sabikan neken tombol bintang di sudut kiri dibawah?
Pagi yang cerah, De bangun lebih dahulu dan menemukan Hanni masih terlelap disampingnya. Semburat merah di pipinya menandakan bahwa ia ingat kejadian semalam, di malam dimana Hanni mengklaim dirinya, dimalam dimana Hanni menyesap payudaranya masih teringat bahkan desahannya yang meminta Hanni lebih terekam jelas.
"Hanni," panggil De pelan, gadis itu merubah posisinya, duduk di perut Hanni, ia menyibakkan baju Hanni dan menemukan perut kotak-kotak milik Hanni juga binder-bra yang membungkus payudara Hanni. Ia mengusap pelan perut Hanni, membuat gerakan abstrak di sana, menganggu ketenangan Hanni yang terlelap.
"De?" panggil Hanni dengan suara seraknya, suara khas bangun tidur, De mendongakkan kepalanya, tersenyum manis saat melihat Hanni yang menatapnya sebelum kembali melihat perut Hanni, perlahan De menurunkan kepalanya, mengecup pelan perut Hanni lalu menghisapnya kuat, memberikan tanda kepemilikan di sana.
"Hanni, ayo mandi," ajak De, Hanni merubah posisinya, ia duduk dengan punggung yang menyender ke tembok. Menatap De yang benar-benar panas didepannya. Baju tidur yang tersingkap memperlihatkan paha mulus milik De dan juga tali di bahu kiri De yang telah terjatuh di sisi lengannya, semakin membuat Hanni panas.
"Gue masih mager, nanti aja ya," ucap Hanni, menolak ajakan De untuk mandi bersama, IA TAKUT KHILAF LAGI...TAKUT...
"NGGAK! AYO MANDI!!" ajak De lagi dengan nada berteriak kesal, ini sudah pagi, mereka harus sekolah.
"Morning kiss?" ucap Hanni, De mendengus namun badannya ia condongkan kearah Hanni, mengecup pelan bibir Hanni sebelum melumatnya kecil, menyesap bibir bawah dan atas secara perlahan. Hanni memilih diam, ingin tau sampai mana De akan menyesap bibirnya.
"Udah," tegur Hanni, mendorong pelan badan De membuat bibir mereka terlepas, benang saliva terjalin indah di sana. De hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Gimana kalau ayah, bunda, bapak sama ibu tahu hubungan kita?" gumam De pelan, wajahnya terlihat sedih.
"Ya gak gimana-gimana," ucap Hanni santai. Ya santai karena sebelum ia berani mencium De disekolah ia sudah mengatakan ke mereka berempat bahwa Hanni merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar teman pada De, dan respon mereka? BAHAGIA! HANNI SEMPAT SYOK NAMUN SEJURUS KEMUDIAN DIA PAHAM JIKA KEEMPATNYA ADA KUMPULAN ORANG YANG MENYUKAI GXG, GILA! HANNI BARU TAU FAKTA ITU.
"Ih, kok gitu?!" kesal De, ia takut tapi Hanni malah terlihat santai kek di pantai, ngeselin.
"Emang mau gimana lagi hm?" kini gantian Hanni yang bertanya. De menatapnya.
"Nanti kalau mereka tau terus misahin kita gimana? Gue gak mau pisah sama loe," jawab De sembari menaruh kepalanya di dada Hanni, mendengarkan detak jantung Hanni yang berdetak pelan dan teratur. De gak tau aja kalau Hanni mati-matian nahan detak jantungnya yang berpacu kencang, tangan Hanni terulur, mengusap pelan rambut De, satu tangannya melingkar manis di pinggang ramping De. Menikmati semua momen kebersamaan mereka setelah De resmi menjadi milik Hanni. Kebersamaan yang gak bisa Hanni dapatkan saat status mereka hanya sekedar 'teman'.
"Gak akan, gue yang bakal nolak mentah-mentah keinginan mereka, kebahagiaan gue ada di loe De." jelas Hanni, menenangkan De yang terlihat siap menangis lagi.
***
Setelah selesai dengan acara pemaksaan dari De, kini mereka berdua telah berada di kelas, De benar-benar memakai rok sedangkan Hanni akhirnya memakai celana milik De, bisa dibilang switch sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DeHan
Short Story"Gue gak mau ya satu sekolahan sama loe lagi!" "Sayangnya gue mau tuh satu sekolahan bahkan satu ruangan sama loe," "WOY PLEASE LAH CUKUP 9 TAHUN LEBIH BEBERAPA TAHUN AJA NIH KITA KETEMU TERUS, CAPEK GUE LIAT MUKA LOE BANGS-" Niat hati Willy Pradat...