasanya." ucap Kelvin asal.
"gue—gue kepikiran sama... Albian."
Siapa Albian? Albian adalah sesosok laki-laki yang Ashana sukai. Albian tipikal cowok pendiam yang cukup idaman, fisiknya memang beda jauh dari Kelvin, tapi sikap Albian sangat dewasa dan itu membuat Ashana senang. Perlu digaris bawahi, Ashana adalah tipe cewe (versi dunia wattpad) yang tidak memandang fisik. Ia lebih suka bagaimana sesosok laki-laki itu berperilaku.
Kelvin menggeram, sudah berapa kali ia menasehati adiknya itu supaya menjauh dari Albian. Nyatanya, Albian yang disukai Ashana bukanlah sosok yang baik. Menurut pandangan Kelvin, Albian sangatlah brengsek. Ia dengan sengaja memberikan harapan untuk Ashana, lalu meninggalkannya, membiarkan Ashana terhanyut dalam perasaan tanpa adanya balasan apapun dari Albian.
"ngapain lo mikirin cowo itu? Udah gue bilang, lupain dia Shana, lupain!" tegas cowok itu.
Jika Kelvin sudah berani memanggil Ashana dengan nama asli, maka sudah dipastikan lagi ia sangat murka dengan Ashana. Gadis itu sangat keras kepala, jika ia cinta dengan seseorang dan ditolak, Ashana akan terus mengejarnya tanpa peduli sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan untuk semua cowok brengsek yang menyakitinya itu.
"lo udah tiga kali digituin cowok Shana! Mau sampe kapan lo jadi bodoh kayak gini cuman karena cinta?!" Kelvin mengusap wajahnya kasar.
Dalam hidup Ashana, ia sudah mencintai 3 orang laki-laki. Dan semuanya menolak perasaan Ashana, entah bagaimana bisa. Kelvin juga tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESHAN
Random"maaf karena aku telah mencintaimu lebih dari saudara." __________________________________________________ Kelvin Louis Mahendra merupakan anak tunggal dari pasangan Nyonya Margaretta dan Tuan Mahendra. Selang satu tahun setelah Kelvin lahir-Margar...