L I M A

127 22 7
                                    

jangan lupa follow

vote dan komen.

happy reading

***


Sebuah nisan bertuliskan nama PERMANA AJI di tatap sendu oleh sepasang pemuda yang baru saja selesai membersihkan rerumputan dan dedaunan kering yang sebelumnya berserakan dan menutupi nisan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah nisan bertuliskan nama PERMANA AJI di tatap sendu oleh sepasang pemuda yang baru saja selesai membersihkan rerumputan dan dedaunan kering yang sebelumnya berserakan dan menutupi nisan itu.

Dua pemuda laki-laki dan perempuan itu kini menyatukan kedua tangannya masing-masing dan merapalkan doa-doa melalui gerakan bibir tanpa suara, kemudian setelahnya menabur bunga dan menyiram air mawar di atas nisan.

"hai ayah, tara dateng nih.

Ayah kangen raka kan?nih tara bawa orangnya.

Susah banget yah nyuruh dia nemuin ayah, yang bilang sibuklah, capeklah, belum ada waktulah.

Padahal dirumah dia Cuma goleran nggak jelas tau yah kalau libur,Marahin tuh yah. 

tapi tara jangan ikut dimarahin ya, Kan tara sibuk beneran."tara tertawa kecil dan melirik sekilas ke arah raka yang sedari tadi hanya diam menatap sendu nisan dihadapannya.

"tara sama raka udah kuliah sekarang yah, tapi kita ngga satu kampus.

Kalau yang satu ini raka jangan dimarahin ya, tara tau gimana usaha dia belajar biar bisa masuk ke kampus tara. Tapi emang rejekinya bukan disitu yah, nggak apa-apa kan yah?

Tapi anak ayah hebat kok, dia udah mandiri sekarang bahkan dia udah punya bengkel sendiri lho yah, meskipun langganannya baru cewek-cewek SMA sama mahasiswi-mahasiswi gemoy yang tiap minggu rutin dateng ke bengkel Cuma mau ganti pentil ban. Padahal sebenernya cuma pengen liat muka anak ayah yang katanya ganteng ini doank"tara kembali tergelak dengan candaannya sendiri dan melirik lagi ke arah raka yang sesekali mengerjapkan mata menahan ari matanya.

Diraihnya tangan raka untuk digenggam, lalu tersenyum tipis saat raka menoleh kearahnya.

"ayah pernah bilang sama kita agar bisa selalu saling menjaga kan? Kita udah lakuin itu kok yah, bahkan sejak kecil kan kita udah begitu. Jadi ayah nggak usah khawatir, kita akan selalu seperti itu dan tumbuh jadi orang baik seperti yang ayah harapkan. Dan kita berdua janji akan selalu ada buat satu sama lain. "tara tersenyum dengan sebelah tangan yang terulur membelai nisan didepannya.

"lo nggak mau ngomong apa-apa ka?"tara menyenggol pinggang raka dengan sebelah lengannya.

Raka menarik nafas panjang kemudian membuangnya kasar,dan bergeleng sekilas untuk menghilangkan keinginannya untuk menangis.

"hei ayah, ini raka.

Maaf ya raka baru kesini, maaf juga bahkan setelah satu tahun raka belum bisa sepenuhnya ikhlasin ayah.

ANNOYING,BUT I LOVE..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang