03

238 29 0
                                    

sabikan neken tombol bintang di sudut kiri dibawah?

De baru saja bangun saat mendengar gedoran di pintu kamarnya, kemarin setelah selesai menemani Hanni belanja dan makan soto De kira penyiksaannya sudah selesai nyatanya enggak! De masih di seret lagi oleh Hanni malamnya setelah Hanni melihat salah satu postingan di Ig milik toko yang menjadi langganannya, gantungan kunci menggemaskan berbentuk kucing yang satu paket dengan anjing membuat Hanni menyeretnya. Dan De baru tidur setelah jam 11 malam, karena Hanni meneleponnya dan mulai bicara tentang gantungan kunci yang baru ia beli.

"DE! UDAH JAM 6 LEBIH! KAMU BAKAL KETINGGALAN MOS HARI PERTAMA!" teriak bundanya didepan pintu kamarnya membuat De yang baru mengumpulkan nyawanya tersentak, ia menatap horor jam dinding di kamarnya.

"HANNI SIALAN! GEGARA LOE GUE TELAT JANCOK!" teriak De, bunda yang mendengar teriakkan dan umpatan De terkejut bahkan lebih terkejut saat mendengar suara jatuh dari kamar putrinya. Bundanya hanya mengelus dadanya sabar, ia tau yang jatuh barusan adalah De karena gak lama umpatan lainnya terdengar dari mulut gadis itu.

"Belum bangun bun De?" tanya Hanni yang sudah berada disampingnya. Sang bunda hanya menghela nafasnya pelan.

"Masuk aja, nih kuncinya buat jaga-jaga kalau kita lagi keluar buat tugas kamu yang ngurus De ya," ucap bundanya sembari memberikan kunci cadangan pada Hanni yang diterima dengan senang hati.

"Bunda tinggal ke bawah," ucap bunda sembari menghilang dari pandangan Hanni, perlahan gadis itu memasukkan kunci ke lubangnya dan memutar beberapa kali sehingga menimbulkan bunyi yang menandakan pintunya telah terbuka.

"Berantakan banget," gumam Hanni, begitu ia membuka pintu kamar De dan memasuki kamar itu. Matanya terfokus pada baju seragam milik De yang tergantung di dinding, namun wajah menyerngit heran saat melihat bawahan baju De, bukan rok seperti miliknya namun celana yang seharusnya dipakai oleh cowok.

"HANNI! SIAPA YANG NGASIH LOE KUNCI KAMAR GUE HAH?" teriak De yang baru saja keluar dari kamar mandi dan menemukan Hanni duduk di kursi meja belajarnya, menatapnya dengan tatapan tajamnya. De kikuk sendiri, ini pertama kalinya Hanni menatapnya dengan tatapan seperti itu.

"Jelasin." perintah Hanni sembari menunjuk seragam milik De.

'Mati gue,' batin De. Gadis itu perlahan mendekati Hanni dan tanpa segan duduk dipangkuan Hanni membuat Hanni spontan melingkarkan lengannya pada pinggang De. Takut gadis manis itu terjatuh di kebelakang.

"Maaf," cicit De. Aura Hanni benar-benar menakutkan.

"Gue udah ijinin loe makek celana selama ini, tapi untuk kali ini gue gak ijinin lagi." ucap Hanni membuat De meringis takut, gadis itu langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hanni dan menghirup aroma Hanni yang cukup memabukkan.

"Han, boleh ya," ucap De pelan, suaranya teredam di ceruk leher Hanni.

"Enggak." tolak Hanni kuat. Gadis itu sudah cukup bersabar dengan semua yang De lakukan namun seriusan? DE MAU MAKEK CELANA LAGI DI SMA? GAK CUKUP SELAMA 9 TAHUN INI?

"Han," panggil De lagi.

"Gue gak terima penolakan De, dan loe tau itu." tandas Hanni sembari menarik tubuh De semakin dekat dengannya, mengabaikan jika De hanya memakai tank topnya dan celana pendeknya seperti biasa, menampilkan tubuh mulusnya pada Hanni.

"Cuma 3 tahun kok," protes De, masih gak mau ngalah. Hanni menghela nafasnya pelan. Capek juga ia kalau harus beradu mulut dengan De.

"GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK! LOE TAU GUE GAK SUKA DIBANTAH!" bentak Hanni tanpa sadar. De yang dibentak langsung terkejut dan tubuhnya menegang, Hanni yang sadar jika ia membentak De langsung mendorong sedikit tubuh De memberikan ruang antara mereka. De kini mulai terisak.

cup
cup
cup
cup
cup

5 ciuman kecil Hanni berikan pada wajah De, dan ia hanya menatap sebentar bibir merah De sebelum akhirnya juga mengecup bibir itu cepat. De hanya terdiam, ia takut...bahkan sangat takut, Hanni dengan kemarahannya adalah hal yang De takutkan.

"Jangan bantah, pakek rok." perintah Hanni. De hanya menganggukkan kepalanya lemas, gagal lagi ia memakai celana karena Hanni. Namun ini pertama kalinya Hanni mencium wajahnya dan bibir, pertama kalinya Hanni melakukan hal yang gak pernah De bayangkan. Biasanya Hanni hanya mengusap pipinya dengan pelan dan mengatakan hal-hal menenangkan lainnya tapi kini? Hanni berani mencium wajahnya dan bibirnya...bibirnya? BIBIRNYA? SIALAN FIRST KISSNYA DIAMBIL OLEH HANNI.

"HANNI SIALAN, FIRST KISS GUE BANGSAT!" teriak De saat baru sadar, ia turun dari pangkuan Hanni dan menatap Hanni kesal. TUHAN IJINKAN DE NGEBUNUH HANNI SAAT INI JUGA!!

"Cuma first kiss gak usah lebay," sinis Hanni. De menatapnya horor, lalu melemparkan bantal ke wajah Hanni. Kesal, marah, malu menjadi satu. Namun anehnya ia merasakan kupu-kupu menggelitik diperutnya.

"Han, keluar, gue mau ganti baju," usir De tanpa berniat menatap Hanni, ia dengan santai melepaskan tank topnya didepan Hanni. De tidak tau saja jika Hanni menahan dirinya untuk tidak membuat tanda kepemilikan dia tubuh mulusnya.

'Ah, gue bayangin loe ngedesahin nama gue De,' batin Hanni. Ia meneguk ludahnya kasar. De dengan segala hal yang sempurna di dirinya membuat Hanni tersiksa.

***

Mereka berdua harus menerima nasib karena keterlambatan mereka masuk MOS di hari pertama, Hanni dan De berakhir di toilet lantai 3 sekolah itu. De masih terus menggerutu kesal sedangkan Hanni mencoba menulikan telinganya.

"Mulut loe gak capek ngomong terus?" tanya seseorang dari belakang De, bukan Hanni yang berbicara karena gadis itu berada di depan De membersihkan kaca. De membalikkan badannya dan menatap sosok yang kini di depannya, menjulang tinggi layaknya tiang bendera. Yang pasti gendernya cowok.

"Loe siapa? Ini toilet cewek," ucap De, memperingati cowok di depannya itu bahwa dia sedang berada di depan toilet cewek.

"Tau, gue ketos disini dan gue mau cek kalian berdua," ucapnya datar. Matanya menelisik ke seluruh toilet memastikan jika toilet itu bersih tanpa noda.

"Bagus juga kerja kalian, bisa sih jadi ob," sindirnya lalu pergi gitu aja kek jelangkung.

"KETOS SIALAN!" teriak De dengan umpatan. Hanni hanya menggelengkan kepalanya pelan, merasa jika sosok ketos tadi adalah saingannya.

"De, udah selesai loe mau ke kelas atau jadi penunggu toilet ini?" tanya Hanni yang ternyata telah membersihkan barang-barang yang ia pakai untuk membersihkan kaca dan menaruhnya disudut kamar mandi. De berbalik menatap horor pada Hanni.

"ENGGAK MAU!" teriak De sekali lagi. Entah apa yang gadis itu makan pagi ini, suaranya benar-benar layaknya toa pengumuman.

"Teriak mulu loe bangsat," sinis Hanni, telinganya terasa berdarah karena teriakan De.

"APA? GAK TERIMA? GAK TERIMA GUE TERIAK?" tanya De kesal. Hanni berjalan kearah De dan menarik tangan gadis itu untuk memasuki salah satu bilik kamar mandi, mengukung tubuh De yang diantara kedua tangannya yang bertumpu pada pintu kamar mandi. Tanpa De sadari Hanni mengunci pintu biliknya. Wajah Hanni perlahan mendekat dan De dapat merasakan hangat nafas Hanni di wajahnya. Hingga sebuah benda kenyal layaknya jelly menyentuh bibirnya, menjilat bibir atas dan bawahnya secara sensual. De masih terdiam mencerna apa yang baru saja Hanni lakukan padanya, namun desahan halus keluar dari bibir merahnya tanpa ia sadari saat Hanni dengan lancangnya mengigit bibir bawahnya gemas, seakan mendapatkan akses dari De. Ciuman Hanni berubah menjadi lumatan-lumatan kecil, lidahnya bahkan telah masuk ke dalam mulut De, mengajak lidah De untuk saling bertaut, bertarung bahkan Hanni tanpa ragu menyesap lidah De kuat. Erangan dan desahan tertahan dari De membuat suasana diantara mereka memanas.

tbc<3

DeHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang