1. secara zahir atau yang terlihat tidak riya' namun dalam diri/hatinya sebenarnya riya'. Contoh, membicarakan keburukan orang lain untuk membuktikan bahwa dirinya tidak demikian.
2. seseorang menceritakan nikmat-nikmat yang Allah berikan padanya. Hal ini sebenarnya boleh bila tujuannya untuk bersyukur. Namun menjadi tidak boleh apabila dalam hatinya ingin disebut sebagai orang yang mulia, berderajat tinggi, bertaqwa, shalih. Karena yang demikian adalah riya yang terselubung.
3. seseorang memuji-muji guru-gurunya agar dia dikenal sebagai murid dari guru yang hebat.
4. seseorang menunjukkan dirinya seolah low profile atau tawadhu', namun dibalik itu adalah penctiraan.
Note: tapi ini jangan dijadikan bahan untuk su'udzon pada orang lain, kita cukup menilai yang zahirnya saja.
5. rasa bangga karena banyak orang yang hadir dikajiannya. Menganggap itu terjadi karena panitianya, atau karena ustadznya adalah saya.
6. gembira ketika orang yang mencela kita mendapatkan musibah, lalu berpikir bahwa itu terjadi karena dia mencela kita. Harusnya kita bersedih dan memahami mereka.
7. memamerkan punya istri empat. Seperti tiba-tiba saja ngasih tau "Istri saya empat". Untuk menghidupkan syi'ar sunnah boleh-boleh saja tapi hati-hati dengan jerat setan yang berusaha membuat kita riya' ketika menyi'arkan sunnah.
KAMU SEDANG MEMBACA
UFA Class: Silsilah Amalan Hati
Non-FictionAmalan hati itu adalah amalan yang terus menerus, seperti ikhlas, qona'ah, tawakkal, dan takut kepada Allah. Maka ini terjadi terus menerus. Sementara amalan badan ada batasannya seperti shalat. Bila shalatnya selesai maka selesai pula amalannya. B...