sabikan neken tombol bintang di sudut kiri dibawah?
Mereka berdua keluar dari bilik toilet dengan Hanni yang menyentuh pipi kirinya yang panas dan bisa dipastikan berwarna merah sekarang. Sedangkan De mengibaskan tangan kanannya yang terasa sakit.
"Mulai saat ini, gue mau kita jauhan." ucap De, nadanya terdengar serius dan tidak mau dibantah, baru saja Hanni ingin membantahnya namun De lebih dahulu pergi dari pandangannya. Ia menyesali tindakannya yang selalu spontan saat bersama De, namun ia tidak memungkiri jika bibir De manis layaknya permen karet kesukaannya.
"Sorry, gue gak bermaksud ngebuat pertemanan kita jadi kek gini," gumam Hanni pelan. Ia ikut keluar dari kamar mandi, tanpa Hanni dan De sadari ada orang lain dikamar mandi itu, mendengar semuanya dari awal sampai akhir. Dua anak manusia itu saling menatap dan tertawa kecil.
"Kek loe dulu pas mau gue taklukin," sindir gadis berambut kepang dua pada gadis lainnya yang berambut sebahu.
"Gigi mending diem, jangan ngeselin atau gak dapat jatah cuddle!" peringatan dari gadis berambut sebahu cukup membuat Gigi -gadis berambut kepang dua menatapnya horor.
"Gak! Cuddle harus ada," rengek Gigi.
"Bica jahat banget gak ngasih Gigi cuddle," lanjut Gigi, nadanya terdengar merengek. Sedangkan Bica hanya mendengus kesal.
"Gak." final Bica, dan gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan Gigi yang mengejarnya dan mengatakan maaf berulang kali, melewati Hanni dan De yang berjalan berjauhan.
***
Setelah mereka berdua muter-muter kek gansing kini akhirnya mereka bisa mengistirahatkan tubuh mereka dan kaki mereka di kelas. Ya Hanni dan De terpaksa memutari sekolah itu karena letak kelas mereka yang cukup ribet dan sulit ditemukan, bahkan saat ini yang ada dikelas mereka hanya separuh murid, mungkin sisanya sedang kebingungan mencari kelasnya.
"Hai, kenalin gue Gigi lebih tepatnya Gigi Hanfansa Pratama," ucap seorang gadis berkepang dua sembari menjulurkan tangannya pada De yang disambut senang hati.
"Gue Willy Pradata Devonya," jawab De lalu melepaskan jabatan tangan mereka.
"Gue Sabica Putri Nilovin," ucap Bica, gantian dia yang mengulurkan tangan pada De dan disambut hangat oleh gadis itu.
"Hanni Tyvara Williams, panggil aja Hanni," ucap Hanni mengulurkan tangan pada Bica dan Gigi dan disambut baik oleh mereka berdua. 4 gadis cantik yang seperti akan terikat dalam benang yang tak terlihat. Bica dan Gigi duduk dibangku didepan Hanni dan De. Posisinya Hanni dan De duduk sebangku lagi setelah beberapa siswa mengatakan jika bangkunya tinggal 4, niat hati De duduk di belakang karena ia tau Hanni tidak akan suka duduk di kursi belakang namun dugaannya salah, Hanni malah terlihat santai saja duduk disampingnya.
"Kalian berdua temen sejak SMP atau gimana?" tanya Bica, memulai obrolan mereka.
"Temen dari embrio sampek sekarang," jawab De. Bica membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O' terkejut karena dua gadis itu yang berteman lebih lama dari dirinya dan Gigi.
"Sabi nih kita bikin gc berempat biar seru kalau mau hangout gitu," usul Gigi mendapatkan respon positif dari Bica dan Hanni, namun berbeda dengan De yang tampaknya sedikit tidak tertarik dengan masalah grup chat yang Gigi usulkan.
"Minta nomor kalian atau barcode aja biar gue scan," pinta Bica yang mulai mengeluarkan ponsel pintarnya, Hanni tanpa ragu memberikan barcode nya pada Bica sedangkan De masih tampak mempertimbangkan.
"Punya loe mana?" tanya Hanni sembari menoleh kearah De, melihat gadis itu yang sibuk melihat ponselnya.
"Mager, loe aja yang invited gue di gc," ucap De, matanya masih terfokus pada layar yang menampilkan scene kiss antara pemain drakor. Antara laki-laki dan wanita tentu saja. De seketika ingat dengan ciuman yang baru saja ia dapatkan dari Hanni, membuatnya langsung mematikam ponselnya dan menaruhnya dimeja. Pipinya terasa panas dan juga perutnya terasa ada kupu-kupu yang menggelitik.
Hari itu hanya ada pengenalan osis dan beberapa guru yang akan mengajar dikelas mereka, juga dibagikan jadwal pelajaran dan kunci loker.
De akhirnya bisa bernafas lega saat kakinya ia seret keluar dari area sekolah, menarik nafas dengan kuat dan menghembuskan secara perlahan. De pulang terlebih dahulu, meninggalkan Hanni, Bica dan Gigi yang masih sibuk dengan beberapa ekstrakulikuler yang akan mereka ikuti.
***
"BUNDA!! DE PULANG!!" teriak De kencang namun kali ini hanya keheningan yang menyambutnya. Ia bingung lantas berjalan dengan perlahan memasuki rumah, menemukan secarik kertas di pintu kulkasnya. Catatan kecil dari bundanya dan juga ayahnya.
to : de
from : bunda dan ayahDe maafin bunda sama ayah ya, tugas dadakan dari atasan gak bisa kami tolak, jadi kamu akan sendirian selama beberapa hari atau bahkan minggu, ajak Hanni menginap jika takut, uang jajan dan makan akan bunda kirim ke rekening mu, okey? ah iya itu ada masakan dari bunda dimakan ya, ada beberapa sayuran juga di kulkas kamu bisa menghangatkannya jika mau.
we love you De<3
De menghembus nafasnya kesal, bunda dan ayahnya kembali mendapatkan tugas. Ingin rasanya ia mencakar muka atasan bunda dan ayahnya namun ia ingat jika atasan mereka adalah kakeknya, mana mungkin De berani yang ada De malah di cincang dan dibuang ke laut. Gadis itu akhirnya memilih menaiki tangga menuju ke kamarnya setelah memastikan bawa pintu rumah, jendela dan juga gerbang rumahnya terkunci secara sempurna. De bisa saja menelpon Hanni namun mengingat kejadian di toilet membuatnya enggan. Ia masih tidak mau bertemu Hanni ataupun mendengarkan penjelasan dari Hanni. Ia takut, takut akan menghancurkan pertemanan mereka selama ini.
"Sialan," gumam De pelan, perlahan ia membuka pintu kamarnya dan menutupnya tanpa lupa mengunci lagi, ia mendekati meja belajarnya mengambil kunci kecil yang ia jadikan kalung dan membuka laci tersembunyi di sana, mengambil satu bungkus rokok yang masih tersegel dengan rapi, membukanya dengan tergesa-gesa, lalu jari itu kini telah mengapit batang nikotin, bibir merah itu telah menyesap pelan nikotin tersebut sembari menyalakan korek api miliknya. Asap putih mulai memenuhi ruangan kamar De, tanpa tergesa gadis itu menghidupkan kipas dan membuka sedikit jendela kamarnya agar aroma rokok keluar dari kamarnya.
"Loe apa-apa sih Han, ngapain loe nyium gue?"
"Ngapain? Loe mau ngehancurin pertemanan kita?"
"Loe bukan lesbi dan gue tau itu, tapi itu tadi apa?"
"Sial, loe benar-benar menjijikan Hanni, sangat." gumam De, ia mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri, mencari jawaban atas perilaku Hanni yang tadi pagi dan juga saat di toilet. Dan De kehilangan clue. Ia tidak bisa menebak alasan apa dan penyebabnya.
tbc<3
KAMU SEDANG MEMBACA
DeHan
Short Story"Gue gak mau ya satu sekolahan sama loe lagi!" "Sayangnya gue mau tuh satu sekolahan bahkan satu ruangan sama loe," "WOY PLEASE LAH CUKUP 9 TAHUN LEBIH BEBERAPA TAHUN AJA NIH KITA KETEMU TERUS, CAPEK GUE LIAT MUKA LOE BANGS-" Niat hati Willy Pradat...