sabikan neken tombol bintang di sudut kiri dibawah?
Pagi kek biasanya, De baru aja bangun setelah mendengar teriakan bahagia dari bundanya di lantai bawah. Bingung? jelas, pasalnya apa yang membuat bundanya begitu bahagia saat ini?
"Bunda kenapa teriak-teriak?" tanya De, mengabaikan sosok lainnya di ruang makan itu, matanya fokus pada bundanya yang saat ini tersenyum bahagia.
"Iniloh, Hanni bakal satu sekolah sama kamu lagi," jawab sang bunda dengan entengnya.
"Oh, Hanni satu sekolah lagi sama De? Yau-" ucapan De terputus. Hanni? Satu sekolah lagi? Sama De?
"AELAH HAN, NGAPAIN SIH HARUS SATU SEKOLAH SAMA GUE? KAN LOE BISA MASUK KE SEKOLAH LAINNYA? GUE BOSEN LIAT MUKA LOE MULU!" jerit De begitu sadar dengan ucapan bundanya membuat keduanya terkejut bahkan juga membuat membuat ayahnya yang baru akan memasuki ruang makan itu terkejut.
"Biarin, gue suka," jawaban singkat dari sang pelaku pembuat onar cukup membuat De menggeplak kepalanya dengan tatapan mautnya.
"Sumpah, loe gak capek liat gue mulu?" tanya De sembari mendudukkan pantatnya disalah satu kursi meja makan, duduk dengan wajah di tekuk karena salah memilih tempat duduk.
"Kagak," jawab Hanni sembari tersenyum lebar, namun senyuman itu tampak mematikan untuk De sendiri.
"Bun, ini hanni pagi-pagi udah ada disini aja?" tanya ayah pada istrinya yang sibuk meminum susu kehamilannya.
"Itu loh yah, Hanni bakal satu sekolah lagi sama De, terus mau ngajak De nyari barang-barang buat sekolahnya nanti," jelas sang bunda setelah selesai menghabiskan susunya dan menaruh gelasnya di meja makan. Ayahnya hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Titip De seperti biasanya ya Hanni, geplak aja palanya kalau susah di bilangin atau kalau mau nyari masalah lainnya," pinta ayah pada Hanni. Yang di beri tugas hanya mengacungkan jempolnya tanda siap.
'Sial-sial-sial! Ini bocah suka banget ngikutin gue,' batin De sedih. Niat hati bakal ngerusuh disekolah barunya tapi apa daya kalau ada Hanni itu berarti De gak bisa buat kerusuhan. Alamat jadi anak kucing lagi nih.
"De, habis ini ke mall ya cari barang-barang yang di butuhin sama sekalian gue mau nyari novel baru," ajak Hanni dan hanya di jawab anggukkan kepala oleh De.
"Emang barangnya banyak?" tanya bunda menatap keduanya bingung.
"Enggak juga sih bun, cuma dikit tapi kalau berdua kan gak bakal bosen," jawab Hanni enteng. Gk bosen apanya? Ini De bakal jadi babu dadakannya Hanni lagi.
"Gak usah lama-lama, gue mau nonton drakor," ucap De.
"Drakor mulu, gak capek?" tanya Hanni. De menggelengkan kepalanya pelan. Acara sarapan pagi itu gak tenang seperti sebelum-sebelumnya, Hanni yang selalu membuat De naik darah dan kedua orangtua De yang malah bahagia melihat kesengsaraan putri mereka.
tbc<3
KAMU SEDANG MEMBACA
DeHan
Short Story"Gue gak mau ya satu sekolahan sama loe lagi!" "Sayangnya gue mau tuh satu sekolahan bahkan satu ruangan sama loe," "WOY PLEASE LAH CUKUP 9 TAHUN LEBIH BEBERAPA TAHUN AJA NIH KITA KETEMU TERUS, CAPEK GUE LIAT MUKA LOE BANGS-" Niat hati Willy Pradat...